Kesepian dalam keramaian. 
Apa pula itu? Bisakah manusia merasa terasing di tengah-tengah jenisnya?
Bagaimana perasaan orang tersesat di hutan belantara seorang diri? Bukankah dia juga kesepian?

Ah, mau sendiri atau beramai setiap manusia selalu kesepian.
Mungkin karena pada dasarnya kita itu sendirian.



Adakah orang yang bisa bebas dari rasa kesepian? Merdeka dari keterasingan? 
Rasa yang dibuat-buat sendiri. 
Sepi adalah ilusi.
Maya.

Bukankah dunia penuh ramai? 
Tak percaya?
Pejamkan mata, buka lebar-lebar telinga. 
Rasakan begitu berisiknya dunia: desau angin, rintik air, gerisik dedaunan, riuh rendah suara kehidupan.
Bahkan jantungpun berdetak.
Ramai!!!

Lalu sejenak buka mata, lihat dunia. 
Semua yang sama akan tampak lain dalam kesadaran yang baru. 
dan ucapkan selamat tinggal pada kesepian. 

---

Sore itu aku sedang berada di terminal, menunggu bus yang akan mengantarkanku ke Bogor, dari kampung halamanku tercinta di Boyolali. Waktu ketika menunggu selalu membawaku ke awang-awang, memikirkan hal-hal yang kadang tak pernah terpikir di waktu biasa. Mataku menuntunku untuk melihat sosok para pedagang asongan yang sedang duduk menunggu kemunculan bus-bus di sepanjang terminal. Ah, rasanya sesuatu mulai bergejolak di pikiranku. Para pedagang asongan itu membuatku mengawang-awang, mengingatkanku pada masa silam, membawaku pada kenangan, sepotong-potong dalam lamunan. Lalu 'Mas Cemani' pun hadir. Siapa dia?


Seseorang di masa lalu,  entahlah namanya siapa, yang teringat adalah dia dipanggil 'Cemani'. Aku memanggilnya Mas Cemani, seorang pedagang asongan terminal yang pernah indekost di tempat orang tuaku. Aku yakin Cemani bukanlah nama asli. Itu terlalu aneh di telinga, bahkan bagiku yang orang Jawa. Nama julukan itu pastilah berasal dari kulitnya yang hitam, meskipun tak sehitam orang Papua. Cemani berarti hitam, bahasa Jawa. Ketika itu aku masih TK kurasa, 5 tahun mungkin. 

Pada suatu sore menjelang senja, aku dan Mas Cemani duduk berjongkok berhadap-hadapan berdua di jalan masuk menuju halaman rumah. Aku memakai rok dan dia memakai celana jeans dan kemeja kotak-kotaknya. Di tengah-tengah kami ada unggun kecil yang kami nyalakan. Api kecil dari unggun itu seakan sedikit memberikan terang di remang senja itu. Kayu-kayu kecil, serpihan dari kayu bakar yang dibelah oleh tukang kayu tadi siang. Ya, saat itu ibuku berjualan kayu bakar. 


Aku ingin membakar plastik agar nyala unggun kita lebih besar dan lebih lama, tapi kemudian Mas Cemani mengatakan jika nyala dari kayu akan lebih awet. Ah, aku tak percaya. Sepanjang yang aku tahu dari hidupku yang 5 tahun itu, plastik akan lebih lama terbakar. Lelehan plastik pun masih menyala kan? Itu yang kuyakini. Lalu kamupun mulai membakar kayu, aku membakar plastik. Kita beradu siapa yang nyala apinya lebih lama? Akhirnya,... Aku pun kalah. Api mu lebih lama bersinar sedang apiku sudah lebih dulu padam. Plastik bungkus kerupuk yang kupungut di halaman ternyata tak bisa menguatkan keyakinanku.

Mas Cemani. Dia selalu tersenyum dan tertawa ringan saat 'hitam'nya dijadikan bahan bercandaan, ledekan. Dia hanya tersenyum dan sering menimpali dengan candaan pula. Tidak banyak yang bisa kuingat dari Mas Cemani, selain kulit hitam, rambut lurus pendek, mata putih tajam, baju kemeja kotak-kotak, jeans belel dan dagangan asongannya yang dipanggul di pundak. Serta satu momen indah saat aku dan Mas Cemani bermain unggun kecil itu. 

Dimanakah Mas Cemani yang itu? Apakah aku bisa mengingatnya jika mungkin tak sengaja bertemu dengannya? Apakah dia juga masih mengingatku meski dengan hanya ingatan yang secuil ini?

Jika kupikirkan lagi, sesungguhnya apa arti pertemuan antara satu orang dengan orang lainnya? Dalam hidup, manusia selalu saling bertemu, berinteraksi sekecil apapun. Apakah arti pertemuanku dengan Mas Cemani? Apakah itu akan mempengaruhi hidupku? Begitu juga sebaliknya? Lalu apakah artinya aku bertemu dengan tukang kondektur bus ini? penjual tiket? penjaga WC? dan ribuan orang yang kutemui dalam hidupku? 

Rasanya berlebihan jika aku mengatakan bahwa Mas Cemani sangat berarti dalam hidupku. Toh dia hanya orang lewat yang sedikit menyita ruang memoriku, tidak lebih nampaknya. Tapi tidak mungkin juga dia tak berarti. Nyatanya, saat aku menuliskan ini,  aku merasa sangat nyaman. Rasa nyaman ini pula yang memicuku untuk mengingat kembali orang-orang yang singgah di memori otakku. 

Ah, ini rasanya seperti sedang me'refresh ingatan. 

(Widimartani Arum Pertiwi)

Ini adalah catatan tentang seorang sahabat, seorang teman yang dalam hidupku yang cuma sekali ini telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk kutemui. Ya, melalui catatan ini aku ingin mengungkapkan betapa mereka-mereka ini sangat berharga. Benar-benar berharga hingga aku bahkan kadang tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. 

