Suasana ruang kuliah ini begitu penuh, sesak dan panas. Tapi aku merasa seperti diselimuti kehangatan rasa kantuk yang menggelora. Aku benar-benar terbuai hingga kadang antara sengaja atau tidak, mataku berkhianat akan kewajibanku untuk terus menatap ke depan. Mataku tertutup pelan-pelan, lalu terbuka lagi, tertutup lagi dengan diiringi mulut menganga dan badan yang ingin meregang.
Aku ingin terlelap dalam kantuk ini, terhanyut dalam lautan nyaman, santai, dan sepoi yang selalu datang di saat-saat seperti ini.
Duh, aku ini,...
Seperti tidak tahu tempat saja.
Tapi begitulah, entah apa yang salah. Antara ruang dan suasana, nyaman ataupun tidak, selalu membuatku terbuai. Buai kantuk yang tak mungkin kulawan. Bukan karena tidak bisa, hanya saja aku terlalu terpesona.
Tidur yang terlihat menyenangkan, membahagiakan, membayangkan berbaring di kasur empuk yang menghanyutkan setiap aku merebah di atasnya. Aku ingin tidur dan terlelap sambil bermimpi indah. Bermain bersama kawan di gunung dan berlarian di pantai dengan kekasih.
Tapi, husshhhh... Bangun... lanjutkan kuliah. Lakukan apa yang harus dilakukan. Bagaimana melawan kantuk ini? "Coba tanya otak kanan-mu".
(Catatan mahasiswa ngantuk)