Tentang perasaan, kebingungan, keterombang-ambingan, keegoisan,...
Tentang apapun itu tentang perasaan

Apakah benar aku ada untuk seseorang? Apakah benar seseorang ada untukku?
Apakah benar ada seseorang yang akan melengkapiku? Dan akulah pelengkapnya?
Apakah nyata jika seseorang berkata padaku, "Kamu melengkapi hidupku."?

Hah....  Aku terheran-heran! Memang hidupku tidak lengkap apa?!
Dan apakah aku harus menunggu seseorang hanya untuk berkata, "Akhirnya hidupku lengkap."?

Ha7..
Pertanyaan yang konyol kupikir saat ini, dan aku juga sempat berpikir seperti itu untuk waktuku berangan-angan indah,... tentang  seseorang, tentang perasaan.

Tapi, seseorang 1, seseorang 2, 3 dan seterusnya hanya menjadi pelengkap untuk sementara waktu, toh pada akhirnya hanya ada aku, dan akhirnya timbullah konklusi di pikiranku,
"That's all just bullshit!"
Saat ini...
....
Hmmmm,...
Aku sudah lengkap tanpa orang lain melengkapiku, dan aku tidak akan memelas menunggu hal-hal yang absurd dan tidak pasti. Untuk apa?! Aku punya semua yang kubutuhkan. Kepercayaan, keyakinan, lingkungan, teman-teman, ...
Jadi untuk apa lagi aku menunggu hal yang menyesakkan pikiran?

Meski pada akhirnya aku mengakui jika ini menyesakkan. Entahlah??

Sepertinya aku masih patah hati. Patah hati yang membawa logikaku kembali.


----




Antara teh dan kopi. Bagiku sudah seperti buah simalakama dan dilema jika harus memilih salah satunya. Kenapa? Ya karena aku mencintai keduanya. sama. imbang. Jika harus memilih aku akan memilih semuanya, jika tidak boleh mending tidak usah saja semuanya. Hahaha... Seperti urusan cinta yang terbagi dua saja. 

Teh memberiku kenyamanan, ketenangan dan kedamaian. Sedangkan kopi memeriku kehangatan, semangat, dan kekuatan. Semuanya kubutuhkan dalam menjalani hari-hariku yang terkadang terlalu keras ataupun terlalu hampa. Dengan berbekal teh dan kopi seakan hidupku semakin berwarna, bergelora, dan bergairah. Lebay mode on! 

Setiap pagi kubuka mata terbangun dari tidurku, meski aku lebih sering bangun siang, maka hal pertama yang kulakukan setelah cuci muka dan buang hajat adalah menyeduh teh atau kopi. Teh atau Kopi? Yah, tergantung mood dan emosiku, meski lebih sering aku menggilir teh-kopi berdasarkan keberadaannya di lemariku. Jika ada teh ya teh, jika ada kopi ya kopi, jika ada semuanya ya tinggal pilih teh atau kopi. Jika tidak ada gula? Ya tinggal minta tetangga. Hidup itu gampang banget kan... :-)

Aroma minuman hangat di pagi hari adalah yang terbaik nomor 2, setelah kenikmatan buang hajat rutin yang menjadi nikmat no 1 tentunya.Hehehe... Aroma itu membangunkan aku dari lelah letih dan lesu gara-gara salah posisi tidur, begadang, atau apapun semalam. Rasanya siap untuk menjalani hari ini. So, buka harimu dengan teh atau kopi.

Jika siang menjelang, es teh ataupun es kopi juga selalu menjadi minuman andalan. Bukan rahasia lagi bahwa menu minuman yang akan selalu ada hampir di seluruh warung di seantero negeri adalah teh-kopi. Es teh atau Teh es ataupun Teh dingin (ini tergantung di daerah mana penyebutannya) selalu menjadi teman makan siapa saja di mana saja. Ingat iklah teh botol SoS*O "Apapun menunya minumannya selalu es teh". hehehe... Sehabis makan bakso pedas nan panas, kemudian mulut dan tenggorakan diguyur dengan teh manis dingin. Syurrr...... Rasanya alamak,... (sejenak lupakan bahwa hal ini tidak sehat :-P)

Beda lagi kalau malam. Deadline kerja menumpuk. Mata sepat mengantuk. Apa obatnya? Apa??? Yup caffeine adalah jawabannya. Secangkir kopi hitam panas mengepul selalu menjadi teman paling setia jika malam-malam begadang harus dilalui (meski tak jarang tetap aja ngantuk, hehehe). Namun jika malam hari kita gelisah, ingin tidur tidak bisa meski badan lelah, segelas teh hangat manis akan memberikan kehangatan yang bisa menjadi pengantar tidur yang melenakan. Nyaman. Enak. Hangat. Nyenyak. 