Me n Widi '03

Hai Wid, hehehe.. Senangnya akhirnya aku bisa bertemu denganmu setelah sekian tahun berlalu. Paling tidak 4 tahun sudah kita tidak ketemuan ya. Tapi beberapa hari yang lalu, ketika aku bertemu denganmu, aku tidak merasakan sesuatu yang asing darimu. Ah, kamu tetap Wiwid yang kukenal sejak dulu. Wiwid yang selalu tersenyum, selalu ramah, sedikit kikuk, dan selalu membuatku nyaman untuk tidak berbasa-basi. Hehehe, atau memang akunya saja ya Wid yang gak tahu malu. Ya, kamu tahu kan jika aku dari dulu seperti itu. Tapi percayalah, tidak ke semua orang aku tunjukkan sisi itu. Hanya orang-orang tertentu yang kurasa nyaman saja. Dan kamu adalah salah satu dari yang sedikit itu. Hehehe...


Yang berbeda darimu hanyalah kini ada dua sosok kecil dan imut-imut yang mengelilingimu. Ya, Fathan dan Isan, semoga aku tidak salah nulis namanya. Sungguh Wid, senang rasanya melihat anak-anak kamu yang lucu dan menggemaskan. Tingkah Fathan yang tidak bisa diam atau senyum nyengirnya Isan tentunya tidak akan mudah aku lupakan. Ingin rasanya menggendong mereka, tapi sayang mereka tidak mau. Hiks hiks hiks...  Sedikit ada sesal yang kurasakan. Kamu tahu? Ya, absenku itu Wid. Rasanya aku telah banyak melewatkan waktu-waktu penting dimana seharusnya seorang sahabat hadir. Ketika kamu menikah, ketika pertama kali Fathan lahir, atau waktu-waktu lainnya yang selalu aku lewatkan. Ah, kok jadi sedih gini ya?

Kalo diingat-ingat lagi, kapan ya pertama kali kita bertemu? Mungkin pas kita SMP ya? Ya, pasti begitu karena memang kita satu sekolahan. Tapi saat itu aku hanya mengenalmu sebatas kenal, tahu, sapa dan senyum jika bertemu. Tidak pernah sekelas tidak memberi kesempatan bagi kita untuk lebih mengenal. Tapi aku dari dulu tahu lho Wid, jika kamu itu pintar. Hehehe.. Pas SMP kamu masuk jajaran top ten 3D kan? Kelas elit yang selalu membuatku iri setengah mati. Tahukah kamu jika aku dendam sekali dengan semua penghuni 3D. "Kenapa aku tidak dimasukkan ke situ? Aku kan juga cerdas?", Itu pikirku dulu. Hahaha..

Beruntung Persada telah mendekatkan kita. Ternyata hobi dan kegemaran yang sama bisa membuat orang saling mengenal. Persada yang telah mengajarkan padaku betapa indahnya dunia petualangan di alam bebas, Persada yang sangat aku cintai, Persada yang telah memberiku teman-teman sejati. Iya Wid, alam itu selalu menunjukkan sifat asli manusia, termasuk sifat egoisku, manjaku, dan menye-menye-ku. Dan alam juga telah menunjukkan sisimu yang kurasa berkebalikan denganku. Kamu yang penyabar, telaten, baik hati, loyal pada teman, meskipun kadang terlalu pengalah. Hehehe.. Maaf ya jika mungkin aku sok tahu. Tapi, itulah kamu di mataku. Dan dengan segala apa yang ada di dirimu itulah yang mungkin membuatku nyaman bersama kamu. Aku senang dengan semua teman-teman di Persada, tapi tentunya kamu ingat kan jika boleh dikatakan geng, maka geng-ku adalah kamu dan Ketik. Hehehe. Kok rasa-rasanya jadi mirip Trio Kwek-Kwek ya. Eh, iya gak sih? Hah, kangen jadinya naik gunung bareng kalian. Kapankah itu bisa terjadi? Tak tahu. 

The Girls of Persada, siap-siap ke Merbabu '03

Aku ingat beberapa kali kita berjalan bersama untuk pulang, dari SMA 1 sampai Pasar sambil curhat, terutama tentang cinta masa muda yang selalu indah. Curhat bersamamu itu selalu menyenangkan Wid. Kamu adalah orang yang paling tahu, paling mengerti tentang kisah cinta milikku di masa abu-abu itu. Yakin Wid, tidak ada orang lain yang paling ngerti apa yang kurasakan selain kamu. Bahkan mungkin 'orangnya' sendiri bahkan tidak akan pernah ngerti. 'Dhek Daldo' milikku itu selalu akan menjadi kisah paling indah di masa perjalananku menjadi dewasa. Dan aku senang aku punya dirimu, selain juga Santi dan Haryanti yang selalu membagi cerita bersama. I love you guys.

 Pas kuliah pun ternyata kita masih bersama ya Wid. Dan kamu tetap menunjukkan kecemerlanganmu dalam akademik. Ingat gak pas kuliah matrikulasi aku selalu memintamu mengajariku Kimia Dasar yang sulit itu? Kamu guru yang baik Wid. Buktinya, aku mendapatkan nilai terbaik di kelasku untuk KimDas. Hehehe.. Muridnya saja bagus, apalagi sang gurunya? :) . Selama tahun-tahun di kampus aku dan kamu mulai jarang bertemu, jarang berinteraksi. Mungkin karena aku yang terlalu sibuk di luar, menyibukkan diri dengan dunia yang selalu menarikku dalam hal-hal yang gila dan sinting jika kupikirkan sekarang. Aku tidak melupakanmu dan juga teman-teman lain, hanya saja aku terlalu sibuk. Maafkan aku ya. Tidak menghadiri wisudamu juga suatu absenku dalam momen pentingmu. :(

Widi, melalui tulisan ini aku hanya ingin nyatakan bahwa dalam daftar sahabatku, kamu tetap akan menjadi terbaik. Aku selalu percaya padamu. Maafkan aku jika tidak bisa menjadi teman yang baik. Mungkin aku masih aku yang egois dulu itu, aku masih menjadi aku yang aneh itu.

