Salah satu upaya pihak TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) untuk mengatasi permasalahan yang terkait masyarakat adalah dengan membentuk konsep Model Kampung Konservasi (MKK). Program ini dilakukan oleh pihak TNGHS bersama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) sebagai bagian dari pengelolaan kolaboratif. MKK telah dilakukan sejak April 2005 di Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan dan Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok.
MKK di Desa Cipeuteuy dilakukan di Kampung Sukagalih yang terletak di Dusun Pandan Arum. Kampung Sukagalih merupakan kampung yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Sejak dicanangkan sebagai MKK, kampung ini mulai dibina oleh pihak TNGHS menjadi kampung wisata. Dengan adanya kampung wisata ini, Kampung Sukagalih menjadi sering didatangi oleh berbagai kalangan, yaitu: tamu-tamu TNGHS, wisatawan, mahasiswa dan peneliti baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan adanya kunjungan-kunjungan tersebut, masyarakat mendapatkan penghasilan alternatif selain dari pertanian. Harapan dari adanya MKK tersebut adalah agar kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan meningkat dan kelestarian hutan terjaga.
Berikut ini adalah beberapa gambar yang diambil di Kampung Sukagalih.
|
Lahan pertanian di Kampung Sukagalih sebagian berbatasan langsung dengan kawasan TNGHS |
|
Sungai yang mengalir di Kampung Sukagalih, airnya masih jernih meskipun debit air tidak terlalu besar. |
|
Jalan di dalam Kampung Sukagalih adalah jalan semen kecil. di halaman rumah warga banyak ditanami bunga-bunga dan pohon peneduh. |
|
Pemandangan dari saung Kampung. Di Kampung Sukagalih terdapat sebuah saung yang sering digunakan untuk berkumpulnya warga. Dari dalam saung terlihat pemandangan lahan persawahan di kejauhan. |
|
Suasana kumpul warga di dalam saung. Ketika ada tamu/ pengunjung atau ada pertemuan-pertemuan penting, warga Sukagalih memanfaatkan saung untuk tempat perkumpulan. |
--------------------------------------------------------------------dokumentasi riset Cipeuteuy 2011----
0 komentar:
Posting Komentar