Kenikmatan 'join kopi' juga selalu menjadi daya tarik untuk begadang berkelompok bersama para sahabat. Malam mingguan beramai-ramai, menyanyi-nyanyi dangdutan bak orang gila baru keluar RSJ, gitar-gitaran, dangdutan, atau bahkan diskusi serius tentang politik dan masa depan, ehm,... kopi tak kan pernah lewat. Atau ketika kita kedinginan di malam-malam saat naik gunung, atau menikmati semilir angin laut di pantai, paling enak adalah 'ngopi' beramai-ramai. Rasanya seperti berbagi rasa dan berbagi asa dengan sesama sahabat. Hangat dan damai. 

Join kopi bisa juga diganti Join teh kalau emang ga ada kopi. Hehehehe. Hidup itu gampang bro and sist. So pilih teh atau kopi. Pilih keduanya meskipun poligami dilarang dinegeri ini. (Ga Nyambung !!)






Title: サプリ /Sapuri /Suppli
Genre: Romance
Episodes: 11
Broadcast year: Summer 2006

CAST
Ito Misaki as Fuji Minami
Kamenashi Kazuya as Ishida Yuya
Eita as Ogiwara Satoshi
Shiraisi Miho as Yugi Yoko
Shida Mirai as Konno Natsuki
Ryo as Tanaka Mizuho
Asami Reina as Watanabe Yuri
Sato Koichi as Imaoka Kyotaro


Sapuri (Suppli) hanya seperti dorama romance pada umumnya. Menampilkan pesona Kamenashi Kazuya ketika masih berada unyu-unyunya. Di dorama ini Kame-kun akan jatuh cinta dengan perempuan yang lebih darinya; lebih tua, lebih mapan, lebih dewasa. Kisah cinta ini mengingatkanku pada Kima Wa Petto yang sukses membawa kisah cinta beda usia antara Matsu Jun dan Koyuki. Tapi Sapuri tidak se-ekstrim dan se-spektakuler Kimi Wa Petto. Meskipun kisahnya lebih real, nyata tapi ya biasa saja. Sapuri hanya dorama pada umumnya. Tidak terlalu bagus, tapi tidak jelek juga.

Cerita ini asalnya dari manga dengan judul yang sama yaitu Sapuri (english-Suppli) karya Mari Okazaki.  Kisah berputar tentang cinta di lingkungan kerja, yaitu di sebuah perusahaan kreatif (bidang periklanan). Ishida Yuya, seorang baito(pekerja sambilan)  jatuh cinta dengan Fujii Minami, seniornya. Sosok Minami yang dewasa, elegan, dan pekerja keras menjadikannya salah satu staff kreatif  yang berprestasi. Namun di balik kesuksesannya, Minami adalah penyendiri dan tidak terlalu aktif dalam percintaan. Setelah putus dari pacarnya, dia jadi lebih sering berinteraksi dengan teman-teman kerjanya.  Yuya, seorang baitomuda telah membuat perubahan dalam hidup Fujii. Kisah cinta Minami-Yuya akan dihiasi dengan cinta-cinta lain dari rekan kerjanya yang akan semakin membuat cerita di dorama ini berwarna. Tidak hanya kisah cinta pria-wanita, tapi ada juga kisah cinta ayah dan anak yang cukup menyentuh hati. Bagaimana kompleksitas kisah cinta antar rekan di satu tempat kerja? Mungkin Sapuri bisa sedikit menggambarkannya.

Alur cerita Sapuri lambat dan agak membosankan di awal-awal episode. Alih-alih kisah cinta Yuya-Minami, lebih dari separuh episode malah menceritakan rumitnya kisah cinta segitiga antara Tanaka-Ogiwara-Minami. Ogiwara yang galau memilih antara Tanaka dan Fujii, Affair Tanaka yang telah bersuami, dan kebingungan Fujii akan cintanya pada Ogiwara. Semua itu terlalu banyak menyita waktu dan berputar-putar. Selain itu, cinta bertepuk sebelah tangan Watanabe kepada Ishida juga mempersulit alurnya. Terlalu rumit kurasa. Masa iya sih dalam satu kantor bisa sampai muter-muter antara siapa suka siapa, siapa cinta siapa. :) . Tapi mungkin itulah hebatnya Jepang, meski banyak affair dan cinta di lingkungan kerja, itu tidak mengurangi kerja mereka.

