Mahameru 2013


Ngapain sih harus naik gunung? Pernah gak sih mendengar pertanyaan ‘basi’ itu? Tentunya, para pendaki gunung sudah seringkali mendengar pertanyaan ‘ngapain’ ini berulang kali sampai bosan. Nah, apa yang akan teman-teman pendaki jawab? Pasti macem-macem jawaban, dan tak sedikit pula yang bahkan tak bisa memberikan jawabannya. Saking bingungnya, dan tidak tahu juga sebenarnya ngapain sih mereka mendaki? 

Aku juga begitu! Aku mencintai mendaki bahkan jauh sebelum pertama kali aku mendaki. Kok bisa? Ada ceritanya itu, lain kali akan kuceritakan. Aku memulai petualanganku di gunung sejak kelas 1 SMA bersama organisasi pecinta alam (Sispala) di sekolahku saat itu. (Terimakasih untuk OP2A Persada! Satu hal terbaik di masa abu-abuku selain cinta monyetku dulu.) Gunung Merbabu adalah gunung yang pertama kucoba daki meskipun pada akhirnya aku tidak sampai di puncak tertingginya kala itu. Aku pernah mendengar orang berkata, "Hanya ada 2 kemungkinan setelah orang pertama kali naik gunung: Kalau gak kapok ya pasti ketagihan." Nah, aku masuk yang golongan terakhir. Aku ketagihan! Sejak saat itu, mendaki gunung seakan menjadi rutinitas yang bahkan kalau setahun saja tidak ngicipin gunung akan membuatku gelisah. Hingga aku kuliah dan bergabung di LAWALATA-IPB, kenal dengan dunia pecinta alam se-Indonesia, lulus, dan sampai saat ini jadi kuli kantoran, keinginanku untuk bercinta dengan hutan dan gunung seperti tak pernah padam. Bagaimana ketekunan dan kesetiaan itu terjaga? 

Merbabu 2002(?)

Merapi 2003
Selalu ada alasan untuk segala sesuatu. Jika tak bisa menjelaskan, itu hanya belum tersadari saja. Secara naluriah manusia pasti memiliki motif untuk setiap perbuatannya. Perlu usaha dan waktu juga untuk mendapatkan apa yang kita cari itu. Aku pun pernah tidak paham hingga bingung sendiri. Kegalauanku mencari arti pendakian, berpuncak sesaat setelah aku turun dari pendakian Gunung Sindoro di Jawa Tengah di tahun 2008. Saat itu, tiba-tiba aku melamunkan, merenungkan, menggelisahkan dan mempertanyakan alasan mendasar kenapa aku selalu mendaki dan mendaki. Aku mencari apa yang kucari? Yah, seperti itulah. Mirip lirik lagu ya? Ha... Bahkan, aku sampai berkaca-kaca meski tak sampai menangisinya. Hingga bertahun-tahun kemudian, aku menemukan alasanku sendiri kenapa aku tidak bisa untuk tidak naik gunung. 

Sindoro 2008

Di pendakianku yang ke-sekian kali, di pergantian tahun menuju 2013, aku menghabiskan waktuku di Semeru. Bersama teman-teman yang menjadi tim terbaik pendakian yang pernah kutemui, aku menemukan alasanku sendiri. Tidak hanya itu, seorang kawan -sebut saja namanya Bang Sandi- bahkan menyebutkan 3 hal istimewa yang hanya akan kita temukan saat mendaki gunung. Tiga hal yang disebutkan itu adalah sesuatu yang kuanggap memang benar adanya. Dan, aku bisa menjadikan ini pula sebagai alasan yang kucari, kenapa selama ini aku selalu mendaki dan mendaki. Ini pula menjadi penguat hati, bahwa apa yang kucintai ini bukan sekedar bayangan semu yang tidak berwujud atau hanya sekedar obsesi.

Ini sebut saja Bang Sandi : p

"Ada 3 hal yang bisa kita dapatkan dengan mendaki gunung", kata Bang Sandi. Apa itu?

1. Kita bisa mengenal alam dari dekat. Kita bisa merasakan, melihat, menyentuh dan menjiwai apa yang terjadi dengan alam kita. Hutan lebat, kabut yang tebal, air jernih yang mengalir, udara dingin yang menusuk, pasir yang berdebu, dan banyak hal yang bisa kita rasakan di sana. Ada keindahan dan kedamaian yang tidak akan tertandingi saat kita benar-benar bisa bersama dengan alam. Tak hanya keindahan, kadang getir dan sedih pun muncul saat kita melihat banyaknya sampah, hutan yang rusak, tanah yang longsor dan air yang tercemar. Bisakah rasa ini hadir saat kita tak pernah mengenalnya? Tidak bisa. Meskipun tak bisa disangkal bahwa sering kerusakan yang menyesakkan dada ini terjadi akibat ulah 'mereka yang mengaku juga sebagai pendaki dan pencinta". 

