Sebuah Ringkasan
--Tulisan ini
adalah sebuah ringkasan, rangkuman dari sebuah buku yang berjudul "Apa
Salahnya Makan Daging?" yang
ditulis oleh Avadhutika Anandamitra Acarya. Buku yang diterjemahkan dari dari
Bahasa Inggris oleh Bapak Ir. Ketut Nila ini, merupakan buku tipis yang sarat
muatan pengetahuan terkait kenapa orang sebaiknya menjadi vegetarian. Ringkasan
ini saya buat untuk merangkum apa yang saya pahami dari buku ini, sekaligus
ingin juga mengajak teman-teman lebih luas untuk lebih memikirkan sudut pandang
lain yang ada di hidup ini. Tentu saja, versi lengkap tetap ada di bukunya. Saya mendapat buku ini dari seorang kawan, Mbak Rita yang katanya ingat saya saat melihat kembali buku lamanya ini. Pas banget! Ini adalah salah satu pembenaran yang saya perlukan dari apa yang memang sudah saya yakini dari dulu. Terimakasih ya mbak. Bagi yang ingin membaca bukunya, silakan saja kontak saya ya. :) "--
Selamat membaca!
Bagian
I. Apa Salahnya Makan Daging dan Sejarah vegetarisme
Mendengar kata vegetarian, orang
akan bertanya-tanya,” Apa salahnya makan daging? Berjuta-juta orang makan daging,
kenapa saya harus berhenti?”. Banyak alasan penting kenapa kita perlu berhenti
makan daging, bukan alasan emosional atau sentimental, tetapi merupakan
alasan-alasan meyakinkan dan ilmiah.
Apakah sejak nenek moyang, manusia
selalu makan daging? Jawabannya adalah Tidak! Menurut penelitian (siapa? -net-),
kesimpulannya adalah nenek moyang manusia pada jaman purba adalah pemakan
tumbuh-tumbuhan. Manusia mulai memakan daging ketika jaman es akhir, yaitu
ketika sumber makanan dari tumbuh-tumbuhan sulit didapatkan. Daging adalah
pilihan terakhir untuk mempertahankan hidup. Sayangnya, kebiasaan ini terus
berlajut bahwa hingga saat ini, dengan berbagai alasan, mungkin karena
kebutuhan (Bangsa Eskimo dan suku-suku di utara bumi), karena kebiasaan,
kekurangan makanan atau kurangnya pengetahuan. Meski demikian, di sepanjang
sejarah, selalu muncul individu/kelompok yang menyadari pentingnya diet murni
vegetaris untuk kesehatan, kejernihan mental dan spiritual.
Tidak
wajar jika manusia makan daging
Makanan
yang mana saja sangat erat kaitannya dengan struktur fisiologi mahkluk hidup. Begitu
juga manusia, struktur fisiologinya menunjukkan jenis makanan apa yang sesuai
untuknya. Menurut dietnya, binatang bertulang belakang dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu: binatang pemakan daging, pemakan rumput dan daun, dan pemakan
biji dan buah-buahan.
·
Pemakan pemakan daging
Binatang
pemakan daging, seperti harimau, singa, anjing, kucing memiliki karakteristik
yang unik yang jauh membedakannya dengan jenis binatang lain. Ciri-ciri pemakan
daging adalah: memiliki sistem pencernaan yang pendek dan sederhana dengan
panjang kurang lebih 3 kali panjang tubuhnya. Hal ini karena daging membusuk
dengan cepat, yang jika tidak segera dikeluarkan akan dapat meracuni aliran
darah. Perut pemakan daging memiliki kadar asam sangat tinggi (10 kali manusia)
yang berguna untuk menghancurkan daging dan tulang. Pemakan daging juga
memiliki gigi taring yang panjang dan runcing, rahang yang kuat, dan kuku
tajam. Senjata alamiah itu digunakan untuk mencabik dan merobek daging
mangsanya. Pemakan daging tidak memerlukan pencernaan pendahuluan di mulut
sehingga tidak memiliki geraham untuk mengunyah makanan, dan tidak memiliki
enzim ptialin di liurnya. Pemakan daging biasanya berburu di malam hari dan beristirahat
di siang hari sehingga tidak memerlukan kelenjar keringat untuk mendinginkan
badannya, tapi mengeluarkan uap panas dari mulut dan lidahnya.
|
Kucing dan Hyena, contoh binatang pemakan daging. |
·
Pemakan rumput dan daun
Contoh
hewan pemakan rumput dan daun adalah sapi, gajah, domba, lama, dsb. Alat
pencernaan hewan jenis ini lebih kompleks dan panjang. Di dalam mulutnya,
pemakan rumput memiliki susunan gigi geraham 24 buah yang berguna untuk
mengunyah makanan serta mencampurnya dengan liur yang mengandung enzim ptialin.
