Di bawah pinus (Tapos - Bogor)

Ada kalanya aku merasa sangat emosional secara spiritual, merasa dekat banget sama Tuhan dan segala misteri kehidupan. Bertanya-tanya melintasi dimensi dan menanyakan eksistensi. Siapa aku? Apa itu hidup? Apa itu keberadaan? Apa itu makna menjadi manusia, menjadi hidup di ruang dan waktu? Pertanyaan yang membawaku berkaca-kaca dalam keharuan mendalam. Sesuatu yang belum dan mungkin tak akan kupahami adalah sebuah keajaiban. Hidup ini yang tak akan pernah kupahami adalah keajaiban. Misterinya membuatku tumbuh dalam pertanyaan yang membuatku damai dalam gelisah pencarian. Tak terbatas apapun kecuali ketidak-tahuanku, aku mencintaiMu, dan aku akan selalu bertanya padaMu. 

"Hidup ini indah, bila aku selalu ada disisiMu setiap waktu, hingga aku hembuskan nafas yang terakhir, dan kita pun bertemu." -(Hidup ini indah - Dewa)









Ketika aku rindu rumahku. Rindu masa-masa terindah saat mimpi dan nyata bersatu. Saat orang-orang tercinta masih disekelilingku, memelukku, mengusap  air  mata bocahku. Ayah, ibu dan saudara-saudaraku. Aku rindu. Dan, kini kembali aku jadi bocah ingusan yang kangen rumah. Meskipun aku sadar betul, tanpa ampun sang waktu mungkin telah mengubah rumah yang dulu pernah kukenal, atau hanya aku yang telah berubah. Satu yang pasti, aku pernah menjadi anak kecil yang bahagia, dikelilingi orang tercinta, dan melaluinya dengan sangat sempurna. Terimakasih semua.

Kulalui masa kecilku
masa bahagia yang t’lah terukir indah
dihatiku…
Satu masa t’lah kulewati
satu impian t’lah ku raih untukmu
ayah bundaku

Namun kasihmu bagai puisi
hangat senyumu menerangi jiwaku
selamanya…
Perjalananku bagai cerita yang tak mungkin
berakhir bahagia tanpa doamu

Tiada tempat yang paling indah
selain rumah kita
Tiada masa yang paling indah
selain bersama mereka yang tercinta

Bawalah aku kembali kemasa kecilku dulu
dan biarlah kukenang rasa itu
sebagai pelepas rinduku…


'Bawalah Aku Kembali' (Ihsan Tarore ft Dira Sugandi)





suatu senja di Tanjung Pendam



Semalam ngobrol sama teman super dekat, my best buddy. Katanya sih dia mau lebih kenal  diriku ini. Aih-aih  dek, aku bahkan kadang berpikir aku ini tak  terlalu kenal siapa aku ini.

Belum lama lah aku membuat simpulan sementara tentang aku ini, perempuan diberi nama sudiyah yang jujur lebih nyaman dipanggil Nonette, yang ternyata aku ini orangnya Caper banget. Caper- cari perhatian, iya benar cari perhatian. Aku belum lama ini mikir-mikir, "Kenapa aku begini, kenapa aku begitu? 'Ada Apa Dengan Aku?'. Kayaknya nggak kenapa-kenapa sih, tapi kenapa ada kenapa? Halah, malah bermain  kata. 

Ada bebarapa kisah masa laluku yang membuatku mikir aku ini orang caper, aku bagilah sedikit di sini.

1. Waktu SD, aku ngebet pengen jadi ketua kelas. Wih, jarang-jarang ada ketua kelas anak perempuan. Dan, di kelas 6 aku berhasil jadi ketua kelas, yang selalu mimpin baris masuk kelas atau mimpin berdoa sebelum mulai pelajaran. 'Siap grak! Berdoa mulai!'. Mission complete!

2. Waktu SMP kelas 2 aku pernah (tidak menyangka juga) jadi Juara Umum ke-3 dari 8 kelas (A-F). Artinya nilaiku tertinggi ke-3 dari seluruh kelas 2. Namaku dipanggil lho pas pengumuman setelah upacara, dikasih hadiah dari Kepala Sekolah. Wih, tepuk tangan meriah dari seluruh sekolah. Cukupkah? Ternyata enggak juga! Setelah berjaya di juara umum dadakan, aku banting nilai jadi entah bontot ke-berapa gitu. Hahaha.. "Kamu kenapa?", tanya guru dan teman-teman. Mission complete!