2. Kita bisa mengenal teman kita. Aku percaya bahwa mengenali seorang sahabat, itu bukan hal yang mudah. Kita bisa saja tahu, kita bisa saja sering bertukar senyum dan sapa, hingga bercanda bersama, tapi apakah kita cukup mengenal mereka? Menghabiskan waktu bersama di alam dapat membantu menjawab pertanyaan itu. Mendaki gunung dapat membuat kita mengenal lebih dalam teman-teman kita. Alam mendekatkan manusia seakan menghilangkan sekat yang terbentuk dari kehidupan sehari-hari yang penuh dengan intrik dan aturan. Tak hanya sesekali tapi seringkali, aku mendapatkan kejutan dari teman-temanku yang ternyata memiliki sifat dan karakternya masing-masing. Tidak ada yang sempurna, bahkan akupun pasti begitu bagi mereka. Namun, kehangatan yang tercipta saat bercengkerama dalam tenda, dengan segelas kopi panas yang kita minum bersama-sama adalah sesuatu yang sangatlah mahal. Dan aku, aku mencintai kalian semua, sahabat-sahabat yang pernah menemaniku menikmati perjalananku selama ini. 


Salak I - 2014, tak ada ngalahin hangatnya tenda kita ya..:) 
dan gak ada yang ngalahi serunya poto-poto seperti ini. Oro-oro Ombo 2013

atau serunya masak-masak seperti ini! Salak - Mossa, 2014

3. Kita bisa mengenal diri kita sendiri. Bahkan, terkadang seseorang tak mengenal dirinya sendiri. Akupun demikian. Mendaki mengajarkanku bahwa aku adalah sesosok jiwa yang tidak selamanya sama dengan apa yang kupikirkan. Aku tak pernah menyangka bahwa aku akan selalu mengeluh saat aku kelelahan, atau bahkan menangis saat aku merasa tak kuat lagi melangkahkan kakiku yang semakin berat, atau aku akan menjadi orang yang apatis saat kedinginan, pemarah saat kecapekan, ataupun menjadi aku-aku lain yang aku bahkan tak tahu sebelumnya. Aku pun juga tak pernah menyangka bahwa langkah kaki yang kukira lemah ini bisa mencapai titik tertinggi yang terkadang bagai mimpi. Aku tidak akan pernah tahu sisi diriku itu jika aku tak pernah mendaki!

Kerinci 2008

Kerinci 2008, With Abus Siraj, salah satu partner mendaki terbaikku!
Tiga hal itu kemudian akan membawa kita pada satu hal yang bisa merangkum semua. Kita akan mengenal Tuhan dan kebesarannya. Mendaki akan membawa kita pada pengalaman spiritual yang berbeda. Seorang kawan -sebut saja Embang- sering melakukan perjalanan sendirian, entah naik gunung atau hanya jalan ke hutan, untuk mencari pengalaman ini. Dia pernah berkata bahwa dia merasa dekat sekali dengan Tuhan saat tak ada lagi sesuatu di sekitarnya selain alam yang liar. Sendirian menghabiskan malam di Mandalawangi - Pangrango dan dikelilingi lolongan anjing hutan, itulah salah satu cerita Embang yang kuingat. Ya, meskipun aku sendiri tidak akan berani melakukan perjalanan solo seperti itu. Lagi pula itu terlalu berbahaya, kecuali mungkin para profesional dan juga para penekat. 

Akupun punya alasanku sendiri yang kutemukan setelah aku turun dari Semeru. Aku sangat mencintai jawaban yang kutemukan itu. Kenapa? Ya karena akhirnya semua kegalauanku sirna dan kemantapan hatiku semakin dalam tertanam. Aku pun tak kan pusing lagi menjawab atas pertanyaan 'Ngapain sih naik gunung?'. Bagi yang berteman di Facebook denganku mungkin pernah melihat postinganku saat itu. Alasan sederhana kenapa aku mencintai mendaki gunung. 

Satu hal sederhana saja: Bahwa aku ingin kasurku menjadi hal paling mewah dan bahwa tidurku menjadi tidur paling enak di dunia. Semua itu bisa kudapatkan dengan mendaki gunung!

Sejak itu pula aku jadi tahu kapan aku harus mendaki lagi. Saat tidurku gelisah dan kasurku mulai gak nyaman, itu pertanda adanya panggilan. Saatnya mendaki lagi! Yok, ke mana lagi kita kawan?!


"Why do I love hiking so much?" Finally, I got the best answer for that question. I got it in my journey to Mahameru. "Yes, I love hiking BECAUSE after hiking, my bed become the most comfortable place in the world". - Aku 2013 -
Pangrango 2011

Salak 4 - Desember 2014
----------



Title : Bloody Monday
Genre: Action, Suspense
Episode: 11
Broadcast period: Oct - Dec 2008
Theme Song: Over the rain - Hikari no Hashi by Flumpool

CAST:
Miura Haruma as Takagi Fujimaru (Falcon)
Kawashima Umika as Takagi Haruka 
Sato Takeru as Kujo Otoya
Narimiya Hiroki as Kanzaki Jun (J)
Tokunaga Eri as Anzai Mako
Fujii Mina as Asada Aoi
Kichise Machiko as Orihaya Maya 
etc.

Just recently, I had a chance to watch Bloody Monday where Haruma Miura played  a genius hacker against the terrorist group. How can I say about this dorama? Ehm, I think the story is very good yet the dorama is not that wow. Why? First of all, I really understand that Haruma Miura was still very young that time, so about his acting,.. Hemm... So so..  But, watching Bloody Monday was enjoyable enough for me. Narimiya Hiroki caught my attention and he played brillianty his role as the genius mathematician terrorist. We know that sometimes villains are more attractive than the heros, just like in this dorama. Here is my review on Bloody Monday. Check this out!