Gerakan mulut mengunyah sedikit menyamping, beda dengan pemakan daging yang
naik-turun. Pemakan rumput minum air dengan menghisapnya, sedang pemakan daging
menjilati airnya. Pemakan rumput tidak memiliki kuku tajam dan taring runcing.
Karena pemakan rumput tidak makan secara cepat dan makanannya juga dapat lebih
lama disimpan dalam perut, susunan sistem pencernaan binatang jenis ini lebih
panjang, yaitu sepuluh kali lipat panjang tubuh.
Yang
menarik adalah, penelitian yang menyebutkan bahwa memberikan makanan daging
pada hewan pemakan rumput memberikan dampak sangat buruk bagi kesehatan hewan
itu. Dr. William Collins, dari New York Maimonedes Medical Center, menemukan
bahwa binatang pemakan daging memiliki kemampuan tak terbatas untuk mengatasi
lemak dan senyawa jenuh serta kolesterol, tapi tidak untuk pemakan rumput.
Kelinci yang diberi makanan mengandung unsur hewani mengalami pengerasan
pembuluh darah, penuh lemak dan mengalami penyakit.
|
Kuda dan Sapi, contoh pemakan rumput dan daun |
·
Pemakan biji dan buah-buahan
Contoh
binatang jenis ini adalah kera dan monyet. Kulitnya memiliki berjuta pori untuk
mengeluarkan keringat, memiliki geraham untuk mengunyah, air ludahnya
mengandung ptialin untuk pencernaan pendahuluan. Ususnya berlekuk-lekuk dan
panjangnya 12 kali panjang tubuhnya.
|
Monyet adalah pemakan biji dan buah
(img source: here) |
Jelas
sekali bahwa struktur fisiologis manusia lebih dekat pada hewan pemakan biji
dan buah-buahan serta, rumput dan daun. Jauh sekali dari pemakan daging.
Manusia memiliki sistem pencernaan 12 kali panjang tubuhnya, struktur gigi
geraham, enzim ptialin, dll.
Secara
insting, manusia bukanlah pemakan daging
Selain
itu, secara insting, manusia bukan pemakan daging. Kebanyakan orang lain
menyuruh orang lain untuk membunuh binatang untuk dimakan. Orang akan menjadi
muak jika membunuh sendiri binatang dan memakannya. Manusia tidak memakan
daging mentah seperti binatang buas, tapi memasak dengan merebus, memanggang,
menggorreng dan menyembunyikan bentuk dan rasa asli dari daging itu dengan
berbagai macam bumbu dan sambal. Apakah manusia menikmati merobek-robek dan
mengoyak binatang? Apakah manusia akan lebih tergoda dengan seonggok daging
mentah atau setangkai anggur?
Sejarah
Vegetarisme
Dari
permulaan sejarah, kita temukan bahwa makanan vegetaris dipandang sebagai
makanan wajar bagi manusia. Bangsa Yunani kuno, Mesir dan Yahudi menyatakan
bahwa manusia sebagai mahkluk pemakan buah-buahan. Pendeta Mesir kuno tidak
memakan daging. Tokoh penting Yunani seperti Plato, Socrates, dan Phytagoras
adalah penganjur kuat makanan vegetaris. Buddha, mendorong agar murid-muridnya
tidak memakan daging. Para pendeta Tao juga adalah vegetaris, begitu juga
penganut Kristen dan Yahuni jaman dulu. Penganut Hindhu jaman dulu juga
melarang memakan daging. Di kitab Hukum
Hindhu pertama tertulis, “Daging, tidak bisa didapatkan tanpa menyakiti mahkluk
hidup lain, dan apabila seseorang menyakiti makhluk yang memiliki kesadaran, maka
orang itu tidak akan mendapatkan kebahagiaan surgawi. Seorang murid Muhammad
mengatakan, “Jangan jadikan kalian kuburan berjalan.”
