Ketika pertama kali melihat daftar harga sewa tempat tinggal di Portland-Oregon, aku langsung ternganga. "What? Apaa?!!" (dengan gaya lebay seperti di sinetron remaja ababil di S*TV yang lagu pembukanya berjudul "Diam-diam Suka" itu lho). Sumpah! Mahal bingit! Dalam satu bulan sewa kamar paling murah adalah US$ 500! Itu sama saja dengan nyaris 6 juta rupiah yang kalau buat bayar sewa kosan Maharlika-ku di Bogor bisa untuk tiga tahun!
Sudah rahasia umum jika mata uang rupiah sangatlah lemah terhadap dollar Amerika. Biaya hidup di negara ini pun juga sangat jauh lebih tinggi dibanding di tanah air tercinta. Tapi tetap saja untuk harga sewa tempat tinggal di salah satu kota di Pasifik Barat Laut ini sangatlah mahal. Bahkan orang asli sinipun juga mengatakan ini mahal. Lalu bagaimana kisahku menemukan tempat tinggal di sini?
Tempat tinggalku di Portland dan Nell si tuan rumah :) |
Untuk menyewa tempat tinggal ada sejumlah macamnya. Kita bisa untuk menyewa apartemen pribadi ataupun berbagi, sewa rumah, ataupun sewa kamar di satu keluarga (homestay). Bagaimana orang-orang Portland mencari dan mengiklankan tempat tinggalnya? Mereka pasang iklan di sini. Banyak pilihan dan kategori yang semuanya bagiku membingungkan. Ada-ada saja pokoknya dari yang syarat piaraan binatang, pasangan gay only, drama free, gender tertentu only sampai syarat lain yang membuatku mumet. Maklum belum familiar dengan sikon (situasi kondisi).
Lanjut lagi tentang 3 jenis sewa tempat tinggal. Yuk simak pengalaman Nonet yang pusing nyari kos-kosan di Amrik.
Cukup banyak apartemen di Kota Portland, mulai dari pusat kota (yang sering disebut down town) sampai ke pinggiran yang masuk sub-urban. Harga sewa satu apartemen bervariasi tergantung fasilitas dan lokasi. Semakin dekat down town semakin mahal. Dua orang temanku sama-sama sewa apartemen, yang satu di down town dengan biaya sewa US$1000/bulan, satu lagi di Beaverton yang masuk pinggiran dengan biaya US$750/bulan. Harga itu belum termasuk biaya lain-lain seperti air, listrik, sampah, internet, dan seterusnya yang rata-rata perbulan US$100. Gilak!!! Tak sanggup awak.
Bagaimana dengan house share atau berbagi rumah? Maksudnya adalah rumah yang disewa bersama-sama sejumlah orang dan berbagi biayanya. Misal ada rumah dengan 4 kamar dihuni oleh 4 orang. Jika biaya sewa dan fasilitas pendukung adalah US$2000 per bulan maka biayanya dibagi 4. Biasanya jika salah satu yang akan keluar/pindah, para penghuni akan memasang iklan untuk mencari penghuni baru. Ini adalah opsi yang menarik namun nyatanya sulit menemukan house share yang pas dengan banyak alasan yang malas kusebutkan. :)
Pilihan terakhir adalah homestay yaitu tinggal di rumah sebuah keluarga yang kebetulan memiliki kamar lebih. Dengan homestay, kita menjadi seperti bagian dari keluarga itu, berbagi dapur, berbagi ruang tamu, dll sehingga penyewa tidak perlu lagi membeli perabotan ataupun perlengkapan lain seperti perlengkapan masak. Biaya sewa homestay rata-rata berkisar mulai dari US$ 500 ke atas. Jikapun ada yang menyewakan di bawah itu biasanya belum termasuk biaya lain-lain.
Selama di Portland, aku memilih tinggal di rumah sebuah keluarga Amerika alias homestay. Rumah ini awalnya dipilihkan oleh supervisorku yang sangat baik, Chandalin. Kenapa aku suka di sini? Nah, pertanyaan ini akan menimbulkan banyak jawaban yang pada dasarnya mengarah pada alasan ekonomi dan berujung pada alasan romantis. Hehehe....
Kelebihan Homestay menurutku:
1. Biaya lebih murah. Aku mendapat sewa rumah per-bulan US$ 550 sudah bersih (plus ada WIFI yang kalau nge-Yutub tidak perlu buffering dulu. Lumayan buat streaming Hunter X Hunter! )
2. Tidak repot. Tidak perlu berbelanja peralatan dan perabotan, tidak perlu mengurus tagihan-tagihan, tidak perlu bersih-bersih di luar kamar, dll.
3. Merasakan secara langsung bagaimana kehidupan sehari-hari di sebuah keluarga di Amerika. Alasan inilah yang kurasa sangat menarik. Banyak hal yang kupelajari dari cara-cara orang hidup di sini. Apalagi tuan rumahku memiliki dua anak kecil (9 dan 5 tahun) yang unyu-unyu meskipun kadang riweh.
Kalau libur main sama Nell (5) yang bawelnya minta ampun :) |
Sudah hampir 3 minggu aku di Portland, tinggal bersama sebuah keluarga yang manis dan bahagia. Akupun ikut bahagia. Apalagi kutahu ternyata tuan rumahku adalah guru bahasa Inggris yang juga bisa berbahasa Jepang. Hahahaha... Jodoh memang tak akan kemana. Aku percaya itu! Yatta!
Eh mungkin ada yang belum tahu ya kalau aku juga sedang belajar Bahasa Jepang? Hehehe...
NB: Yamapi! wait for me!
img source:here |
(Sudiyah Istichomah)