3. Nah, masuk SMA nih. Ospek dimulai. Kepikiran gimana caranya biar gampang dikenal orang. Ha! Bikin ulah. Akhirnya Ospek  hari pertama aku sengaja telat 1 jam. Dan, berhasil jaya. Aku kena hukum gila-gilaan,  dijadikan contoh  tidak baik. (Bodo amat, yang penting  sudah terkenal sekarang. :P. Kakak kelas yang ganteng-ganteng pun pada heran dan kepo, siapa gerangan adek nakal ini? hehehe)

Biar cepet terkenal lagi gampang caranya,  masuk ekskul yang populer! Aku nembak 3: OSIS, Paskibra dan Sispala.  Sayang OSIS aku gak keterima, bandel kali ya. Kenapa Paskib? Karena terkesan elit. Kenapa Sispala? Karena terkesan liar dan sedikit urakan. Berbalik arah kan? Yah, dan itu justru menyenangkan. Short cut!

4. Masuk kuliah. Masih ingin caper? Kayaknya iya. Skip lah yang ini. Rahasia dapur.

Yah, gitu deh. Aku tuh kayaknya emang gak suka dengan yang monoton. Kalau semua berwarna putih, aku pengennya jadi hitam. Biar kelihatan cuy. Segitunya amat ya jadi orang. Tapi sadar nggak sadar,itu memang begitu, dan terjadi sudah. 

Resiko? Jujur, tak terlalu kupedulikan. Kayaknya aku ini  lebih tertarik ke konsep 'caper'nya itu, tak peduli gimana caranya. Makanya, butuh teman yang rada waras yang bisa bilang 'stop' ketika aku sudah mulai melewati batas. Butuh manager-lah. Hehehe. Ada yang bersedia? Joking!

Ibaratnya aku itu Gon yang butuh didampingi Killua. Yoi, HxH mania. Hei Killua, kamu dimana? :P





Title: 下町ロケット/ Shitamachi Rocket/ Downtown Rocket
Genre: Drama, Corporate
Episodes: 10
Broadcast period: October - December 2015

CAST

Abe Hiroshi as Tsukuda Kohei
Tsuchiya Tao as Tsukuda Rina, Kohei's daughter
Tatekawa Danshun  as Tonomura Naohiro
Yasuda Ken as Yamazaki Mitsuhiko
Yamazaki Ikusaburo as Mano Kensuke
Baisho Mitsuko as Tsukuda Kazue, Kohei's mother
Kikkawa Koji as Zaizen Michio
etc...


Oke, setelah beberapa lama sejak terakhir aku membuat review dorama, kali ini aku akan sedikit mereview salah satu dorama terbaik tahun 2015 kemarin yaitu Shitamachi Rocket. Dorama yang juga menyabet penghargaan sebagai drama terbaik di Television DramaAcademy Award ke 87 ni membawa nama Hiroshi Abe yang sudah tak diragukan kemampuannya dalam berakting. Dan yang menjadikan dorama ini berkesan bagiku secara pribadi adalah kekuatan optimisnya, kepercayaan akan sebuah mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan, setinggi apapun mimpi itu. Yoi, Shitamachi Rocket adalah kisah penuh semangat dan inspirasi menggapai impian, setinggi rocket terbang di angkasa luas, mimpi  pun tak terbatas. Jadi, jika kamu belum pernah nonton Shitamachi Rocket maka kamu harus nonton. Review ini berisi spoiler, jadi kalau kamu belum nonton silakan nonton dulu baru baca review selanjutnya ya, dan kita bisa diskusi bareng. Hehehe.

Baiklah, mari kita mulai!


Cerita

Shitamachi Rocket adalah cerita adaptasi dari novel  karya Jun Ikeido dengan judul yang sama yang juga memenangkan 145th Naoki Prize di tahun 2011. Shitamachi Rocket, seperti judulnya adalah cerita tentang Tsukuda Kohei seorang ilmuwan yang kemudian berubah haluan menjadi direktur perusahaan kecil berkaryawan 200 orang yaitu Tsukuda Manufacturing yang diwarisi dari ayahnya. Di perusahaan kecil ini Tsukuda tetap mempunyai mimpi besar yaitu menerbangkan roket ke luar angkasa dan dia berhasil. Cerita yang luar biasa kan! Dorama ini juga dibagi dalam 2 arc/ bagian yaitu bagian roket dan medis. Bagaimana ceritanya sebuah perusahaan kecil dengan mimpi besar akhirnya bisa menjadi perusahaan yang sangat diperhitungkan kemampuan teknologinya di Jepang, bahkan menjadi perusahaan yang menjadi bagian penting dari misi luar angkasa terbesar di Jepang? Sumpah keren! Dan, menurut aku dorama ini cukup baik menyampaikan isi ceritanya.