“Dan
daging binatang yang disembelih di dalam tubuh pemakannya akan menjadi kuburan
pemakan itu sendiri.... “ (The Essence Gospel of Peace)
Bagian
2. Mengapa Pemakan Daging Lebih Banyak Sakit dibanding Vegetarian?
Proses
peracunan
Sesaat sebelum disembelih, biokimia
binatang yang ketakutan mengalami perubahan. Produksi racun dipaksakan keluar
mengalir ke seluruh tubuh. Emosi mengakibatkan perubahan sangat besar pada
susunan biokimia tubuh. Manusia, juga mengalami perubahan fisik ketika sedang
emosional seperti marah atau sedih. Hewan yang ketakutan melepaskan hormon
adrenalin yang melekat pada daging dan akhirnya meracuni manusia yang
memakannya.
Para pemakan daging lebih mudah
terserang kanker. Salah satu alasannya adalah kenyataan bahwa daging hewan yang
telah disimpan beberapa hari akan mengalami perubahan fisik menjadi abu
kehijauan karena proses pembusukan. Meskipun sudah ditutupi dengan berbagai
pewarna sintetis dan bahan pengawet lain, namun malah menjadikan racun di dalam
daging semakin banyak. Negara-negara dengan jumlah pemakan daging banyak,
cenderung mengalami kasus kanker perut yang tinggi dibanding negara lainnya.
Memakan daging berarti berada di
ujung puncak rantai makanan. Akumulasi zat-zat beracun dari proses makan dan
dimakan akan terakumulasi di puncak rantai makanan. Misalnya saja racun
pestisida DDT. Selain itu, produksi hewan-hewan potong juga mengerikan.
Binatang pedaging dijejali banyak makanan dan disuntik dengan zat-zat kimia,
dirangsang nafsu makannya, diberi obat antibiotik dan sedatif yang memacu
pertumbuhannya agar lebih cepat besar, berlemak, dagingnya berwarna, dsb.
Manusia dapat tertular penyakit yang
diderita hewan yang dimakannya. Hewan-hewan di peternakan skala besar,
cenderung akan lebih mudah terserang penyakit karena kondisi lingkungannya yang
menyesakkan. Hewan-hewan yang stress akan mudah sakit.
Daging dan Penyakit Jantung
Kenapa daging berbahaya bagi
peredaran darah? Lemak binatang tidak mudah diuraikan di dalam tubuh dan
lama-kelamaan akan melapisi dinding pembuluh darah yang kemudian menyempit dan
menyulitkan darah mengalir. Proses itu disebut Atherosclerosis yaitu jantung mendapat beban yang berat hingga
berlanjut ke tekanan darah tinggi, stroke dan serangan jantung. Di Amerika
Serikat, penyakit jantung adalah pembunuh nomor 1.
Proses
Pembusukan
Tidak seperti pada tumbuh-tumbuhan
yang memiliki dinding sel tebal. Segera setelah binatang dibunuh, protein di
dalam jaringan tubuh akan mengumpul, dan enzym penghancur akan dibebaskan yang
disebut ptomaines. Zat ini akan segera melakukan proses pembusukan daging
binatang dan ikan yang mati. Jika setelah daging dipotong masih harus
didistribusikan melalui pembeli, disimpan, disiapkan dan proses panjang
lainnya, dapat dibayangkan sampai berapa jauh proses pembusukan terjadi.
Selain itu, setelah dimakan, daging
lama tersimpan dalam tubuh manusia yang memiliki sistem pencernaan panjang.
Butuh waktu 5 hari agar daging bisa keluar sepenuhnya dari tubuh. Selama itu,
proses pembusukan terus berlangsung, dan daging itu bersinggungan langsung
dengan alat-alat pencernaan. Lambat laun hal ini akan menghancurkan sistem
pencernaan manusia.
Penyakit
Ginjal, Gout, dan Arthritis
Sampah yang paling banyak diproduksi
oleh pemakan daging adalah asam urik (senyawa nitrogen). Dagin bistik misalnya, mengandung kurang
lebih 14 gram asa urea per pound. Ginjal pemakan daging bekerja 3 kali lebih
berat daripada vegetarian. Ketika muda, mungkin hal ini tidak menjadi masalah
karena kondisi fisik masih prima, tapi semakin tua hal ini menjadi
membahayakan. Jika ginjal tak mampu lagi menanggung bebannya, asam urik yang
tidak dikeluarkan akan diendapkan ke seluruh tubuh yang kemudian diserap oleh
otot. Kemudian mengeras seperti kristal yang bila di persendian menimbulkan
rasa sakit yang disebut arthritis dan rheumatik. Apabila asam urik mengendap di
syaraf, maka terjadi neuritis dan sciatica.