Synopsis (from d-addicts)

After a biological terrorist attack kills off the population of a Russian town; Japan's Public Safety Special Third unit, code name THIRD-i, believes that the terrorist organization responsible plans to unleash the same virus known as Bloody X into Tokyo. Subsequently, THIRD-i recruits the help of genius hacker Takagi Fujimaru to find out what happened in the Russia. However, as Fujimaru becomes involved, he soon finds out that he is in over his head and that the terrorist groups influence reaches not only his school but even the police. Fujimaru must now rely on his skill as a hacker to unravel the organizations sinister plot and find out the truth behind "Bloody Monday."


Review, Peeling the Dorama


Story and storyline

Based on an action manga with the same title by Ryumon Ryo and Megumi Koji, it is guaranteed for its story quality. At least in my opinion, a story about a young genius hacker, terrorist group, and national defense  is cool.

The story is started with a scene in Russia, a japanese woman kissing a Russian man. Wait, it is not kissing actually, but killing. Yeah, killing by kissing. She is Orihaya Maya, the spy. Skip her for a bit. Takagi Fujimaru is just an ordinary high school boy except the fact that he is also the popular hacker with code name 'Falcon' that used to hack the data system of Third-i Division, a special division regarding national defense of Japan. Sugoi ne! Cool, isn't it! Eventhough hacking is a serious crime, I will not deny that a hacker is cool. Hacking is an art too! Ha.. Anyone agree with me?

 The terrorist group, a group of people who believe that Japan is a rotten country and need to be destroyed. They believe that to punish people at fault, they need to be the God who can control the life of other people. They come with an idea to use a very dangerous virus that able to kill human in minutes, called Bloody X. Their project is called Bloody Monday which means last Monday for Tokyo's people except the group. Tokyo is under terror and it can be vanished everytime. The Third-i Division that is responsible for public safety found that it's hard to handle this terrorist group. Then, Falcon is a big help for Third-i. Can you imagine a hacker who save a country? No need it, just watch this dorama. :)

Falcon logo. Cool, isn't it? (img source: here)

Something that I found interesting was about the young people that too much powerful here.  The leaders of the terrorist - J and K. J or Kanzaki Jun played by Narimiya Hiroki is a young genius mathematician who has unusual way of thinking. He enjoys making mathematical equations about his actions with the group. K is believed as the true leader of the terrorist behind J's shadow. What? K is a high school girl? J's little sister and Falcon's classmate? Yup! K is Anzai Mako who always stayed around Fujimaru before she was known as K. It was a big shock for me too. How can such a young people can be a leader of a terrorist group? Furthermore, J and K against Falcon - another high school boy? Too good to be true, I think. Seems like Third-i that consist of very capable officers are not an equal match to that young people. Hahaha.. Very unrealistic! But then, I remember that BM is shonen manga story. Lol. Got it!

I almost forgot about Orihaya Maya. She has a big portion in Bloody Monday. She works for money and she was hired by K. Before her identity got caught by Fujimaru, she was a new transfer teacher at the high school. She is always around in this story. Not only the first scene, the last scene is also with her. What an important side character she is.

Orihara Maya (img source: here)


It is easy to watch the dorama. The storyline is easy to understand. Even the theme is a little difficult for me - a non-tech person. I don't understand how Fujimaru did his jobs with hacking but you must agree that it is not important. The most important thing is how the story goes and what the result of this war. 


Setting and Costume

The Third-i headquarter is awesome. It looks like a real office of an elite division. Or is it just my imagination? Ha.. The school, the terrorist place, the city, etc - I think I have no complain about the location settings. They're perfect! Costumes? Hemm...  No complain again! I like Third-i uniforms, Takagi's style, J's style and also Otoya's messy hairstyle. Haha.. Sato Takeru looks funny in his hairstyle like that. I love you SatoTakeru! Haruka - Fujimaru's little sister - is always cute even though her acting was just so so. :P

Sato Takeru and his weird hair style


Actor and Actress

Like I wrote above, I really understand that Haruma Miura was still very young when he played his role here. Yeah, his acting somehow is not the best of him, just mediocre. It is really different with his perfect act in Last Cinderella. As a young boy who involves in a serious tragedy, lost his family, friend and saw many people die - I couldn't feel any desperate feelings of him. His eyes doesn't say anything, just plain and it seems so fake to me. Sorry to say tho. The same thing goes to Kawashima Umika who played Takagi Haruka and Fujii Mina who played Asada Aoi. Both of them sure are cute girls but talking about their actings here, I will say a big No. While, this is the first time I saw Fujii Mina , I've seen Kawashima chan for several times (Code Blue, Papa Doru). I will say that she just can't act. Yeah, don't worry, it's all just my opinion.

Narimiya Hiroki as J (img source: here)

Thumbs up for Narimiya Hiroki (J), Sato Takeru (Kujo Otoya),  Kichise Michiko (Orihara Maya), Matsushige Yutaka and Yoshizawa Hisashi. They played their roles very good. Narimiya's smile is unforgettable remark of J. One of my friends said that his smile is like Joker's smile, an evil and ambigous smile. You deserve it J! Orihaya Maya played by Kichise Michiko is always beautiful yet dangerous, she has a charisma of adult woman. While, 2 outstanding character of Third-i officers are Kano Ikuma (played by Matsushige Yutaka) and Kirishima Goro (by Yoshizawa Hisashi). They looked cool and their expressions are so real. Last, Sato Takeru. He has unique look and expression. I can't really describe what it is, but he is very good in BM.

OST and Theme Song

I like the OST. It helps in the developing of the story and make some scenes more intense and dramatic. And the theme song is over the rain - hikari no hashi  performed by Flumpool is good enough. It was not really caught my attention but the song is good. I just feel like the song is not that memorable for me. What kind of song do you think would suit a dorama about a hacker and terrorist? What a fool question, isn't it? Lol.