Ah, satu lagi Wid. Aku teringat pernah melakukan suatu hal yang sangat 'tidak baik' padamu. Satu hal itu sampai sekarang terkadang menghantuiku. Rasanya aku berdosa besar padamu. Sungguh, aku minta maaf dari hatiku yang terdalam. Ingatkah saat SMA? Suatu sore kamu menemaniku, menungguiku dan kita bersama pulang sekolah. Kita duduk berdua di dekat gerbang sekolah sambil menunggu angkot yang lewat. Kemudian secara tidak terduga ada kawanku dari sekolah yang lain yang lewat dengan sepeda motornya. Kebetulan dia tetanggaku dan menawariku bareng dengannya. Dan aku dengan bodohnya meng'iya'kan. Dan pulanglah aku dengan kawan itu, meninggalkan kamu sendirian. Sumpah! Itu adalah perbuatanku padamu yang paling menyesakkan jika kuingat. Sungguh Wid, maafkan ya. Aku tidak sadar saat itu.

Aku doakan kamu selalu bahagia dengan keluargamu, dan juga dengan dirimu sendiri. Tetaplah kejar apa yang kamu selalu impikan. Kamu tentu tahu bahwa semua yang kita cita-citakan akan selalu dapat tercapai asal kita tetap percaya dan meraihnya. I am so proud of you. Right now you're a mother of two cute boys, yet I am still single. Hehehe. Doakan aku agar juga dapat partner ya. :)

Mungkin kapan-kapan kita harus reunian ya, dengan teman-teman Persada kita, dengan grup empat sekawan 'dhek Daldo' kita. Tidak perlu serius membahas hidup yang seakan sulit, cukup bercanda mentertawakan masa muda yang konyol sambil menikmati mie ayam dan es teh di warung-warung yang sering kita datangi dulu. (Eh, mie ayam di depan MAN itu masih ada gak ya? :P )

Sampai ketemu lagi Wid. Halah kok jadi sendu ya. Tenang Wid, Medsos sudah menggila sekarang. Tidak akan ada jarak yang dapat memisahkan, kecuali jika kita ingin membuat jarak itu. You're always with me.  :)  
-----
Sungai Melano - DAS Karimata

"Setiap sore, air di Sungai Melano pasang. Air menjadi lebih tinggi  sampai 1 meter dari biasanya. Hanya saja tahun- tahun belakangan ini pasangnya lebih tinggi , kadang bisa mencapai 1,5 sampai 2 meter tingginya. Selain itu, air banjir juga semakin keruh dan kadang berbau. Itu terjadi sejak hutan-hutan di hulu dibabat dan perkebunan sawit mulai dibuka. " Kata Pak Musbalo, seorang penduduk di Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Wilayah-wilayah di sekitar Sungai Melano telah dikenal sejak tahun 70an sebagai daerah produksi kayu hutan alam atau HPH. Meskipun berbatasan langsung dengan wilayah konservasi  Taman Nasional Gunung Palung (TNGP), daerah di hulu Melano cukup terkenal dengan kasus illegal loggingnya. Setelah kasus illegal-logging mulai turun, sebagian bekas wilayah eks HPH berubah menjadi bagian wilayah Perkebunan Sawit PT CUS. Perubahan-perubahan tutupan lahan di wilayah sekitar Sungai Melano yang masuk ke dalam satuan DAS Karimata, saat ini telah menampakkan dampaknya pada kondisi sungai yang bermuara di Selat Karimata ini. Banjir pasang saat ini menjadi lebih tinggi, air sungai pun kata orang-orang sekitar tercampur limbah pupuk dari perkebunan sawit.


Desa Batu Barat terletak tepat di tepi Sungai Melano yang memisahkannya dengan wilayah TNGP. Desa ini dulunya hanya bisa dijangkau dengan perahu atau kapal yang melintas Sungai Melano. Tapi sekarang desa ini sudah bisa dilewati dari jalan darat. Kondisi jalan tidak rata, kadang beraspal, bersemen atau jalan tanah yang kadang berganti-ganti. Kata Pak Mus, ini akibat dari proyek PNPM di masing-masing desa yang tidak terintegrasi sehingga bangunan sarana jalan tidak kompak dan terpotong-potong. Umumnya, semakin dekat dengan Teluk Melano, Ibu kota kecamatan yang juga pusat perdagagan di wilayah sekitar-maka kondisi jalan semakin baik. Di beberapa jalan tanah, ketika musim penghujan sangat sulit dilewati. Banyak motor-motor yang tergelincir karena lumpur yang licin. Meskipun demikian jalan darat saat ini lebih diutamakan karena dianggap lebih murah dan mudah. Kapal Sepit  (speedboat) yang melintas di sungai tidak bisa diprediksi kapan datangnya sehingga menyulitkan bagi yang ingin menumpang.

Sungai Melano sangat penting keberadaannya bagi masyarakat di sepanjang aliran terutama di wilayah hulu. Air sungai dimanfaatkan untuk keperluan MCK sehari-hari oleh masyarakat. Tidak adanya mata air di sekitar wilayah pemukiman menyebabkan air sungai menjadi satu-satunya sumber yang selalu ada. Orang-orang yang rumahnya agak jauh dari sungai, mereka membuat parit-parit di depan rumah yang akan terisi air jika sungai pasang setiap sore. Ketika pasang inilah biasanya mereka ramai-ramai mandi dan mencuci. Bagi yang lebih jauh lagi dan tidak dapat mengakses air sungai, maka pilihannya hanya menggunakan air gambut yang warnanya kehitaman. Tidak ada pilihan lain, kata mereka. Untuk air konsumsi masyarakat biasanya menampung air hujan atau membeli air galon kemasan yang harganya tidak murah, 25 ribu rupiah  per galon. Meskipun beberapa puluh tahun lalu orang-orang masih mengkonsumsi air sungai, tapi sekarang itu tidak bisa dilakukan lagi karena air sudah kotor.

