(Ini adalah catatan tentang seorang sahabat, seorang teman yang dalam hidupku yang cuma sekali ini telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk kutemui. Ya, melalui catatan ini aku ingin mengungkapkan betapa mereka-mereka ini sangat berharga. Benar-benar berharga hingga aku bahkan kadang tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. )
Nadia and I at Labuhan Jukung Beach, West Lampung |
Nadia,
itu nama kamu. Apa kabar kamu sekarang ya? Ah, tentunya kamu sekarang sudah
menjadi gadis remaja yang cantik. Saat itu, tahun 2008 kita bertemu dan kamu
masih kelas 6 SD. Kamu adalah satu orang spesial yang telah menghiasi hari-hari
indahku selama melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Krui Barat - Lampung
Barat. Satu bulan penuh cerita yang menghiasi petualangan pertamaku di Pulau
Sumatra.
Pahmungan,
sebuah pekon (desa) indah yang dikelilingi agroforest Damar, menjadi kampung
halamanmu dan juga tempatku belajar tentang hutan dan kehidupan. Alam yang
indah, orang-orang yang ramah, bahasa baru, rasa baru, dan banyak hal lain yang
sungguh mempesonaku di sana. Bisa kubilang jika kegiatan PKL-ku itu adalah
ekspedisi soloku yang pertama. Dan kamu, Nadia menjadi bagian penting juga di
dalamnya.
Pertama
kali bertemu denganmu mungkin adalah hari kedua setelah kedatanganku di
Pahmungan. Aku menginap di rumah kakek kamu yang pas terletak di sebelah rumahmu. Dalam
suasana yang masih asing dan sungkan, kamu muncul dengan anak-anak yang lain.
Ah, aku kok lupa ya! Siapa itu nama adik kamu yang cantik itu? Juga sepupu kembar kamu yang lucu itu? Lalu kitapun
berteman dekat. Aih, senang sekali rasanya punya kawan baru. Dimulailah kemudian
petualangan kita bersama.
Sekarang
aku akan mencoba mendaftar kegiatan apa saja yang pernah kita lakukan bareng
ya.
- Mandi sore di sungai. Main air di sungai adalah satu keasyikan yang tak tertandingi. Meski sayang sekali aku tak bisa berenang. Nadia selalu menemaniku di sore yang lelah, untuk sekedar menyegarkan diri di aliran jernih air sungai yang mungkin adalah Way Ngison Balak (atau Lunik). Ah lupa lagi.
- Panen Damar Mata Kucing. Di suatu siang, kamu dan temanmu ikut aku ke hutan. Jika tugasku adalah mengamati dan mendata tentang panen damar, kamu bersama temanmu 'ngelahang' alias panen damar jatuhan. Lumayan bisa dijual juga kan. Hemm, laku berapa Nadia waktu itu?
- Belajar Bahasa Lampung. Satu hal yang paling sulit kupelajari adalah bahasa baru ini. Aksen huruf 'R' yang khas adalah kendala utamaku. Nadia adalah guru yang sabar. Aku masih ingat lho sejumlah kata yang kamu ajarkan: Babui (babi), Ulai (ular) dan Kaci (anjing).
- Main di Pantai Labuhan Jukung. Yuhuuu! Ini adalah yang paling menyenangkan. Labuhan Jukung adalah satu dari pantai terindah di pesisir Lampung Barat. Sehari waktu itu, kita menjelma menjadi gadis pantai yang seksi. Ha ha ha. Maksudnya kamu sih Nadia. Meskipun masih kecil, tapi tubuhmu yang bongsor dan juga kulit kecoklatan kamu terlihat keren. Ekspresi kamu juga oke banget. Kamu terlihat seperti anak pantai beneran. (Memang benar kali ya!) Waktu itu kita bertemu 2 atau 3 bule ganteng dan ingin sekali menyapa. Ah, sayangnya aku masih cemen waktu itu. Coba sekarang! Pasti sudah kita ajak kenalan. :)
- Jalan-jalan di Pasar Krui. Di pasar itu juga kita makan bakso yang enak banget.
Etc
Aku
yakin masih banyak banget Nad, hal-hal yang pernah kita lakukan bareng. Hal
penting yang mungkin perlu kusampaikan adalah kamu membuat hari-hari selama di
Pahmungan menjadi sangat berkesan. Kamu banyak mengajarkan aku segala macam
hal. Kamu juga menjadi pemandu-ku yang paling handal. Kamupun juga selalu
memperkenalkan aku dengan banyak teman-temanmu di sana sehingga aku bisa punya
banyak kenalan. Memang benar banget, aku menyukai anak-anak.
Terima
kasih Nadia. Kamu telah mewarnai kenangan indahku di masa PKL. Belajarku jadi
menyenangkan. SKS-ku pun menjadi petualangan.
Aku
tak tahu bagaimana caranya agar kamu bisa membaca catatan ini. Ah, kenapa
bingung ya! Aku bisa saja bermain lagi ke Pahmungan. Aku juga masih ingat jelas
rumah kamu dimana. Yah, semoga saja jodoh kita masih ada sehingga kita bisa
bertemu lagi nanti. Jika kupikir lagi, mungkin akan agak canggung kali ya jika
kita bertemu. Kamu pasti sudah menjelang dewasa sedang kamu yang kukenal masih
anak-anak. Halah, kenapa aku jadi berpikir sejauh itu? Bertemu kawan lama
adalah anugerah. Pastinya akan banyak cerita yang kita bisa bagi. Nadia pun
bisa saja mengajariku Bahasa Lampung lagi.
Ya,..
Suatu
hari nanti.
0 komentar:
Posting Komentar