Well then, that's all my review on Bloody Monday. You may not agree with me, so share your opinion with me and let's talk about dorama. 

I give  7.75 /10 for Bloody Monday (season I) 


And who will be the winner, the hacker or terrorist - Falcon or J and K? I can't the tell who was the real winner. Let's just watch the BLOODY MONDAY season 2.




Ini ceritanya aku lagi mudik nih. Baru bisa ngambil libur kerja pas h-2 lebaran. Mepet banget sih, tapi setidaknya pas malam takbiran aku sudah di rumah keluargaku.

Perjalanan Bogor-Boyolali, kumulai tadi siang jam 11. Meskipun aslinya berangkat busnya sih jam setengah 12. Ke-sekian kalinya aku naik bus Gunung Mulia untuk pulkam. Aku mudik kali ini bareng sama Arya, teman sekosan yang juga ternyata warga Boyolali. Lumayan, ada kawan ngobrol dan cerita, agar jalan tidak bete-bete amat.

Saat ini, entah aku sudah sampai di mana. Jalanan mulai padat merayap meski tidak bisa dikata macet juga. Kanan-kiri gelap, pertanda sudah di kawasan pedesaan Pantura. Gegara tidur dari tadi jadi nggak ngeh sama perjalanan. Beda banget waktu kecil dulu, setiap perjalanan adalah petualangan baru. Sekarang juga masih begitu sih. Cuman, kalau cerita mudik, aku lebih milih tidur di jalan. Haha.. mana ada petualangan sambil tidur? Yah, seperti dulu pernah kutulis juga, bahwa bus itu kadang bisa jadi kotak emas di perjalanan. Coba baca ini ya Kotak Emas Perjalanan. Kenapa? Karena di dalam bus, kita bisa nerawang jauh ke awang-awang, dari mikirin yang 'iya iya' sampai mikirin yang 'enggak enggak'. Iya kan?! Bahkan kadang, ide brillian pun bisa jadi ditemukan di dalam kotak bus ini. Tapi, sayangnya di kotak bus malam ini, aku lebih milih malas-malasan sambil mendengarkan lagu rock klasik dan ngetik di blog tulisan acak ini.

Aih, kok aku jadi kepikiran, si Arya lagi mikirin apa ya? Dari tadi doi bobo' terus. Hehehe.. Jangan-jangan doi sedang berpikir ide brillian? Siapa tahu?..  :D

Capek euy di jalan! Ya, meski besok semua akan terobati saat akhirnya berkumpul dengan keluargaku lagi. Entahlah sampai kapan ini akan sampai di Kota Sapi yang Tersenyum.. Sabar-sabarlah ya. Enjoy mudik!

Selamat mudik lebaran ya semuanya. Meskipun bisa dibilang ngabis-abisin duit, tapi momen lebaran memang masih belum bisa dilewatkan ya. Kekuatan kultur dan budaya memang begini ini.

Selamat lebaran!

(Dan ternyata aku sampai di rumah jam 4 sore! Damn! Lebih dari 24 jam untuk ke Boyolali?! Kacau-kacau.. Woy, pemerintah,.. benerin ituh lalu lintas... Lho kok jadi ke pemerintah lagi? Capek deh.. )

Demi ini, aku rela seharian berlelah di kotak bus. Damn, I love Boyolali!



img: here

Title: I'm Home /アイムホーム
Genre: Family, Mystery
Episodes: 10
Broadcast period: April - June 2015

CAST:
Kimura Takuya as Ieji Hisashi
Ueto Aya as Ieji Megumi
Mizuno Miki as Nozawa Kaoru
Rai Takahashi as Ieji Yoshio
etc.

I'm Home definitely was the best dorama of spring season this year! With its highest rating than other doramas in the same season, Kimura Takuya still proves that he is still the King of Dorama in Japan. There's no any objection to it. And, here is my review on I'm Home, one of must watched dorama for spring 2015.

Synopsis


 (I got the synopsis from Jdrama_Weblog)
 Ieji Hisashi, a salaryman who works for a securities company, has a fuzzy memory of the recent five years because of an accident at his job posting. His wife of five years, Megumi and their 4-year-old son seem to wear masks. He can neither tell their facial expressions nor their emotions. He also struggles about his love for them. On the other hand, Ieji feels an attachment to his ex-wife, whom he divorced five years ago, and their daughter. What sort of days did he have in those five years which are a blank to him? Ieji sets out on a journey to find his past self with a mysterious bunch of 10 keys that he has. He becomes aware that he was a cold, career-minded man before the accident, and the persona that is gradually revealed is beyond the imagination of his present kindhearted self.


Review, Peeling the Dorama


I can't recall any dorama where Kimutaku doesn't play good. Since the first time I saw him in Long Vacation, he never makes me disappointed, even for the weird dorama like Ando-Lloyd in some years ago. His name is a guarantee for a drama's quality. Do you agree with me? Let's then make a short review for I'm Home.

Story and Story line

I think the story in this dorama is good. An amnesia man and his struggle to find his lost memories. It sounds cliche, isn't it?  But the special thing is that the secret behind the lost memories. How an amnesia man started to hate him self when he finally found the truths about his past. Can someone become someone else completely because of an amnesia? How can a cruel man like Ieji Hisashi who did anything for power and money became a kindhearted Ieji Hisashi who loves his family more than anything? Sounds weird but here it is again, Kimutaku did a great job with his role as Ieji. Somehow, I can feel how is it like to hate ourselves and our past. But, all we can do is to face the future and do the best. 