Kondisi Sungai Melano yang berubah ini disadari oleh beberapa orang di Desa Batu Barat. Mereka mengatakan bahwa kondisi sungai ini semakin memburuk, persis seperti yang diungkapkan Pak Musbalo. Jika dikaitkan dengan perubahan tutupan lahan yang sangat drastis di daerah itu, mereka menganggap hilangnya hutan menjadi penyebabnya. Perusahaan  HPH, tambang, dan sekarang sawit telah membabat hutan-hutan di wilayah ini, hanya Taman Nasional Gunung Palung yang tersisa. Beberapa orang ini mengkhawatirkan masa depan orang-orang yang tinggal di daerah ini. Apa yang akan mereka lakukan jika nanti suatu saat perusahaan sawit pergi meninggalkan tanah gersang, sungai yang kotor, dan mereka yang tidak bisa berbuat apa-apa.  "Ya, saat ini belum terasa, tapi jika kita tidak berbuat apa-apa pasti alam akan menghukum kita", kata Pak Mantan Kepala Desa Batu Barat yang aku lupa namanya.

 ----

Anak-anak Batu Barat di tepi Sungai Melano










 
Kreteg Kridanggo di atas Kali Kridanggo
Seingat saya, waktu saya masih kecil, sekitar 20 tahun yang lalu, anak-anak kecil masih sering bermain di sungai. Setiap minggu pagi, berjalan-jalan menuju sungai menjadi hal yang paling saya tunggu. Kami mandi dan berenang di sungai-sungai itu. Saya berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Tengah tepatnya di Boyolali. Kabupaten Boyolali sepenuhnya masuk di dalam satuan wilayah DAS Bengawan Solo, DAS terbesar di Pulau Jawa yang mencakup sebagian wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wilayah Boyolali masuk di Sub DAS Bengawan Solo Hulu, karena memang dekat dengan Gunung Merapi dan Merbabu yang merupakan hulu sungai, selain Gunung Lawu. Bebeberapa aliran sungai melintasi wilayah Kota Boyolali dan di sungai-sungai kecil inilah yang menjadi bagian dari masa kecil saya dulu yang sepertinya sudah tidak berbekas lagi.

Beberapa hari yang lalu ketika saya pulang kampung, saya berjalan-jalan kembali menuju sungai-sungai tempat saya bermain. Sungai-sungai kecil (Kali) seperti Kali Kridanggo, Kali Pandeyan, Kali Karang Boyo, Kali Kedung Semak adalah nama beberapa sungai kecil yang mengalir di dekat rumah saya. Dulu sungai selalu ramai oleh kegiatan manusia: anak-anak kecil berenang, ibu-ibu yang mencuci pakaian, kerbau/ sapi yang dimandikan, dan orang-orang bebersih badan sepulang dari sawah. Bahkan tidak jarang sungai-sungai itu digunakan oleh orang untuk merendam gadung, semacam keripik makanan ringan. Sekarang sungai terasa sepi kehilangan penghuninya.

Anak-anak kecil yang berenang sudah tidak ada lagi, mungkin dilarang orang tuanya karena air sungai yang kotor dan sudah tidak layak untuk dipakai berenang, atau mungkin karena memang air di sungai-sungai itu surut begitu dalam sehingga tidak bisa dipakai berenang lagi? Sungai yang surut tajam dalam kurun waktu 20 tahun ini adalah Kali Kedung Semak yang mengalir di Desa Mudal, Boyolali. Ibu saya mengatakan jika sungai ini kering dan tidak berair lagi sejak dibangun bendungan di aliran yang lebih atas. Debit air yang turun membuat aliran air ke bawah menjadi terhenti.

Aktivitas MCK di sungai juga sudah jarang lagi kutemui.  Saya rasa ini perkembangan ke arah yang lebih baik. Benarkah demikian? Aktivitas MCK yang melibatkan sabun sering dituduh sebagai aktivitas pencemar sungai. Tapi berhentinya aktivitas itu disebabkan oleh air sungai yang sudah tidak layak untuk mencuci dan mandi lagi. Saya jadi teringat dengan peribahasa ‘Habis manis sepah dibuang’, tapi kok rasanya itu berlebihan. Terhentinya aktivitas MCK di sungai menunjukkan kualitas air sungai yang turun, jadi jika air sungai masih bagus apakah berarti kegiatan MCK masih akan terus dilakukan? Itu perlu saya cari tahu lagi.

Kali Kridanggo yang alirannya di dekat Taman Kota Sono Kridanggo di pusat kota lama kulihat tidak terlalu berubah kecuali suasananya yang sepi dan air yang terlihat surut. Kreteg (Jembatan) Kridanggo yang membelah sungai itu adalah tempat main saya dulu ketika masih SMA, saya dan teman-teman sispala saya serin g berlatih reppeling di jembatan berketinggian 15 meter itu. Dari atas kreteg itu dapat terlihat jelas pemandangan Kali Kridanggo dengan bebatuannya yang besar-besar. Dulu beberapa kali kulihat orang-orang duduk di antara batu-batu atau di bawah rumpun bambu di tepi kali, memancing ikan. Sekarang sudah tidak ada lagi. Seperti para pemancing yang pergi, apakah ikan-ikannya juga sudah pergi? Saya belum tahu.

Kali Kridanggo yang airnya surut, nampak batu-batu kali
Masih dalam satu aliran dengan Kali Kridanggo, saya melihat kali itu di dekat terminal Boyolali. Dalam aliran yang semakin kecil, kulihat sampah-sampah yang menumpuk di tepi-tepi sungai. Sedih sekali rasanya melihat sampah-sampah yang salah alamat itu. Ada yang pernah mengatakan ‘Bagi orang-orang sekarang, melihat sungai sama dengan melihat tempat sampah yang besar’.  Semoga saja itu tidak benar dan tidak berlaku di sini. Jika saya harus berpikir positif, mungkin sampah-sampah itu memang salah alamat, bukan ada yang sengaja membuangnya ke ‘tempat sampah besar’ itu. Tapi tentu saja saya tidak bisa berpura-pura tidak tahu kan?