Setelah Ishida berpacaran dengan Fujii, alur mulai mendingan meskipun kurasa hubungan mereka agak sedikit aneh, meskipun sedikit cute. Setidaknya tidak terlalu membosankan.  Kisah cinta antara Yamaoka dan Yugi justru terjalin dengan mulus, meski tidak tidak terlalu di ekspos. Kisah cinta ayah-anak antara Yamaoka dan Natsuki juga lucu dan imut. Pada awalnya Natsuki yang masih remaja memusuhi Yugi yang menjadi kekasih ayahnya, namun berkembang menjadi teman di ujung-ujungnya. Aku menikmati justru kisah mereka. Apalagi di episode terakhir ketika Yamaoka dan Yugi menghadiri resital piano Natsuki, sungguh hangat dan romantis.

img source: here


Banyak dialog-dialogtentang pekerjaan yang sangat cepat dan sulit dipahami. Aku rasa bagian ini tidak terlalu penting sehingga banyak kulewatkan di awal-awal episode. Bidang kreatif periklanan menjadi latar cerita dari satu kreasi iklan ke iklan lain. Baru kurasakan menarik menjelang akhir-akhir cerita. Klimaksnya di iklan jam tangan yang dibuat Fujii. "WATCHing with you" sepertinya akan sulit untuk dilupakan. Poin yang lumayan berhasil menjadi endingdorama ini.

Kamenashi Kazuya cukup mengesankan dalam memerankan karakter Ishida Yuya yang energik dan riang. Aku merasakan pesona charmingnya Kame-kun di sini. Namun justru sebaliknya, Misaki Itoh terlalu biasa menjadi seorang Fujii Minami. Maaf-maaf, tapi aku tidak merasakan gregetnya seorang wanita karier mandiri yang cantik dan sukses. (Bandingkan dengan Koyuki di Kimi Wa Petto). Eita, Ryo, dan beberapa pemeran pendukung lainnya juga cukup berhasil meskipun tidak bisa kukatakan outstanding. Nilai lebih untuk pemeran Natsuki-chan. So Kawaii and cool. 

Beautiful Kame :)

Lanjut lagi,...


Jika mau benar-benar mendalami dorama ini, sesungguhnya banyak pelajaran yang bisa didapatkan. Di dalam cerita ini banyak dipaparkan bagaimana proses kreatif dalam membuat iklan. Bagaimana menggali ide-ide kreatif yang berasal dari imaginasi dan juga lingkungan sekitar kita. Yahh, meskipun terkadang disampaikan dalam dialog yang kurang menarik. Satu hal yang paling kuingat hanyalah bagaimana proses Minami menemukan idenya untuk iklan jam tangan dan berakhir menemukan frase indah "WATChing with you...." .

Lagu pembuka, "You" yang dinyanyikan Kat-tun lumayan menghibur dan ehm...gimana ya? Aku tidak tahu lagu ini kok rasanya kurang chemistry, kurang masuk di ceritanya. Tapi beruntungnya, aku lebih dulu kenal lagu ini daripada dramanya, dan aku juga suka Kat-tun, jadi tetap menyenangkan mendengarkannya. Lagu lainnya yaitu Blue days dan Real Voice yang dinyanyikan oleh Ayaka, yahhh lumayanlah meskipun tidak terlalu memikat hatiku.



Good part: couple Yamaoka-Yugi, father-daughter's love, WATChing with you..., Kame-kun cuteness.
Bad part: Boring plot, too fast dialogue, mediocre main cast (Misaki Ito).

Itulah sekilas tentang Sapuri. Jika bukan karena Kame-kun aku tidak akan sempat menonton dorama (jadul) ini.

7/10

--------------------------------Net262


Wrist Watch. Why Watch? Because we watch it time to time, and the watch also watch us every time. 
Membaca dan menulis adalah salah satu proses dalam berpikir kreatif. Yuk digabungin. 

img source:here
Ketika membaca sumber pustaka (buku, dokumen, artikel, dll), seringkali kita menemukan ide-ide menarik di dalamnya. Terkadang ada beberapa paragraf penting yang mendapatkan tempat lebih dalam pikiran kita. Dari ketertarikan inilah kreatifitas berpikir dimulai. Hal-hal penting yang tertulis dalam pustaka itu menstimulasi otak kita untuk bertanya, menyimpulkan, atau hanya sekedar mengingatnya.