I almost forgot to mention that this I'm home story is originally adapted from a manga titled I'm Home by Kei Ishizaka that published in 1997-1998. 

The idea of how Ieji sees his wife and son wear masks is brilliant. A mask symbolizes something fake and almost everyone wear mask in their life. Haha.. As a human, we always have a dark side, something that we try hard to hide it from people around us.  Can we put off our masks? Sure, we can! Although, it is not easy to find someone who can make us open the mask we are wearing for so long time. That's what I think! (Why so serious? Lol). And why Ieji sees masks on his wife and son? That will lead to core of this story. It is very interesting to watch how Ieji struggling to get back his lost past and how he face the reality after he found out that he was not a man he is now.

How can a bad man became a good man because an amnesia? That's my big question. If that's the case, it would be better if all bad people on earth get amnesia so they could reborn as good people. Haha..

This dorama also has a complete background: work place, friendship, family, and a little bit of medical world. I really love the family story. Ieji's relation with his ex-wife and step daughter, and also with his current familly. It is very lovely. That's why it's I'm Home.

Setting

How about the setting? The very last scene - a beautiful orange house - is very very lovely. OMG! I really want that looks expensive house! (and Kimutaku as a bonus. Haha). Well, over all I like the setting in this dorama. Ieji's work place, his apartment, and other places that appear on this dorama are well done. By the way, do you prefer Ieji's old apartment, Ieji's summer house, or Ieji's new orange house?Me, You already know my answer.

Actor and Actress
There's no complain with uncle Kimutaku. He was perfect! He played 2 different sides of Ieji with totallity. I  can feel the bad man and the good man in Kimutaku's Ieji. The development of his character is awesome. Somehow, this reminds me of another Kimutaku's dorama -Ando Loyd-which he played 2 different characters and it was good! And Ueto Aya, she was good too. No complain. She can portray a good wife who always loves her family, support her husband eventhough she is hurt inside. Ow, so sad. Yup, typically Asian good wife. I don't think that I could be like her if I have the same problem. No way! That's too sweet to become reality.

Kimura Takuya and Ueto Aya (img: here)

Point plus for cute boy 'Rai Takahashi'. I love him. He's so cute and lovely here. I really wanted to hug him while I was watching him in almost all episodes. He can act! Good job boy.
How about other supporting actor/actress? Yeah, I think they're just fine. They're good but I don't think that I want to write them here. Too lazy for that. Lol

Rai Takahashi (img: here)

OST and Theme Song
I don't know, I don't have special feeling or any memories regarding the OST and the theme song. I don't think that this dorama has theme song tho. Haha.. What do you think? 

Overall, I like this dorama. I like all Kimutaku's dorama. You should not miss this dorama. Because in my opinion, I'm Home is one of the best dorama in the spring season! Let's see if this dorama will get award. (I bet Kimutaku will get at least an award for this dorama. :D )

I give 8.5/10 for I'm Home!


8.5/10


img source: here


Tak ada jawaban yang benar atas dua pilihan yang sulit. Tak ada yang tepat saat kita dihadapkan pada opsi dilematis.

  • Suatu hari, kamu sedang berada di tepi jurang. Ada dua orang yang paling kamu cintai, ayah dan ibumu, sedang berada di ujung jurang dan memerlukan bantuan kamu. Kamu hanya bisa menyelamatkan satu di antara mereka. Siapa yang akan kamu selamatkan?
  • Atau di jurang itu, kamu harus memilih menyelamatkan kakak atau adik kamu? Teman atau kekasihmu? Dirimu atau orang lain?

Sulit bukan? Semua pilihan terasa salah. Aku tidak tahu apa itu buah Simalakama tapi orang sering mengindentikkan kejadian semacam itu sebagai Simalakama. Sepusing apapun kamu berpikir, jawaban yang paling tepatpun tak akan muncul. Akan selalu pembenaran, alasan, excuse, dan berbagai argumen pilihan yang diambil. Tapi apakah sebenarnya jawaban yang benar?

Bagi kamu yang pernah nonton anime atau bac a manga Hunter X Hunter pasti tahu jawabannya kan? Yup. Jawaban yang benar adalah diam saja. Diam mewakilkan sikap tidak bisa memilih yang berarti tidak ada jawaban yang benar dengan memilih salah satu jawaban. Nah, hal yang sama juga pernah dilontarkan oleh salah seorang kawan yang cukup cerdas bernama Si Bolong. Dia pernah memberikan pertanyaan yang dilematis seperti itu dan pada akhirnya memberikan jawaban yang sama. Tidak pernah akan muncul satu jawaban yang benar.

Tapi seperti juga pertanyaan Gon, aku juga selalu kepikiran hal yang sama. Pertanyaan yang paling penting adalah apa yang akan kita lakukan jika kita dihadapkan pada hal yang nyata? Bagaimana jika pilihan menyakitkan itu harus kita ambil? Musti dan kudu! Seperti ketika Jack harus memilih menyelematkan dirinya sendiri atau kekasihnya Rose di film Titanic. Atau kisah papan Carneades dari filsuf yang dijuluki si akademik skeptik dari Yunani, Carneades. Siapa yang akan menyalahkan Jack seumpama dia menyelamatkan dirinya dirinya sendiri alih-alih Rose? Tidak ada! Tapi tak ada juga yang menyalahkan dia saat melakukan sebaliknya. Apa ini artinya?

