Menjelang hari Ciliwung 1111.

Aku pun teringat pada sungai-sungai yang pernah membuatku jatuh cinta pada kehidupan. Apa kabar sungai-sungai di bumi? Masihkah Engkau ikhlas mengaliri daratan dan menghantarkan kehidupan dari hulu hingga hilirnya, menghubungkan gunung tertinggi dan samudra terdalam.  Cinta kasih Semesta tak terbatas.  Dia punya caranya sendiri dalam mencintai kehidupan ini. Sungai-sungai itu tetap memberi kehidupan di sepanjang alirannya. Meski jejak kotor sebagian manusia membuat sedih sebagian manusia lainnya, dan makhluk-makhluk lainnya. Dalam kesedihan yang mungkin kita tak paham. Sungai tak peduli itu dan dia tetap mengalir memberi kehidupan. 

Kasih dan cinta pada kehidupan harus disebarkan, dinyalakan lagi dalam jiwa. Cinta kasih itu sudah ada di sana, dan akan tetap di sana. Sentuhlah hati-hati penuh kasih itu dengan kasih yang tulus. 

Selamat Hari Ciliwung 11 November 2019. 
Semoga sungai-sungai di bumi senantiasa lestari.  
(Foto:  @Laskarkarung, Komunitas Peduli Ciliwung Bogor) 



Satu hati untukmu, untukku. 
Dalam hiruk pikuk pikiran yang melaju cepat menyisakan pandangan bakal kabut tebal yang menutup semua pandangan, tiba-tiba aku bertemu dengan sebuah hati. Dia yang kukenal sejak dulu, dia yang memberiku rasa tenang dan damai yang lama telah kurindukan. Sore ini dia menyapaku kembali, dalam lirih bisikan,  dalam diam tatapan,  dalam jernih sekelebat kesadaran, dia menyapaku. 

Seorang kawan berkata bahwa dalam hidup ini kita bersiklus, kita berputar, yang berarti kita akan selalu berada di satu titik yang tak pernah sama sekali waktu.  Kadang di atas, di pertengahan, di bawah, dimana saja selama masih dalam siklus itu. 

Mentari sore ini membiaskan sinarnya di dedaunan semak yang kulihat indah. Hal-hal sederhana ini kan yang dulu pernah membawaku pada senyum merekah penuh syukur atas kehidupan. Pun kini kurasa. Meski kadang sulit bagiku membuka mata. Namun tidak sore ini, sebuah hati membukakan diri untukku kembali. Terima kasih. 

Dalam siklus ini, mari kita menjalani setiap tahapnya dengan suka cita, ataupun duka yang merupakan sisi lain dari suka. Hidup ini seimbang kan. Nikmati semuanya. Jadikan dia pelajaran berharga. Setiap hari, jam, detik waktu kita tak akan pernah terulang, jadi nikmati saja, jalani saja,  dan hadapi saja hari ini. Pun besok dan besoknya lagi. Sapalah mentari pagi, dan ucapkan selamat malam pada sanubari. Hingga damai menghampiri, dan hati selalu menyapa diri, mengucap syukur untuk segala apapun itu, yang menjadikan kita hidup dan belajar darinya. 

Selamat sore. 
Terima kasih telah menyapa kembali. 
Aku rindu. 
Damai ini. 



Dan ternyata, setiap kita mempunyai cerita. Berbeda tapi serupa. Banyak hal yang tidak saling kita ketahui tanpa saling bercerita. Masing-masing kita telah melalui banyak kisah yang mungkin hanya kita yang tahu pasti apa saja yang telah kita temui dan rasa.

Aku merindukanmu kawan, aku merindukan saat-saat muda kita tertawa tanpa beban kecuali asa. Masa-masa kita dulu pernah bersama merasa mimpi bagai di ujung mata. Semua begitu berkilauan sekarang kulihat. Masa-masa emas yang telah membeku abadi dalam ingatan kita bersama. Harta kita. Yang akan selalu menjadi tawa saat kita mengingatnya bersama.

Kesedihan kita kini, dan di masa-masa yang tak kita lalui bersama, biarlah menjadi katalis kedewasaan kita. Aku bersedih, kamu pun demikian. Aku bahagia, kamupun demikian. Kita punya cerita sendiri-sendiri. Jika bertemu nanti mari kita berbagi.

Sedikit kata-kata yang tiba-tiba kuluapkan padamu menjadi lucu seketika, mengingat rentang belasan tahun tak menjadikanku canggung membuka kegelisahan di dalamku. Terima kasih telah menjadi pendengarku. Dan kapanpun kau butuh telinga, sekedar telinga untuk gelisahmu, jangan ragu memanggilku. Ya, meskipun mungkin agak terasa kaku. 

Aneh, tak kuingat dulu seberapa akrabnya kita. Dan kitapun jarang bertegur sapa, bahkan di dunia maya. Tapi biarlah, apapun itu, aku senang bertemu kamu hari ini. Dan saat nanti kita bisa bertemu lagi, mari bercerita kembali, tentang kita yang dulu, ataupun kisah kita hari ini. 

(Sore itu, aku bertemu kawan lama yang sudah hampir 15 tahun tak bersua. Dan sore itu menyenangkan meski singkat terasa.)