Pembuangan
Buruk
Pembuangan
buruk terjadi akibat sistem pencernaan manusia yang tidak didesain untuk
mencerna daging. Daging adalah makanan yang hampir tidak berserat, yang lambat
sekali bergerak di dalam pencernaan sehingga memakan daging mengakibatkan
konstipasi.
Bagaimana
Kaum Vegetaris Lebih Kuat Secara Fisik?
Salah satu kesalahan konsepsi adalah
bahwa makanan vegetaris mengakibatkan orang lemah, pucat, dan penyakitan. Banyak
penelitian yang telah dilakukan dan menunjukkan bahwa vegetarian lebih lincah,
kuat, dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dari pemakan daging. Bahkan
hewan-hewan yang secara fisik kuat dan berumur panjang adalah hewan vegataris
seperti gajah, kuda, kerbau, sapi. Semuanya memiliki badan sehat, kekuatan dan
stamina yang baik sehingga bisa membantu pekerjaan manusia yang sangat berat.
Selain itu, sejumlah atlet vegetarian juga telah mencetak rekor dunia,
misalnya: Murray Rose, atlet renang vegetarian pemenang tiga kali medali emas
di olimpiade di usianya yang masih muda. Orang-orang vegetaris sebenarnya
memiliki stamina lebih karena tidak menyia-nyiakan energi hanya untuk
menawarkan racun dari daging.
|
Padi-padian untuk makanan manusia. |
Bagian
3. Apakah Apa Kaitan Antara Makan Daging dan Kondisi Kelaparan Dunia? YA!
- Apabila
kita simpan padi-padian dan sumbangkan itu kepada rakyat miskin dan kekurangan
makanan, dan tidak diberikan kepada sapi-sapi, dengan mudah kita dapat memberi
makan rakyat miskin di dunia.
- Kalau
kita makan setengahnya saja dari jumlah daging yang biasa kita makan, maka
didapatkan sejumlah makanan yang bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan.
- Sesorang
ahli nutrisi dari Harvard, Jean Mayer, memperhitungkan dengan mengurangi
produksi daging 10%, maka akan dapat membebaskan cukup biji-bijian untuk bisa
dimakan 60 juta orang.
- Kenyataan
mengejutkan bahwa 80-90% padi-padian yang ditanam di Amerikan adalah untuk
pakan ternak. Peningkatan konsumsi daging meningkatkan pertanian untuk pakan
ternak yang seharusnya bisa digunakan untuk pertanian bagi pangan manusia yang
lebih luas.
- Menjadi
vegetarian adalah salah satu opsi untuk mengatasi masalah pangan dan kelaparan
di bumi yang semakin gawat.
Bagaimana
kaitan daging dengan kekurangan makanan? Jawabannya sederhana: daging
merupakan makanan yang tidak ekonomis. Hanya 10% dari protein dan kalori yang
kita berikan pada makanan ternak yagn bisa didapatkan kembali melalui daging
yang kita konsumsi. Jadi, 90% terbuang percuma. Tanah yang luas digunakan untuk
peternakan dan pertanian pendukung peternakan. Sekiranya, lahan-lahan itu bisa
digunakan untuk ditanami padi-padian, kacang-kacangan, dan sayur-mayur yang
langsung dapat dimakan manusia. Selain itu, memelihara ternak juga boros air.
Penggunaan air untuk ternak 8 kali lebih besar dari pertanian.
Ini
berarti, ketika jutaan orang kelaparan dan kekurangan air, di sisi lain orang
memboroskan lahan, air dan hasil pertanian hanya untuk dapat makan daging.
“Apabila
kita vegetarian, kita dapat melenyapkan kelaparan dari dunia. Anak-anak akan
terlahir dan tumbuh dengan baik dengan cukup makan, hidup lebih bahagia, dan
sehat. Binatang-binatang akan hidup bebas sebagai makhluk alam, tidak dipaksa
untuk melahirkan anak sebanyak-banyaknya untuk digemukkan dan dibantai.” (B.
Pinkus, Vegetable Based Proteins)
|
Peternakan skala besar yang boros sumberdaya |
Politik
Kelaparan
Kenapa kelaparan bisa terjadi?