Jack n Rose di Titanic :(
img source: here
Pilihan yang kita ambil dalam kondisi dilematis akan menunjukkan siapa kita. Dan catatan pentingnya adalah, siapapun kita adalah tidak salah. Ketika kita harus memilih ibu dibanding ayah, ketika kita memilih diri sendiri dibanding orang lain, memilih anak dibanding orang tua, dan lain-lain sebagainya.  Siapa yang mau menyalahkan?

Dan tibalah bagian paling sulit. Bagaimana cara kita memilihnya? Ah, di antara 2 pilihan berat paling enak ya pakai undian. Bukankah begitu? Terkait bagaimana harus memilih, aku tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak tahu. Dalam situasi mendesak dan tak ada waktu untuk berpikir, aku tidak bisa membayangkan itu. Biarlah alam bawah sadar yang menuntun pilihan saat akal sudah buntu. Tenang saja, soalnya dalam hal ini tak ada yang benar, pun tak ada yang salah.

Nonton anime sambil berfilsuf! :D

Gon, Leorio dan Kurapika dicegat Lady Quizzer yang memberikan pertanyaan dilematis
img source: here

Nenek kuis aka Lady Quizzer
img source: here





Bagaimana meja kerja yang nyaman itu? Definisi nyaman bisa macam-macam tapi menurutku paling tidak dalam kaitannya dengan meja kerja, hal ini adalah meja yang menunjang keefektif dan efisiennya aktivitas kerja kita. Nah, dalam tulisan bebas 10 menit ini, aku ingin membahas sedikit tentang meja kerja yang menurutku nyaman. 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di meja kerja kita agar kita betah duduk berlama-lama di sana. Apa saja?

  1. Meja harus rapi dan bersih. Meskipun tingkat kerapihan masing-masing orang berbeda, tapi minimal rapi buat diri sendiri. Bersih juga penting, karena bersih itu membuat kita lebih fokus.
  2. Letakkan barang personal, dari rumah yang mengingatkan kita akan hangatnya rumah. Tidak sedikit kok orang yang menaruh bingkai foto keluarga, teman, ataupun pernak-pernik hiasan yang diambil dari rumah. Kalau aku suka menaruh kartu pos di dinding depan mejaku. Jadi, saat aku jengah dan lelah dengan layar komputer, aku bisa mengalihkan pandangan pada gambar-gambar di kartu pos yang membuat hati adem.
  3. Jangan biarkan banyak barang menumpuk di meja. Meskipun ada yang bilang banyak barang di meja berarti orang sibuk, tapi sebaiknya tidak terlalu begitu juga. Berkas-berkas dan barang-barang lain yang menumpuk di meja kerja akan membuat stress tingkat dewa. Sugesti pekerjaan yang tidak akan selesai-selesai malah akan benar-benar membuat pekerjaan sulit selesai.
  4. Jangan biarkan meja kamu terlilit kabel-kabel gak jelas. Kabel adalah penghubung seluruh alat kerja kita. Tapi, kabel juga sering menyebalkan karena melilit kemana-mana.  Lilitan kabel yang berantakan akan menyebabkan polusi mata. Maka dari itu, rapihkan dan gulung kabel dengan baik. Polusi mata tidak baik untuk kesehatan kerja.
  5. Siapkan kopi, teh dan atau air putih. Agar rilex, kita tidak boleh kurang air. Maka, minuman-minuman segar itu akan menjagamu tetap bersemangat kerja.

Lah, apa lagi ya. Tidak terasa sudah 10 menit aku menulis lho. Sudah saatnya berhenti sejenak. Nanti deh, kalau ada kesempatan dan masih ingat, aku akan menulis tips-tips selanjutnya. Sementara ini dulu ya. Bagaimana membuat meja kerja kamu nyaman.


---- 

img source: here


Rencana tata ruang untuk menghindari konflik

Apa sih sebenarnya Perencanaan tata ruang dan lahan (Land use Planning)? Pendefinisian harus jelas agar tidak menimbulkan salah paham dan salah konsepsi.

Salah satu definisi yang ada adalah "Land use Planning is the general term used for a branch of urban planning encompassing various disciplines which seek to order and regulated in an efficient and ethical way, thus preventing land use conflicts."

Bahwa satu tujuan penting dari LUP adalah untuk menghindari munculnya konflik.

Kenapa bisa muncul konflik? Ada beda kepentingan untuk satu objek yang sama, dalam hal ini adalah ruang.  Satu ruang dibebani segala rupa kepentingan dari berbagai pihak. Karena itulah diperlukan perencanaan ruang yang baik dan efektif. Perencanaan ruang (LUP) dibuat untuk mengakomodir seluruh kepentingan dari berbagai pihak terhadap ruang dan lahan yang hanya ada satu.

Rencana harus dibuat berdasarkan kondisi berlangsung

Rencana adalah sesuatu yang dibentuk sebelumnya, maka rencana tata ruangpun seharusnya dibuat sebelum sesuatu. Bagaimana dengan kondisi yang sudah ada, sudah berlangsung, saat rencana itu dibuat. Kalau orang bilang itu sudah bawaannya.  Rencana yang dibuat harus memasukkan kondisi sekarang (atau kalau bahasa kerennya existing condition) dan mendasarkan rencana itu pada kondisi yang benar-benar sebenarnya. Disinilah dimulai pentingnya data yang benar. Maksudnya? Data tentang kondisi berlangsung yang shahih. Salah data di tahap perencanaan pasti buntutnya gak bakal benar.