The Shitamachi Rocket!



Plot

Kisah ini berawal dari kegagalan peluncuran roket Seiren yang direncanakan akan menjadi roket pertama Jepang. Tsukuda Kohei adalah ilmuwan berbakat yang mengembangkan sistem roket Seiren akhirnya mengundurkan diri dari JAXS tempat bekerjanya sebagai bentuk pertanggung-jawabannya. Dia memutuskan untuk mengambil alih perusahaan keluarga sepeninggal ayahnya, yaitu sebuah perusahaan kecil Tsukuda Manufacturing (Mfg) yang bergerak di bidang manufaktur. Meskipun perusahaan kecil, Tsukuda Mfg memiliki produk-produk unggulan berteknologi tinggi dan paten.  Skill tenaga kerja dan riset di Tsukuda menjadi senjata utama perusahaan ini, selain tentu saja kepemimpinan Tsukuda yang sangat kharismatis.

Tsukuda Kohei masih menjadi peneliti JAXS

Masalah pertamapun muncul yaitu tuntutan pelanggaran paten dari perusahaan besar Nakashima atas mesin bernama Stella yang dianggap mirip dengan salah satu mesin milik Nakashima. Tuntutan hukum tersebut memperburuk  keadaan perusahaan yang memang sedang dalam kondisi kesulitan keuangan karena besarnya dana riset perusahaan. Bantuan pinjaman modal dari Bank pendukung pun ditolak. Pengacara yang menangani kasuspun payah di pengadilan.  Dililit oleh masalah berat ini, Tsukuda bertemu dengan pengacara handal Kamiya Shuichi dari mantan istrinya (Izumi Saya) yang juga pegawai di JAXS. Seperti keajaiban, Tsukuda memenangkan kasus ini dengan uang ganti rugi yang cukup besar! Ya, memang kita harus selalu percaya bahwa sesulit apapun masalah pasti ada jalan keluarnya dan jalan itu kadang-kadang lebih indah dari yang bisa kita bayangkan.  

Di lain pihak, perusahaan raksasa Teikoku Heavy  Industries memiliki misi ambisius untuk menerbangkan roket domestik yang seluruh bagiannya diproduksi di satu atap. Dalam 1 tahun, tim roket Teikoku yang dipimpin oleh Zaizen Michio harus bisa membuat roket pertama Jepang terbang di luar angkasa. Berkali penelitian dilakukan dan berkali pula masalah muncul di proses pembakaran awal yang disebabkan oleh bagian valve. Setelah kesekian kalinya, Keji Tomiyama, peneliti utama Teikoku menemukan solusi untuk sistem valve itu. Namun, yang menjadi kejutan adalah ketika mendaftar paten untuk sistem valve itu, Teikoku ditolak karena sudah ada paten serupa sebelumnya. Siapakah yang memiliki paten untuk komponen terpenting dalam roket itu? Ya, dia adalah Tsukuda! Perusahaan kecil itu telah memiliki teknologi tinggi yang bahkan baru dimiliki oleh perusahaan raksasa Teikoku. Di sinilah dimulai drama tentang roket dimulai.

Tsukuda Mfg 


Teikoku Heavy Industries, perusahaan rakasasa dan project roketnya.

Mimpi Tsukuda untuk bisa menerbangkan roket sendiri tidak pernah hilang. Mengetahui bahwa alat temuannya adalah komponen penting dari sebuah roket, Tsukuda memberanikan diri untuk mengajukan perusahaannya sebagai pemasok valve untuk roket Teikoku. Tentu ini hal tidak mudah dan penuh dengan liku-liku. Tapi, dengan skill tinggi dan kualitas produk yang prima serta semangat membara seluruh anggota perusahaan Tsukuda, akhirnya Teikoku menyetujui Tsukuda Mfg menjadi bagian dari project roket. Pada waktu yang ditentukan, roket pertama Jepang berhasil diluncurkan dengan sempurna, membawa mimpi dan juga harapan dari banyak orang, dan Tsukuda Mfg menjadi bagian dari sejarah besar itu.