Apakah karena dunia tidak mampu lagi memberi makan manusia yang jumlahnya
semakin banyak? Itulah kepercayaan yang tersebar luas hingga usaha terpadu
untuk mengendalikan jumlah penduduk mati-matian dilakukan. Apakah demikian?
“Itu tidak benar sama sekali- itu
khayal!” Dunia ini memiliki cadangan yang cukup bahkan lebih untuk memberi
makan manusia. Penelitian dari Food and Development Policy, US menunjukkan
bahwa tidak ada korelasi antara kepadatan penduduk dengan kelaparan. India
adalah contoh negara padat dengan kasus kelaparan, tapi Tiongkok yang 2 kali
lebih padat tidak mengalami kelaparan. Taiwan memiliki jumlah penduduk dua kali
lipat Bangladesh, tapi Taiwan tidak kelaparan sedang Bangladesh adalah satu
negara dengan kasus kelaparan terparah di dunia. Contoh lain negara padat tapi
tidak kelaparan adalah Jepang. Memang bumi punya batas daya dukung terhadap
manusia yaitu diperkirakan 40 Milyar, tapi saat ini kita masih cukup jauh dari
jumlah itu.
Kondisi kelaparan dunia adalah suatu
kondisi yang diciptakan. Industri makanan adalah industri besar. Segelintir
perusahaan raksasa multinasional menguasai industri ini dan pemusatan kekuasaan
ada di tangan mereka. Dengan kekuatan politik dan ekonomi yang kokoh, mereka
mengendalikan aliran makanan kepada milyaran manusia di dunia ini. Bagaimana
bisa?
- Salah
satu cara perusahaan raksasa mengendalikan pasar pangan adalah dengan
berangsur-angsur mengambil alih setiap fase sistem makanan. Misalnya,
perusahaan raksasa membuat mesin pertanian, pakan ternak, pupuk, minyak, kaleng
makanan, dibelinya serangkaian toko swalayan, perusahaan bahan makanan dan
pabrik pengolahan dan menanam makanannya di situ. Mereka akan mengendalikan
harga sesukanya. Petani kecil tidak akan bisa bersaing dengan ini.
- Kekuatan
yang menentukan. Perusahaan agribisnis menentukan tanaman apa yang harus
diproduksi, kualitasnya, kuantitasnya dan harga jualnya. Pengendalian produksi
dan penyimpanan stok dilakukan kadang untuk manipulasi harga.
- Lembaga
pemerintah yang seharusnya melindungi rakyat, malah didominasi oleh kepentingan
agribisnis itu. Banyak pengusaha yang menduduki pos-pos penting di
pemerintahan.
- Perusahaan
multinasional semakin banyak membeli tanah-tanah produktif di seluruh dunia.
Beberapa
contoh kasus terjadi akibat politik kelaparan ini adalah:
- Di
Amerika Tengah, 70% anak-anak menderita kelaparan. Tapi, 50% tanah pertanian
digunakan untuk “cash crop” yaitu pertanian dengan orientasi uang, misalnya
pertanian Bunga Lily. Lahan lain digunakan untuk menanam tanaman yang
menguntungkan seperti teh, kopi dan tembakau.
- Di
Haiti, sebagian besar petani berjuang hidup dengan menanam makanan di
lereng-lereng pegunungan yang curam. Mereka menyebut diri mereka sebagai orang
buangan di negeri sendiri. Tanah-tanah subur di wilayah itu dikuasai oleh
segelintir orang kaya untuk peternakan sapi yang kemudian diekspor ke negara
maju, seperti AS.
- Mexico
yang dahulunya digunakan untuk menanam jagung, kini telah banyak digunakan
untuk menanam tanaman non pangan untuk kebutuhan Amerika. Beribu petani hidup
tanpa pekerjaan karena tanahnya telah dijual, atau bekerja sebagai buruh.
Terjadi sejumlah pemberontakan karena itu.
- Di Columbia, tanah-tanah subur digunakan untuk
menanam bunga-bunga, misalnya Bunga Carnation yang berharga mahal daripada
untuk gandum sebagai makanan rakyatnya.
Tanah-tanah
produktif di dunia telah dirubah menjadi lahan pertanian yang memberikan
keuntungan tinggi tapi tidak esensial bagi kehidupan manusia. Jadi salah jika
dikatakan kelaparan terjadi karena kepadatan penduduk. Itu terjadi karena
adanya penguasaan sumberdaya oleh segelintir pihak yang mengendalikan aliran
pangan dunia.