Dalam nostalgia antara saya dan sungai di kampung halaman ini, sungguh membawa cerita sendu. Ada sedikit sedih di hati, melihat bahwa kenangan indah di masa lalu tak mungkin kembali. Tapi saya harus tetap melihat ke depan, berpikir dan melakukan apa yang saya bisa untuk sungai-sungai ini. Dengan apa dan bagaimana? Itulah yang masih terus saya pikirkan. Dan melalui sedikit tulisan ini, saya ingin mengajak teman-teman saya untuk peduli pada sungai kita. Pada teman TPA yang tiap minggu berjalan-jalan menyusur sawah dan sungai di desa, teman di kampung yang selalu mengajak berenang ketika sore tiba, teman-teman di OP2A Persada yang selalu memberi keasikan dalam indahnya alam, dan semuanya yang mencintai sungai, mencintai air, mencintai hidup kita.


Selamat Hari Air Sedunia. Mari bernostalgia dalam masa lalu indah kita untuk menuju masa depan yang bisa kita buat lebih baik dari kapanpun juga, asal kita mau dan kita berusaha.

---
Bulan di langit benderang
Talu-talu kudengar genderang
Kentongan dan tabuh kayu bersahutan
Rupanya mereka sedang menghalau buto pemakan bulan

Langit mencekam
Dalam terang yang berganti pekat hitam

Ramai, orang memandang ke langit timur
Pada purnama yang semakin tertelan
Anak-anak kecil berlarian
Bersembunyi dan saling menemukan
Mungkin di sana serigala mengaum
Memanggil kekasihya di seberang

Ah, Padang Bulan
Terangmu adalah kekalahan
Si Buto gelap akan memakanmu
Dan kami nantikan malam persembahan itu
Kami nantikan dalam meriah dan hingar bingarnya
Sebuah Pesta Gerhana...
--------


Sudah banyak website, khususnya blog yang membahas tentang tata cara pembuatan paspor. Aku pun sudah membacai beberapa blog-blog itu. Tapi tetap saja, ketika aku melaksanakan sendiri prosesnya masih juga kebibungan. Karena itu, melalui tulisan ini aku ingin membagi pengalamanku tentang proses pembuatan paspor di tahun ini, 2014. Aku sengaja membuat cukup banyak poin-poin agar jelas diikuti.

PENDAFTARAN/ APLIKASI SECARA ONLINE SANGAT DISARANKAN, LEBIH MUDAH & NYAMAN

Kenapa kalimat di atas aku tulis dengan huruf capital dan tebal? Karena itu sangat penting dalam serangkaian proses pembuatan paspor. Memang sih, cara pembuatan paspor bisa juga secara langsung daftar di kantor imigrasi (kanim)  atau tanpa aplikasi online. Tapi aplikasi online lebih efektif dan efisien. Sudah saatnya birokrasi dipermudah dengan sentuhan teknologi. Salut untuk kanim.


Kenapa harus online?
1.      Lebih mudah mendaftar. Aplikasi online bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
2.   Ketika datang ke kanim tidak perlu antri di pendaftaran. Beda ceritanya jika mendaftar biasa, antrian pendaftaran bisa sangat lama. Menunggu sampai 2-3 jam sudah biasa. Dengan daftar online, tinggal serahkan berkas dan selesai.
3.     Ketika datang ke kanim, di hari yang sama  bisa langsung foto dan wawancara. Jika tidak online maka waktu pendaftaran dan foto/ wawancara dilakukan di hari terpisah, umunya selang 2 hari. Jadi jika mendaftar online, kita bisa ngirit waktu 2 hari.
4.     Kita hanya perlu 2 kali ke kanim. Jika cara biasa, harus 3 kali ke kanim.

So, mendaftarlah secara on line. Gunakan fasilitas teknologi. 

Halaman pertama aplikasi paspor online di imigrasi.go.id




Berikut rincian proses pembuatan paspor online.

1.   Scan dokumen yang diperlukan, yaitu: ktp, kartu keluarga, akta lahir/ijazah. Bagaimana jika dokumennya difoto saja? Tidak bisa. Aku pernah mencobanya karena aku lupa scan ktp. Aku foto ktp dan kemudian aku edit sehingga mirip scan-an. Tapi saat di upload sistemnya menolak. "Kualitas gambar anda kurang baik, silakan pilih gambar lain yang lebih baik" katanya. Yah, sistem tidak bisa ditipu ternyata.

2.   Format file adalah gambar JPEG dan grayscale (atau hitam putih). Ukuran gambar sebisa mungkin antara 100- 300 kb. Meskipun di form-nya ditulis besar ukuran file antara 100kb-1,5Mb, namun jika ukuran file di atas 300 kb sulit sekali diupload dan akan sering muncul keterangan "format dokumen tidak sesuai ketentuan". Aku sempat emosi saat gagal berulang-ulang saat menaikkan satu file berukuran 350kb. Lalu aku kompres sampai berukuran 150 kb dan ku upload. Yatta, langsung naik.

3. Siapkan 3 file itu. Jika ada yang akan bekerja atau sekolah mungkin bisa juga menyertakan surat keterangan terkait.

4.  Buka website imigrasi.go.id buka menu layanan publik dan pilih layanan online klik layanan paspor online. Setelah itu akan dialihkan ke jendela baru. Pilih menu pra permohonan personal (untuk paspor baru). Setelah itu akan muncul isian/ formulir pendaftaran.

5.   Isi aplikasi dengan benar. Ikuti langkah-langkah yang ada. Cukup jelas instruksinya. Untuk pilihan paspor, gunakan yang paspor 48 H. Kecuali untuk TKI maka pilihan paspornya yang 24 H. 

6.    Setelah itu surat pra permohonan akan dikirimkan melalui email yang kamu tulis. Coba langsung cek emailnya. Pasti ada surat dari imigrasi. Jika belum ada, maka perlu untuk daftar ulang.