Namun kita terkadang terlalu malas untuk memproses 'ketertarikan' itu. Pada akhirnya, semua yang kita baca hanya menguap begitu saja, bersama dengan bibit-bibit kekreatifan berpikir yang tidak jadi tumbuh. Berapa banyakpun buku yang dibaca rasa-rasanya akan hambar jika kita hanya sekedar membaca, tanpa berpikir lebih. Karena itulah, mari kita mulai untuk selangkah lebih maju dalam membaca kreatif.

Bagaimana caranya?

Jawabannya adalah Menulis. Menulis apa?
Menuliskan apa yang kita pikirkan. Setelah membaca pustaka dan menemukan bagian-bagian yang menarik hendaknya langsung dituliskan. Kenapa menulis? Baca ini: Kenapa harus menulis?
  
Lanjut lagi tentang membaca pustaka. Bagaimana caranya menuangkan ketertarikan terhadap apa yang disampaikan dalam sumber pustaka?

Secara tidak sengaja aku membuka buku catatan ketika sekolah dulu. Pelajaran Bahasa Indonesia. Di dalamnya aku mencatat bahwa ada 3 (tiga) cara untuk menuliskan hasil membaca pustaka. Apa saja itu?  1) Kutipan, 2) Ringkasan, 3) Parafrase. 

Ketiga cara ini dipakai untuk menuliskan hal-hal yang kita anggap penting dari hasil membaca kita. Perlu diingat bahwa ini bukan menulis review satu buku yang biasanya ditulis ketika selesai membaca buku. Menulis yang dimaksud di sini adalah menulis hal yang menarik, bisa saja kita temukan ketika baru mulai membaca, separuh halaman, atau kapanpun kita menemukan hal menarik. Sehingga tulisannya juga tidak hanya satu, tapi bisa banyak. 
img source: here

Misalnya kita menemukan satu paragraf yang menarik, maka kita akan membuat tulisan hasil membaca kita, umumnya dituliskan dalam selembar kertas/ kartu (namun bisa juga dituliskan dalam buku ataupun di komputer). Kartu kutipan, ringkasan, atau parafrase dapat kita simpan. Dengan kartu-kartu ini, maka kita bisa membuat dokumentasi hasil membaca kita. Jika kita bisa membuat misalnya 5 kartu untuk 1 buku, coba dihitung berapa kartu yang bisa kita kumpulkan untuk satu rak buku berisi 1000 buku. Koleksi yang hebat kan!

Penjelasannya masing-masing adalah sbb:

1. Kartu Ringkasan.

Seperti namanya, kartu ringkasan berisi ringkasan dari hasil membaca. Ringkasan dibuat lebih pendek dari teks aslinya. Misalnya kita menemukan 4 paragraf dalam buku yang kita anggap menarik, maka kita menulis ringkasannya dalam 3-4 kalimat. Sebelum tulisan ringkasan, dituliskan juga sumber pustakanya. Pengarang, tahun terbit: halaman. Misalnya: 


Nonette, 2011: 28

Boyolali diperkirakan akan menjadi kota besar tahun 2020,..... (isi ringkasan)


2. Kartu Kutipan

Menulis kartu kutipan berarti mengutip persis teks seperti dalam sumber pustaka ditambah dengan pertanyaan/komentar terkait kutipan itu. Misalnya ada satu paragraf yang sangat menarik dan sarat informasi, maka sebaiknya kita membuat kartu kutipan. Kita menulis persis kutipan, dan di bawahnya kita tuliskan pertanyaan/komentar yang didahului tanda anak panah (untuk membedakan antara kutipan dan komentarnya). Dituliskan juga sumber pustakanya. Pengarang, tahun terbit: halaman. 


Nonette, 2011: 60

  .......Produksi pertanian di Boyolali semakin meningkat karena berbagai faktor,.....
  ......(isi kutipan)

------> Apakah hasil pertanian bisa diekspor,..... (pertanyaan/ komentar)


         3. Kartu Parafrase

Parafrase berarti menuliskan ulang suatu teks dengan bahasa sendiri. Misalnya kita menemukan paragraf yang menarik, maka kita menuliskan isi dari paragraf itu namun dengan bahasa sendiri. Apa yang dituliskan tidak terbatas informasi dalam teks tapi juga interpretasi dan analisis kita terhadap teks itu. Parafrase biasanya akan lebih panjang dari teks aslinya karena berisi uraian gagasan dari pembaca (penulis parafrase). Menulis parafrase juga harus dimulai dari identitas pustakanya.  Pengarang, tahun terbit: halaman. 

