img source: here |
Tak
ada jawaban yang benar atas dua pilihan yang sulit. Tak ada yang tepat saat
kita dihadapkan pada opsi dilematis.
- Suatu hari, kamu sedang berada di tepi jurang. Ada dua orang yang paling kamu cintai, ayah dan ibumu, sedang berada di ujung jurang dan memerlukan bantuan kamu. Kamu hanya bisa menyelamatkan satu di antara mereka. Siapa yang akan kamu selamatkan?
- Atau di jurang itu, kamu harus memilih menyelamatkan kakak atau adik kamu? Teman atau kekasihmu? Dirimu atau orang lain?
Sulit
bukan? Semua pilihan terasa salah. Aku tidak tahu apa itu buah Simalakama tapi
orang sering mengindentikkan kejadian semacam itu sebagai Simalakama. Sepusing
apapun kamu berpikir, jawaban yang paling tepatpun tak akan muncul. Akan selalu
pembenaran, alasan, excuse, dan berbagai
argumen pilihan yang diambil. Tapi apakah sebenarnya jawaban yang benar?
Bagi
kamu yang pernah nonton anime atau bac a manga Hunter X Hunter pasti tahu
jawabannya kan? Yup. Jawaban yang benar adalah diam saja. Diam mewakilkan sikap
tidak bisa memilih yang berarti tidak ada jawaban yang benar dengan memilih
salah satu jawaban. Nah, hal yang sama juga pernah dilontarkan oleh salah
seorang kawan yang cukup cerdas bernama Si Bolong. Dia pernah memberikan
pertanyaan yang dilematis seperti itu dan pada akhirnya memberikan jawaban yang
sama. Tidak pernah akan muncul satu jawaban yang benar.
Tapi
seperti juga pertanyaan Gon, aku juga selalu kepikiran hal yang sama.
Pertanyaan yang paling penting adalah apa yang akan kita lakukan jika kita
dihadapkan pada hal yang nyata? Bagaimana jika pilihan menyakitkan itu harus
kita ambil? Musti dan kudu! Seperti ketika Jack harus memilih menyelematkan
dirinya sendiri atau kekasihnya Rose di film Titanic. Atau kisah papan Carneades dari filsuf yang dijuluki si akademik skeptik dari Yunani, Carneades. Siapa yang akan menyalahkan Jack seumpama dia
menyelamatkan dirinya dirinya sendiri alih-alih Rose? Tidak ada! Tapi tak ada
juga yang menyalahkan dia saat melakukan sebaliknya. Apa ini artinya?
Jack n Rose di Titanic :( img source: here |
Pilihan
yang kita ambil dalam kondisi dilematis akan menunjukkan siapa kita. Dan
catatan pentingnya adalah, siapapun kita adalah tidak salah. Ketika kita harus
memilih ibu dibanding ayah, ketika kita memilih diri sendiri dibanding orang
lain, memilih anak dibanding orang tua, dan lain-lain sebagainya. Siapa yang mau menyalahkan?
Dan
tibalah bagian paling sulit. Bagaimana cara kita memilihnya? Ah, di antara 2
pilihan berat paling enak ya pakai undian. Bukankah begitu? Terkait bagaimana
harus memilih, aku tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak tahu. Dalam situasi
mendesak dan tak ada waktu untuk berpikir, aku tidak bisa membayangkan itu.
Biarlah alam bawah sadar yang menuntun pilihan saat akal sudah buntu. Tenang
saja, soalnya dalam hal ini tak ada yang benar, pun tak ada yang salah.
Nonton
anime sambil berfilsuf! :D
Gon, Leorio dan Kurapika dicegat Lady Quizzer yang memberikan pertanyaan dilematis img source: here |
Nenek kuis aka Lady Quizzer img source: here |
0 komentar:
Posting Komentar