7.    Print surat pra permohonan (2 lembar, untuk pemohon/bank dan untuk petugas). Akan ada keterangan waktu kedatangan ke kanim dan perintah pembayaran sebelum datang ke kanim. Patuhi aturan itu agar aman dan nyaman.

8.   Pembayaran dilakukan di Bank BNI 46 sebelum hari keberangkatan ke kanim. Siapkan uangnya (kalau tidak berubah 255 ribu) plus ongkos buat bank 5 ribu. Jadi total siapkan 260 ribu. Transaksi biasa di teller, bilang saja bayar paspor dan tunjukkan surat pra permohonan kepada bank. Petugas akan paham. Bukti pembayaran dari BNI harus disimpan baik-baik untuk nanti dibawa ke kanim.

9.     Tunggu waktu ke kanim.


Hari H di Kanim

1.  Sebelum datang ke kanim siapkan foto kopi dokumen-dokumen yang terkait (yang sudah diupload) sebayak 2 rangkap. Khusus untuk foto kopi KTP jangan dipotong, tapi tetap dalam 1 lembar yang berisi kopi ktp bolak-balik. Bukti pembayaran dari BNI tidak perlu difoto kopi.

2. Datang ke Kanim antara jam 8 - 11 (atau tergantung keterangan di surat pra permohonan). Biasanya di Kanim sudah banyak orang mengantri. Setelah masuk kita mengambil nomer antrian. Antrian biasanya dapat diambil di mesin otomatis yang letaknya dekat pintu masuk.  Tidak perlu mengantri di loket.

3.    Temui petugas imigrasi di bagian pendaftaran, bukan di loket. Katakan kepada petugas jika sudah mendaftar online dan sudah membayar. Tunjukkan dokumen asli dan foto kopinya, dan surat pra permohonan. Nanti petugas akan mengumpulkan kopi dokumen kita dalam map yang sudah disediakan oleh kanim. Nomer antrian akan dilampirkan di map. Surat pra permohonan dan bukti pembayaran BNI akan diserahkan kepada pemohon untuk dipakai sebagai syarat pemotretan.

4.   Petugas akan memberikan formulir pendaftaran untuk diisi lagi. Formulir ini berfungsi sebagai koreksi jika mungkin ketika daftar online ada kesalahan.

5.  Setelah selesai, serahkan seluruh dokumen dalam map kepada petugas lagi. Jika dokumen kita lengkap dan tidak bermasalah maka sudah selesai proses pendaftaran. Petugas akan memberitahukan waktu pemotretan dan wawancara, yaitu jam 1 siang di hari yang sama.

6.       Sambil menunggu jam 1 siang, silakan makan siang dulu. :)

7.    Jam 1 siang masuk ke ruangan foto/wawancara. Mengantri dulu. Jika tidak ada nomer antrian maka langsung temui petugasnya yang akan memberi nomer antrian. (Di Kanim Surakarta, tidak ada mesin antrian di ruang foto sehingga harus menghubungi langsung petugas).

8.  Kadang-kadang antrian tidak bisa dijadikan patokan. Jangan terjebak dengan nomer antrian, karena tidak ada daftar yang menunjukkan daftar antrian. Duduk tenang dan tunggu sampai nama kita dipanggil oleh petugas.

9.    Panggilan pertama adalah untuk foto. Setelah itu keluar lagi untuk dipanggil wawancara.

10. Panggilan kedua yaitu wawancara. Pertanyaan standar tentang data diri kita dan ada keperluan apa keluar negeri. Paling gampang bilang saja kalau mau ke Singapura belanja. Kadang jika kita mengatakan ingin kerja, sekolah, atau magang, dll pasti diminta surat dari instansi, surat keterangan, atau penjamin, dll. Itu ribet sekali. Jadi bilang saja mau belanja atau berlibur ke Singapura. Hehehe...

11. Setelah selesai wawancara, akan diberitahukan waktu pengambilan paspor. Waktunya 3-4 hari. Maksimal waktu 4 hari setelah foto.

12.   Pulang dan menunggu pengambilan.

Pengambilan Paspor

1.  Datang ke kanim sesuai waktu dan tanggalnya. Bisa santai kalau untuk pengambilan. Setelah datang di kanim langsung menuju loket dan bilang mau mengambil paspor.

2.  Tunggu sebentar. Sekitar 15 menit kemudian nama kita akan dipanggil untuk mengambil paspor.

3.  Selesai paspor kita dan siap-siap pulang.


Uraian di atas adalah jika kita membuat paspor secara online. Bagaimana jika tidak? Bagaimana jika kita mendaftar secara manual di kanim? Bisa sih, tapi itu akan jauh lebih lama. Kira-kira seperti ini.

Pendaftaran Paspor Offline/ Manual.

1.    Siapkan dokumen yang diperlukan (KTP, Kartu Keluarga, Akta lahir/Ijazah/Surat nikah dan kopinya masing-masing 2).
2.   Datang ke kanim harus pagi-pagi sekali. Rebutan nomer antrian. Ini penting sekali karena nomer antrian akan menentukan lama-tidaknya kita menunggu. Lalu ambil formulir pendaftaran di meja petugas pendaftaran.
3.   Setelah isi formulir lengkap, tunggu antrian. Ini benar-benar bisa melelahkan. 1 antrian bisa sampai 15-30 menit. Waktu tunggu untuk antrian bisa sampai 2-3 jam. Lamaaa... (ini jauh beda dengan daftar online. Kita tinggal serahkan dokumen ke meja daftar, isi formulir, serahkan dokumen, dan selesai tanpa harus antri. 15 menit selesai.)
4.   Setelah sampai di nomer antrian kita, datangi loket dan tunjukkan dokumen asli dan kopinya. Tunggu sebentar dan petugas akan memberikan surat keterangan untuk waktu foto/wawancara. Selain itu juga mekanisme pembayaran melalui BNI.
5.   Waktu foto/wawancara biasanya berselang 2 hari. Jika kita daftar senin maka jadwal foto/wawancara hari rabu. (Jangan lupa bayar biayanya ke BNI sebelum hari foto/wawancara).
6.      Pulang dulu.
7. Hari foto/wawancara sampai dengan pengambilan paspor sama dengan yang pendaftaran online (lihat di tulisan sebelumnya).