Arc kedua pun dimulai yaitu munculnya saingan baru, perusahaan Sayama yang pimpinannya Shiina Naoyuki adalah jebolan NASA. Sayama mengancam mengambil posisi Tsukuda sebagai supplier valve untuk roket Teikoku. Selain itu, muncul tantangan baru juga yaitu permintaan dari Mano Kensaku, dokter Ichimura dan Sakurada-san yang meminta tolong Tsukuda Mfg mewujudkan mimpi mereka membuat alat katup jantung buatan bernama GAUDI untuk anak kecil yang bermasalah dengan kelainan jantung. Nah, bagaimana arc kedua ini  berlangsung aku akan skip ya, tapi yang jelas arc kedua ini gak kalah serunya dengan yang pertama. Dan lebih serunya, di arc kedua ini, jumlah villain-nya lebih banyak dan juga lebih menyebalkan.


Cast

Keren dan pas mantap jaya! Hiroshi Abe tentunya selalu prima dalam akting perannya. Tsukuda yang ambisius, kharismatis, optimis dan humanis sangat terpancar dari Hiroshi Abe. Ya, selain tentunya karena memang si Om yang tingginya 189 cm ini sangat gagah perkasa meski cuman berdiri saja.  Hehehe. Fisik sangat mendukung. I love you Om!

Pemeran kedua yang menarik perhatianku adalah yang memainkan Shiina Naoyuki.  Kenapa? Soalnya aku setengah mati kesal sama orang ini. Nyebelin dan licik banget. Cara kameramen mengambil ekspresi dia yang difokuskan ke mukanya  (di-zoom segedhe layar) mungkin yang membuat efek seringainya tambah kena. Sumpah, keselnya mirip sama kesalnya nonton tokoh jahat di sinetron Indonesia. Lebay alias berlebihan.

Pemeran Zaizen-san yaitu Kikkawa Koji juga bagus.  Semakin dilihat semakin kalem si bapak ini. Dan tentu saja juga semakin oke. Kalau dilihat dari umurnya si bapak ini sudah 50an tahun tapi coba lihat bodinya dengan suit yang selalu dipakainya. OMG, he’s perfect! Eh, kok malah fokus ke badan si bapak. Hehehe. Dalam aktingnya yang tidak terlalu banyak, Kikkawa Koji-san berhasil membuatku terpesona dengan kebijaksanaannya. Awalnya sih rada tidak suka tapi lama-lama charm-nya keluar juga.  

Zaizen Michio


Tao Tsuchiya as Tsukuda Rina

Para petinggi Tsukuda Mnf juga pada keren aktingnya yaitu Yasuda Ken (tentunya), Tatekawa Danshun, Soko Wada, Ayumi Tanida, semuanya juga keren aktingnya. Si cantik Tao Tsuchiya juga lumayan bagus di sini. 

Yang ganteng selain Hiroshi Abe adalah Yamazaki Ikusaburo. Selain ganteng, dia juga berakting lumayan baik. Dia bisa memainkan Mano yang nyebelin kemudian berubah menjadi Mano yang lovable banget. Bedanya apa? Ya, benar! Kumisnya dihilangkan membuat dia jadi imut banget. Ada yang setuju denganku? Meskipun agak sedikit kurang natural ketika karakter  Mano Kensuke yang keras kepala tiba-tiba berubah drastis 180 derajat menjadi baik banget.

Setting, Kostum

Untuk ukuran dorama, seluruh setting di dorama ini keren  banget. Mau jalan-jalan di dalam pabrik? Bisa banget. Mau lihat ribuan pekerja perusahaan? Ada juga scene-nya. Pokoknya paket komplit deh. Meskipun ada sedikit kurang greget dikit di cgi pas mesin roketnya dinyalakan, tapi ya tidak mengurangi dari estetika dorama ini sendiri. Great job!

Suka banget lihat cowok pake suit. Seragam kerja juga rapi dlihat di sepanjang dorama. Sampai aku memperhatikan jika tiap perusahaan punya seragam masing-masingnya. Well done tim kostum.

OST
Suka OSTnya, cukup intens di bebarapa bagian dan menambah ketegangan dari kisah yang disampaikan. 


Sudah cukup sekian sepertinya. Pokoknya Shitamachi Rocket wajib ditonton deh.


9/10




More about Shitamachi Rocket: d-addictsasianwiki