   Nonette, 2011: 56

   Meskipun Boyolali bisa menjadi kota besar, banyak hal perlu dibenahi yaitu,..(isi parafrase)
   .................
   .................


Itulah tiga cara menuliskan hasil membaca.  Ada baiknya setelah selesai membaca pustaka, menuliskan juga reviewnya. Semoga bermanfaat bagi siapa saja (termasuk aku tentunya, hehehe,...)


--------------------------------Net262




“Menulislah dan kamu akan mendapatkan banyak kejutan dalam hidup”.


img source:here
Menulis adalah keterampilan tingkat lanjut yang bisa dicapai oleh seseorang. Kita bisa saja melihat, mendengar, membaca informasi di sekeliling kita, namun untuk menuliskannya, itu butuh proses lebih. Ada tahapan ‘berpikir’ dan ‘kreasi’ di dalamnya. Maka jangan heran, orang yang sepertinya pandai bicara belum tentu ia juga pandai menuliskannya.

Kalimat di atas itu sangat kupercaya dan kuyakini sepenuh hati. Menuliskan sesuatu, apapun itu menjadi hal yang sungguh menyenangkan meskipun tak jarang sangat memuakkan. Menyenangkan adalah ketika menulis diary, menulis cerita yang kita suka, dll. Memuakkan ketika harus menulis karya ilmiah, skripsi, atau laporan kerja J.

Kepuasan ketika selesai menulis itu sungguh tak tergambarkan. Rasanya otak seperti di refresh kembali. Bukan hanya itu, hasil tulisan itupun sering membuat terkagum-kagum. Misalnya ketika jatuh cinta, kita bisa menjadi pujangga dadakan dan menuliskan puisi-puisi cinta. Kelak, ketika dibaca lagi nanti pasti kita akan terkesima, “Kok bisa ya aku nulis kaya’ ginian?”. Atau ketika selesai menulis skripsi/tesis, “Gila!! Ga nyangka aku bisa nulis sampai 100 halaman lebih!”.  Akhir-akhir ini aku membuka diariku ketika masih SMP, dan aku tertawa-tawa sendiri membaca kisah cinta monyetku dulu.  Perasaan-perasaan terkejut itulah yang bagiku sangat seru.

Menulis itu banyak manfaatnya, aku bisa menuliskan 4 poin dan masih bisa ditambahkan lagi.
Manfaat menulis adalah :

img source: here
1) Menulis akan melatih kita untuk berpikir lebih terstruktur. Hal ini karena ketika ketika menuangkan dalam tulisan, sejumlah ide-ide dan pikiran yang berseliweran dalam otak, maka kita akan dihadapkan dengan banyak pilihan kata dan kalimat yang harus kita susun agar mewakili ide kita. Seringkali aku merasa bahwa apa yang kutulis kadang tidak sesuai dengan apa yang kumaksud (setelah kubaca lagi tulisanku).

2) Menulis membuat kita lebih pintar. Kita tidak dapat menulis ketika kita tidak paham akan hal yang akan kita tuliskan. Jika demikian, caranya adalah menuliskan daftar pertanyaan. Berbagai pertanyaan akan merangsang kita untuk mencari jawabannya.

3) Menulis dapat menambah daya ingat. Saat menulis, otak, mata, tangan bekerja semua. Mereka bekerja sama menghasilkan suatu karya (tulisan). Aku tidak tahu alasan ilmiahnya, tapi aku yakin bahwa hal-hal itulah yang membuat kita lebih mengingat apa yang pernah kita tuliskan dibandingkan hanya sekedar membaca saja. (Tentu kita masih ingat kan ketika waktu sekolah dulu, ada guru-guru yang memaksa muridnya menulis. Padahal di buku juga sudah ada. Katanya biar ingat. :) )

4) Tulisan akan menjadi dokumentasi yang baik. Bisa saja kita akan lupa beberapa hal penting. Dengan tulisan, kita akan dengan mudah menemukan apa yang kita lupakan itu (dengan penyimpanan yang baik tentunya). Bagiku, hal yang paling indah sekaligus lucu adalah ketika aku membaca kembali buku harianku sejak masa SD dulu. Itu adalah kenangan yang sangat berharga.

5) Silakan ditambahkan sendiri,...

Jadi, jika ingin hidupmu penuh kejutan, mari menulis. Biarkan imajinasi dan kreasi terbang bebas melalui tarian jari-jari kita.

 ------------------------------------------Net262