Jadi, lebih baik mendaftar online di imigrasi.go.id. Selain lebih mudah, tapi juga lebih efektif dan efisien. Sistem ini memudahkan tidak hanya bagi pemohon, tapi juga untuk petugas imigrasi sendiri.



Hasrat cinta yang berani dan menggebu jiwa
Di jalan raya hidup yang diselimuti gerimis
Rumput  basah dan dedaunan terterobos sinar
Mentari sore yang jingga menembus sadar

Bagai nyala korek api di gelap pekat
Menyengat kesadaran
Yang ada di ingatan kota ini adalah hujan
Hujan sore yang terhenti seketika dan terganti silau barat
Menjanjikan pelangi yang terkadang tak mengingkari
Dan melagukan musik senja

Irama yang hanya terdengar jika kutengadahkan wajahku ke langit
Saat mataku mendadak terpejam dan buta,
Bukan melihat, mendengar,  hanya merasa
Bahwa cinta pun selalu hadir,

bersama hujan sore di Bogor yang mendadak terhenti seketika


--------------





Title      : Yamato Nadeshiko Shichi Henge
Genre   : Comedy, Romance
Episode : 10
Broadcast year : Jan - March 2010

Dorama adaptasi yang gagal mengintepretasikan kisah di manga aslinya. Yamato Nadeshiko Shichi Henge sangat jauh berbeda dengan manga karangan Hayakawa Tomoko, terutama karakter utama Sunako yang seperti kehilangan ruhnya. Bagi penggemar manga-nya, jangan terlalu berharap lebih dengan dorama ini. Bisa kecewa.  Aku juga kecewa. Okelah, terselamatkan oleh pesona Kamenashi Kazuya dan cocoknya karakter Tegoshi Yuya ke dalam tokoh Yuki. Kisah 4 orang wallflower, ikemen, bishonen, cowok super ganteng yang hidup bersama dengan seorang gadis horor yang suram dalam satu rumah.


Dorama ini bercerita tentang 4 orang super ikemen yang menjadi idola di kampusnya. Empat orang ini memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda-beda tapi punya satu masalah yang sama-yaitu terlalu over ganteng. Masalah itulah yang membuat mereka memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu rumah sewa. Rumah mewah yang mereka sewa adalah milik seorang janda kaya dengan satu orang anak laki-lakinya yang masih kecil. Di rumah sewa itulah ke-4 ikemen tinggal bersama dengan si anak laki-laki tuan rumah yang hobi travelling keliling dunia.

Suatu hari, Nakahara Mine-pemilik rumah memberikan tawaran kepada para penyewa untuk mengubah keponakan perempuannya-Sunako agar menjadi seorang lady, seorang cewek tulen yang feminin. Imbalan yang sangat menggiurkan yaitu bebas biaya sewa rumah, membuat keempat cowok-cowok ganteng itu setuju tanpa pikir panjang. Sunako selalu memakai jubah hitam kemanapun, hobinya nonton film horor dan sadis, kamarnya gelap dan dihiasi barang-barang seram. Sunako paling benci dengan cahaya atau sesuatu yang menyilaukan, termasuk silaunya orang-orang ganteng dan cantik. Dan dimulailah kisah perjuangan empat orang cowok super ganteng untuk mengubah seorang gadis suram menjadi seorang lady.

Menguliti Dorama

Seperti kukatakan sebelumnya, dorama ini tidak bisa membuatku puas. Aku lebih dulu membaca manga yang memang sangat populer ini. Mungkin itu sebabnya aku kecewa berat. Kenapa? Banyak sekali perubahan yang malah menghancurkan inti dari ceritanya. Itu menurutku. Mungkin lebih fair rasanya jika dorama ini jangan dibandingkan dengan manganya. Anggap saja dua cerita yang berbeda. Ah, jadi ingat Nodame Cantabile- dorama adaptasi yang kurasa berhasil menjadikan manga menjadi versi 'nyata'nya, live-actionnya.

Cerita di dorama ini bagus. Pesan penting yang kutangkap dari kisah ini adalah bahwa kita harus mencintai diri sendiri apa adanya. Meskipun terkadang apa yang ada di diri kita malah membuat banyak masalah. Jika ada yang pernah mengatakan bahwa "Orang  yang terlahir cantik/ ganteng maka separuh masalah hidupnya selesai", maka itu tidak benar. Kecantikan terkadang membawa masalah juga. Misalnya saja Kyohei yang justru membenci wajahnya. Wajah rupawannya lebih sering menimbulkan masalah dari dikuntit orang sampai pelecehan seksual. Berbalikan dengan Sunako yang trauma karena pernah dibilang jelek oleh orang yang disukainya, sekaligus kejadian itu membuat Sunako menutup diri dalam dunia gelap. Tapi dari setiap masalah selalu ada jalan keluar. Kuncinya adalah kita harus menerima dan mencintai diri sendiri. Siapapun kita, we must love our selves.

Karakter-karakter dan pemerannya di dorama ini akan kubahas sedikit.

The 4 Ikemens

    Kamenashi Kazuya
    Img source: here
  1. Takano Kyohei (Kamenashi Kazuya)
Kyohei adalah the most beautiful boy di dorama ini. Dia bersifat temperamental, mudah marah dan berkelahi. Kame  yang memerankan Kyohei bisa membuatku terpesona meski tidak secara langsung. Awalnya kulihat biasa saja. Malah bertanya kok dia yang jadi Kyohei? Karakter Kyohei kan yang paling cool dan ganteng di cerita ini, Kame kurasa kurang cocok. Tapi ternyata Kame, melalui aktingnya yang bagus telah merubah pendapatku. 
I like Kame's Kyohei!