Produksi
daging adalah puncak dari sistem yang sangat merugikan ini. Karena kebutuhan
daging meningkat, negara-negara kaya semakin banyak membeli gandum untuk pakan
ternak. Gandum yang dulu makanan pokok manusia, kini dilelang untuk pakan sapi
dan babi.
|
Demi masa depan anak-anak seluruh dunia.
|
Bagian 4. Ahimsa:
Tidak Menyakiti Makhluk Lain
Satu alasan penting lain adalah bahwa
kita tidak boleh membunuh, bahkan membunuh binatang, tanpa alasan yang sangat
penting. Banyak kelompok agama dan spiritual menganjurkan makanan vegetaris,
karena kesucian dan kesakralan semua kehidupan dan kebutuhan hidup tanpa
menimbulkan penderitaan makhluk lain. Manusia sejati memandang binatang itu
bukan sebagai budak atau makanan, tetapi sebagai adik-adik, dan mereka tidak
punya hak untuk menyakiti atau secara kejam membunuhnya terkecuali dalam
keadaan sangat mendesak. Binatang tidak pernah menyerahkan hidupnya dengan
mudah dan ikhlas agar kita bisa hidup mewah dengan memakan daging.
Seseorang yang pernah mengunjungi
tempat jagal dapat melihat kenyataan betapa binatang itu menderita sebelum atau
ketika disembelih. Berapa banyak binatang dibantai dalam sehari hanya untuk
memenuhi nafsu manusia? Sebagian kita menangis ketika anjing atau kucing
piaraan kita mati, tapi bisa diam saja dan menyetujui pembunuhan terhadap
berjuta-juta hewan tiap hari?
“Prana”
– Daya Hidup dan Vegetarisme
Hukum Prana menyatakan bahwa makanan
tertentu mengandung prana atau daya hidup lebih banyak dari yang lain. Prana
telah dikenal sejak dulu, misalnya oleh Phytagoras yang menyatakan bahwa hanya
makanan yang hidup segar dapat menjadikan manusia memahami kebenaran. Tumbuh-tumbuhan
adalah makanan dengan daya hidup paling tinggi. Tumbuh-tumbuhan bahkan masih
bisa hidup meskipun dipisahkan dari batang utamanya, biji masih bisa
berkecambah. Tidak halnya dengan daging yang akan langsung berproses membusuk
sesaat setelah mati. Daging adalah makanan tanpa daya hidup.
Kata ‘vegetarian’ tidak berasal dari
‘vegetable’, tetapi dari Bahasa Latin yaitu Vegetare yang berarti ‘menghidupkan’.
Ketika Bangsa Romawi menggunakan istilah Homo Vegetes, itu bukan berarti
manusia yang memakan tumbuh-tumbuhan, tapi seseorang yang mempunyai kesehatan
dan dinamis.
Saya
masih suka daging? Bagaimana sebaiknya?
Suatu prinsip yoga kuno menyatakan
bahwa cara terbaik untuk merubah suatu kebiasaan yang sudah mengakar bukan
dengan jalan mencabut sampai akar-akarnya. Itu tidak mungkin dilakukan. Tetapi
dengan memelihara kebiasaan yang berlawanan dengan sungguh-sungguh dan penuh
cinta. Kebiasaan lama pun akan pudar dengan sendirinya.
Menjadi vegetarian bukanlah hal
sulit karena pada dasarnya manusia adalah pemakan tumbuhan. Makanan berprotein
tinggi dapat kita dapatkan dengan mudah dari kacang-kacangan dan beras merah.
Kebutuhan gizi lain dapat didapatkan dari buah, sayur, dan biji-bijian lain. Jika
usaha itu gagal, maka pergi dan saksikan kegiatan di rumah penjagalan.
Barangkali itu adalah inspirasi yang anda perlukan.
Kebanyakan orang merasakan perubahan
saat mereka beralih ke vegetarian, yaitu: level energi lebih tinggi, sistem
pencernaan lebih bersih, kejernihan mental meningkat, bau badan lebih baik. Memakan
makanan vegetaris, makanan wajar bagi manusia, hanya sedikit menyakiti makhluk
lain, dan kita akan disadarkan pada kesatuan kehidupan dan Kesadaran Agung yang
melandasi semuanya.