Cerita sampah yang tidak bisa selesai hanya di pelajaran SD.

1. Membuang sampah harus di ......

Soal ulangan atau ujian seperti itu mungkin hanya di temui di SD. Mana ada soal ujian di SMP, SMA, bahkan kampus muncul manyakan harus kemana kah orang buang sampah?

Mungkin para pembuat kurikulum sekolah kurang tahu, atau kurang jauh mainnya. Ya, kalau ada kesempatan coba ditanyakan. Mereka tidak tahu bahwa pertanyaan itu pun bahkan sangat sulit jawabannya. Coba saja tanya pada masyarakat yang tinggal di permukiman padat di tepi Ciliwung sana?

Membuang sampah harus di mana? (kalau nggak ke sungai.)
"Kemana lagi mbak sampah-sampah ini harus kami buang?"
"Di sini tidak ada petugas sampah. Dulu sempat ada, kita bayar pakai uang iuran seikhlasnya tapi sekarang sudah tak ada lagi."
"Kami harus naik ratusan tangga untuk sekedar buang sampah."
"Kami tak ada pilihan lain."

Lhah, ternyata ruwet banget keluhannya. Anak SD mana sanggup menjawab soal begituan. Bahkan ada cerita lucu dari sebuah kelurahan di tepi Ciliwung Kota Bogor belum lama ini.

Aku: "Dek, sungai harus bersih ya. Tidak boleh buang sampah di sungai. Pernah gak lihat orang buang sampah di sungai?"
Anak2: "Pernah....!!!, sering malah."
Aku: "Wah, kalau ketemu harus ditegur ya, bilangin kalau buang sampah gak boleh di sungai."
Anak: "Sudah Kak, tapi malah kita yang kena marah."

Lho, lucunya dimana? Dimana coba?
Anak-anak SD itu mungkin baru saja mendapat pelajaran buang sampah. Sedangkan orang yang marah ketika ditegur itu, mungkin sudah lupa pernah SD.

Sebenarnya, apa sih yang membuat persoalan buang sampah itu gak beres-beres? Gak cuman orang yang gak sekolah aja pelakunya, tidak jarang pula bahkan yang makan bangku sekolahpun kelakuannya sama. Lempar sampah dari jendela mobil, nyampah di lantai angkot, nyampah sembarangan asal buang, hingga para pemuja banjir yang senang buang sampah besar. Mereka semua itulah penyumbang bau busuk, pemandangan rusak, dan lingkungan sakit di sekitar kita.

Nah, pertanyaannya, kita ini apakah bagian dari mereka? Pikirkan sendiri. Lihat sungai di sekitarmu, lihat lingkungan di sekitar kamu. Masih kotor? Oh, berarti bisa jadi banget, kamu adalah bagian dari mereka. Kenapa? Karena nggak mungkin bersih sendiri, kebersihan adalah sesuatu yang kolektif yang harus bersama-sama diwujudkan. Kalau enggak? Ya percuma aja dong punya rumah gedong, wangi, dan bersih tapi tetanggaan sama TPA, tetap aja bauk.

Sudah saatnya sih urusan sampah menyampah, buang dimana dan diapakan ini tidak hanya sekedar urusan soal ulangan SD, tapi beneran urusan kita semua.

Ehm, enaknya sih kalau mau gak ribet urusan sampah ya jangan menghasilkan sampah. Gimana cara? Hayoo gimana dong..


(Hari pertama puasa ini, aku sedang gak jelas meratapi nasib, berjuang agar kuat puasa meskipun tanda-tanda lambung ngamuk sudah terasa. Eh, kok malah kepikiran sampah.... )



Malah anak TK ini mah
(img: here)