Uchi Hiroki, img source: here



  1. Takenaga Oda  (Uchi Hiroki)
Takenaga Oda adalah karakter yang cool dan pintar. Uchi Hiroki cukup berhasil memerankan sosok Oda. Tapi tidak secemerlang Kame kurasa. Oda kurang kharisma dan kurang misterius. Tidak banyak bisa dibicarakan tentang Oda.






Miyao Shuntaro, source: here


  1. Ranmaru Morii (Miyao Shuntaro)
Ah, ini dia. Ranmaru adalah womanizer kelas berat yang gemar mengencani perempuan yang lebih tua. Sebagai anak pengusaha kaya, Ranmaru dilimpahi keleluasaan untuk nge-date dengan banyak perempuan. Akting sih oke. Tapi Miyao Shuntaro kurang cute. Ranmaru harusnya secute dan secantik teman2nya. Kesannya Ranmaru lebih tua disini. Kurang suka. Tidak main fisik sih tapi memang tampilannya kurang cocok.




    Tegoshi Yuya
    img source: here
  1. Toyama Yukinojo (Tegoshi Yuya)
Yukiii... The cutest character. Tegoshi memang sangat cocok memerankan Yuki yang kekanak-kanakan, manja, dan super imut. Muka Tegoshi yang cantik bak perempuan, bodinya yang kecil dan imut benar-benar sempurna untuk peran Yuki. Akting Tegoshi juga baik sekali. Cara Yuki ketakutan terhadap Sunako,  cara bicaranya yang feminin, senyumnya yang manis, benar-benar sempurna. Wardrobe Yuki yang paling bagus. Aku paling suka ketika yuki memakai pakaian di rumah yang berwarna-warni. Sumpah! Imut banget!  Menurutku, hanya Yuki yang paling mendekati versi manganya.



The Horror Girl  n Family

  1. Sunako Nakahara (Oomasa Aya)
Sunako si gadis horor sangat kurang greget. Sunako harusnya menjadi sosok cool yang keren, yang memilih kegelapan sebagai hobi yang menyenangkan. Tapi di sini Sunako galau melulu. Sunako seperti gadis minder yang kehilangan arah dan tujuan. Padahal Sunako itu adalah gadis sportif, jagoan, meskipun maniak horor dan seram. Apa memang aku yang terlalu berharap lebih dari Sunako ya? Tapi aku memang kurang sreg dengan karakter Sunako.

  1. Nakahara Takeru (Kato Sheishiro)
Salah satu tokoh tambahan di dorama ini, di versi manga tidak ada. Mungkin agar lebih sopan. Takeru berfungsi sebagai penengah antara si 4 ikemen dengan Sunako. Bahkan di Jepang pun tinggal bersama laki-laki perempuan mungkin dianggap kurang pantas ya? Kali. Lucu sih anaknya. Anak kecil kan selalu lucu. Tapi keberadaan Takeru malah menyita ruang perhatian, apalagi dia sebagai narator pembuka. Seakan kisah ini adalah dari sudut pandang anak kecil. Haduh, aku belum bisa move on dari manganya.

  1. Nakahara Mine (Takashima Reiko)
Kurang atraktif. Sebagai seorang janda kaya yang hobi travelling menjari pacar, harusnya lebih flamboyan dan glamor. Komunikasi antara Nakahara MIne dan tokoh utama lain yang lebih sering dilakukan melalui video berasa kurang natural, terlihat kaku.

Karakter lain tidak perlu dibahas karena nanti bisa jadi panjang ulasannya. Hehehe.

Plot di cerita ini mudah diikuti, ngalir cenderung membosankan. Kurang kejutan yang jelas. Untuk ide cerita yang amazing ini, harusnya banyak kejutan-kejutan dong. Tapi itu tidak kudapatkan. Beberapa cerita di episodenya malah lebih sering garing, dibuat-buat. Endingnya juga kurang gereget, kurang epic. Masa kaya' gitu sih? Kok ini jadi kisah romantis biasa sih? Kecewa.

Setting lokasinya bagus, terutama rumah yang dipakai sebagai rumah sewanya. Benar-benar kastil yang megah. Btw itu sama dengan lokasi sekolah di dorama Yukan Club. Satu hal yang kurang adalah setting kampusnya, kurang berasa kampus. Beda banget dengan dorama-dorama ala kampus, misalnya Orange Days. Hehehe. Jauh. Ah lagi pula kan harusnya mereka itu masih SMA (versi manga- again).

The house, img source: here
Lagu tema sangat bagus. Pas dan cocok dengan maksud ceritanya. Love your self-Kimi ga kirai na kimi ga suki dibawakan oleh Kat-tun. Aku mencintai dirimu yang kamu benci. Itu adalah kalimat lain dari 'I love you for the way you are'. So sweet kan. Jika orang lain bisa mencintai diri kita apa adanya, kenapa kita tidak ikut mencintai diri kita sendiri. Maka dari itu Love your self. Hehehe.. Good job for the theme song. Joget-joget di lagu opening jelek banget. Aku tidak suka dan gak penting juga. Cuman suka lihat imutnya Tegoshi di sana. Sekali saja dilihat, setelah itu skip skip saja. He.

Meskipun aku nilai kurang maksimal tapi dorama ini mendapatkan  penghargaan dari Nikkan Sport Drama Grandprix ke 13 (Annual, Winter), sebagai best drama, best actor dan best supporting actor. Yah, tapi penilaianku boleh berbeda kan.

Goodpart: Kame-kun acting, Perfect match of Tegoshi Yuya with Yuki character, Theme song - Love your Self, the awesome rent house.
Badpart: Sunako character, x, Campus setting, the ending, Ranmaru need to be prettier,

7/10


"There are things you can see because you believe in them."

"You should worry about your insides getting uglier more than worrying about your face"


---------

Manga vs Live-action
Img source: here