Bagaimana jika kondisi berlangsung adalah masalah?  

Lalu bagaimana jika kondisi sekarang adalah kondisi yang tidak diinginkan? Maksudnya adalah jika rencana yang akan dibuat itu sudah menyatakan bahwa sesuatu kondisi itu salah. Aih ribet main bolak-balik bahasa. Pakai contoh bodoh saja.

Misalnya, ada sebuah villa mewah di kebun teh, ini mirip banget sama kondisi di puncak ya. Hehehe. Kawasan puncak kemudian ditetapkan dalam LUP sebagai kawasan lindung, yaitu misalnya semua harus berupa hutan, kebon ataupun kebon teh. Nah, adanya villa mewah tidak diijinkan dalam rencana ini. Tapi, si villa sudah ada di sana, bertengger lebih dulu di sana sejak jaman Belanda. Apakah si villa salah?

Jika hukum tidak berlaku mundur maka si villa enggak salah dong. Wong dia duluan di sana. Tapi, penetapan kawasan itu sebagai kawasan lindung juga punya dasar, misalnya: untuk mencegah  banjir di Jakarta yang semakin menggila. Salah satu solusinya adalah dengan menghutankan  kembali kawasan hulunya yaitu puncak. Tapi, kemudian ternyata di puncak sudah banyak yang bukan hutan lagi.  Apa mereka salah? Menurutku sih enggak. Selama bangunan itu dibuatnya sebelum peraturan ditetapkan. Apalagi, jika tanah yang mereka bangun adalah tanah sendiri. Tanah-tanah sendiri, mau diapakan juga terserah dong.

Nah, balik lagi deh. Bagaimana mensikapi kondisi pendahulu yang kemudian dianggap tidak sesuai. Tentu ini tidak mudah. Ibarat kita harus nyalahin senior yang sudah lebih dulu nangkring di dunia, dan lebih asin dari garam lautan. Kok? Kelamaan hidup kali ya. Hahaha.. Ngawur kemana-mana, nyantai dikit biar gak ngantuk.

Yang Penting Tidak Ada Yang Merasa Rugi

Pada dasarnya, sifat manusia itu tidak mau rugi, kalau bisa malah untung besar. Tapi sudah takdir jika selalu ada dua sisi yang saling berkebalikan, ada untung pasti ada yang rugi. Mana bisa semua impas? Nah, bagaimana caranya agar orang yang rugi/ sedikit rugi dan atau sedikit berkurang keuntungannya itu tidak ngamuk dan merasa dilanggar haknya? (Jadi ingat perkataan seorang kawan "kebebasan kita dibatasi kebebasan orang lain.) Bagaimana dalam tata ruang?

Menurutku, dalam tata ruang pun demikian. Semua orang tidak ingin rugi, kalau bisa untung. Bagaimana mungkin semua orang untung? Balik lagi, bahwa itu tidak mungkin berdasarkan konsep hitam-putih yang tadi kusebutkan. Bisa jadi asumsiku salah, tapi ini perlu untuk pijakan melangkah.

Komunikasi multipihak, itu penting! Wadah koordinasi dan Representasi

Nah, kembali ke si villa di Puncak, bagaimana mengatasi kesalahan yang sudah duluan lahir? Misalkan aku sang pemilik villa itu, maka aku juga tidak mau dong disalahin. Tapi, aku mungkin akan mengerti jika alasan yang dijadikan dasar kesalahan itu memang benar adanya. Bagaimana aku bisa tahu? Ya, ngobrol dong. Siapa yang harus ngajakin ngobrol? Ya, tentunya orang yang bilang waktu villaku itu salah. Siapa itu? Ya sudah pastinya yang berwenang.  Siapa sih? Ah ribet! Pemerintah! Pemerintah harus ngajak ngobrol.

Tentunya, yang diajak ngobrol gak cuman aku dong, pasti banyak lagi yang punya masalah serupa tapi tak sama. Mungkin ada yang pingin beli lahan di hutan lindung, ada juga yang ingin bangun pabrik di dekat pemukiman, atau mungkin saja orang yang gak pingin ngapa-ngapain yang hanya pingin nyelow di pantai. Mereka semua tetap harus diajak ngobrol. Kenapa? Karena ngomongin ruang itu ngomongin rumah bersama. Satu hal pasti akan berimbas pada yang lainnya. Agar semua orang tidak kaget dan shock terhapap perubahan rumahnya, makanya harus ngobrol bareng-bareng serumah.

Kenapa harus bareng? Karena orang itu bawaannya selalu curigaan, gak percayaen sama orang lain. (Atau aku saja sebenarnya. Hahaha) Ngobrol bareng akan meminimalisir kesalahpahaman, kesangsian dll serta meningkatkan kepercayaan, pengertian dan tentunya mempererat silaturahim. Selain menghindari berantem, ngobrol bareng juga bisa dapat pahala. Amin.

Tapi, gimana jika gak mungkin ngajak semua orang bareng? Nah, itu mah gampang. Sistem demokrasi keterwakilan itu jawabannya. (Au ah namanya apa). Ibarat aku pemilik villa, aku gak perlu juga kali ngajak seluruh keluargaku ke sana. Rumah lain pun begitu, wakilnya aja. Nanti dari desa ada wakilnya lagi jika tidak mungkin semua ikut, begitu seterusnya sama level tertinggi.  Mirip MLM ya sekilas. Karena itulah sebuah wadah koordinasi multipihak perlu ada. Di sanalah nanti perwakilan seluruh pemangku kepentingan bisa ngobrol bareng, curhat bareng, dan berencana bareng agar tidak rugi bareng-bareng. Lha kok.. Hehehe..

