Dan ternyata, setiap kita mempunyai cerita. Berbeda tapi serupa. Banyak hal yang tidak saling kita ketahui tanpa saling bercerita. Masing-masing kita telah melalui banyak kisah yang mungkin hanya kita yang tahu pasti apa saja yang telah kita temui dan rasa.

Aku merindukanmu kawan, aku merindukan saat-saat muda kita tertawa tanpa beban kecuali asa. Masa-masa kita dulu pernah bersama merasa mimpi bagai di ujung mata. Semua begitu berkilauan sekarang kulihat. Masa-masa emas yang telah membeku abadi dalam ingatan kita bersama. Harta kita. Yang akan selalu menjadi tawa saat kita mengingatnya bersama.

Kesedihan kita kini, dan di masa-masa yang tak kita lalui bersama, biarlah menjadi katalis kedewasaan kita. Aku bersedih, kamu pun demikian. Aku bahagia, kamupun demikian. Kita punya cerita sendiri-sendiri. Jika bertemu nanti mari kita berbagi.

Sedikit kata-kata yang tiba-tiba kuluapkan padamu menjadi lucu seketika, mengingat rentang belasan tahun tak menjadikanku canggung membuka kegelisahan di dalamku. Terima kasih telah menjadi pendengarku. Dan kapanpun kau butuh telinga, sekedar telinga untuk gelisahmu, jangan ragu memanggilku. Ya, meskipun mungkin agak terasa kaku. 

Aneh, tak kuingat dulu seberapa akrabnya kita. Dan kitapun jarang bertegur sapa, bahkan di dunia maya. Tapi biarlah, apapun itu, aku senang bertemu kamu hari ini. Dan saat nanti kita bisa bertemu lagi, mari bercerita kembali, tentang kita yang dulu, ataupun kisah kita hari ini. 

(Sore itu, aku bertemu kawan lama yang sudah hampir 15 tahun tak bersua. Dan sore itu menyenangkan meski singkat terasa.)