Semua Pemangku Kepentingan itu sama tingginya!

Tapi kemudian, muncul lagi masalah. Apa itu? Ada sejumlah orang yang doyan banget ngomong di depan orang lain, tipe-tipe pidato dan koar-koar. Namun, ada juga orang yang grogian deman panggung. Jangankan ngomong di depan banyak orang, baru duduk bareng orang tak dikenal saja sudah keringet dingin. Apalagi ini, disuruh ngomong di depan para pemangku kepentingan, yang tentunya akan banyak pejabat pemerintah juga di sana. Bisa ngompol di celana tuh. Maksudku adalah bahwa sistem keterwakilan itu juga sangat rawan. Semua harus memastikan bahwa mereka memilih wakil yang tepat, wakil yang gak demam panggung tapi juga gak lebay doyan koar-koarnya. Nah, harapannya adalah bahwa semua wakil itu dapat duduk bareng, sama tingginya, sama pedenya, dan sama aktifnya. Sehingga, hasil dari ngobrol bareng itu pun juga akan sama-sama enak nerimanya.

Pertanyaannya adalah, 'Apa itu mungkin'?

Bisakah petani duduk sama tinggi dengan direktur korporat, bisakah orang biasa sepede koar-koarnya para pejabat? Bisakah? Harus bisa! Dalam hal ini, semua pihak kedudukannya sama. Tidak ada tingkatan vertikal di dalam pemangku kepentingan dalam tata ruang. Jika ini bisa, maka kesempatan untuk mencapai rencana tata ruang idaman yang dapat menghindari konflik dapat diwujudkan.  Pe eR banget ya!

Agar masyarakat lebih percaya diri, bagaimana?

Bagaimana caranya?
Aku sendiri belum menemukan jawaban pasnya. Yang paling gamblang adalah, gimana caranya bikin itu pihak-pihak yang biasanya kurang PD menjadi lebih PD. Pihak yang malu-malu menjadi lebih berani berekspresi. Gimana? Tiba-tiba di kepalaku muncul istilah keren 'Community Development' dan 'capacity building',pembangunan masyarakat dan pengembangan kapasitas. Susah bahasanya, tapi pengertian gampangku adalah bikin masyarakat lebih pinter. Siapa yang bisa bikin orang lain pinter? Guru! Apakah guru SD? Bisa! Guru SMP, SMA, dosen? Bisa! Mulai ngaco lagi dah. Ampun!

Peran super penting ini seharusnya dipegang oleh pemerintah. Alasannya gampang, karena sudah jadi tugas negara kan untuk mencerdaskan rakyatnya. Kita bayar pajak kok. Tapi, banyak pada faktanya pemerintah belum mampu untuk itu. Sehingga, muncullah guru-guru swasta (non-pemerintah) yang berlomba bikin pinter masyarakat, mulai dari LSM yang bejibun banyak, perwakilan korporat yang kelebihan duit, dan lain-lain. Motifnya apa? Macem-macem mungkin, dari yang ngejar surga sampai ngejar proyekan dana. Macem-macemlah pokoknya. Ya, semoga saja sih guru yang didapatkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Menangani konflik

Seperti pepatah bilang, "Manusia hanya bisa berusaha, Tuhan jualah yang memutuskan hasilnya.". Sebagus-bagusnya sebuah rencana tata ruang dibuat, sudah melibatkan banyak pihak, sudah ini dan sudah itu, tetap saja muncul masalah. Misalnya saja ada tumpang tindih yang berujung konflik. Trus gimana tuh?

Saking pentingnya manajeman konflik, sampai-sampai di UnHan ada jurusan khusus 'Resolusi Konflik'. Wajar banget sih ya, kalau urusan ribut-ribut gini gak semua orang bisa ngurusin. Kalau gak ahli dan diniati, bukannya beresin masalah tapi malah tambah bikin runyam. Apalagi menyangkut lahan, berarti menyangkut hidup banyak orang, hidup mati orang. Terkati konflik ini, aku belum bisa banyak koman-komen. Kenapa? Soalnya ya itu tadi, berat. Salah-salah malah tambah runyam. Catatan penting yang bisa terlintas di kepalaku hanyalah, pada dasarnya orang tidak mau rugi. Konflik muncul karena ada orang yang merasa rugi. Jika ini terjadi, maka harus balik lagi ke awal, gimana caranya agar tidak ada yang merasa dirugikan.

Konflik muncul saat ada pihak yang merasa dirugikan berbicara dan menuntut. Itu masih lebih baik, daripada pihak yang rugi tapi diam saja. Itu namanya penjajahan!

Bagaimana di Indonesia?
Monggo dijawab bareng-bareng. Saya juga sebenarnya masih awam untuk yang begini-beginian.


(Aku sengaja tidak menyitir aturan legal seperti UU dan segala rupa. Apa yang kutulis di sini adalah pikiran acakku yang saat ini sedang belajar mengenal lebih jauh tentang penataan ruang. Hal baru sih, meski gak baru-baru amat. Tuntutan kerja yang mengharuskanku sedikit familiar dengan satu bidang keilmuan dari Londo sana yang isinya dibanyakin ribut-ribut orang rebutan tanah. :D Semangat!!!)