(Yuk ngomongin cinta)


Tentang cinta yang tak pernah padam,
meski nyala berubah warna,
dia tetap menyala

Mencoba mencari-cari definisi,
Apakah itu?
Gairah datang dan pergi
Rindupun tak selalu menggebu
Rasa pun terkadang hambar

Nyaman kadang membingungkanku dengan takut akan kehilangan,
takut sendirian,
takut kesepian.
Terpaksakan di tengah gelisah kepastian?

Argh,...!
Rumitnya cinta itu.

Tak adakah yang bisa memisahkan antara rasa romantisme berbunga-bunga dengan ketakutan atas kesepian? Kepentingan ber'status'?
Tak mungkin semua beraduk menjadi kesatuan murni.
Semua bersyarat,
Hitungan.

Komitmen, janji, rayu, ahh...
Omong kosong semuanya.
...
Dangkal!
Palsu!

Protes pada arti yang diajarkan, makna yang didefinisikan.

Kurasa itu salah,
meski aku tak yakin jika benar itu ada

Setiap yang hidup dan berotak pasti berpikir.
Mau jujur atau tidak?

Bagiku, cinta itu sederhana
Rasa bahagia ketika seseorang mengirim kabar saat dia di jalan sana,
saat satu puisi sederhana membuatku berjingkrak seperti gila.

Ini bukan negosiasi,
Ini bukan hitungan untung-rugi,

Meski jujur,
Kubertanya, bisakah terus begini?




Feels like stranger in my own home. What happened? Maybe it's the result of leaving it for a long time? Years passed by, time flies every day. And now, I've missed a lot of moments here.I am not belong here.

I don't feel my home is home anymore. It becomes something weird and strange. What should I do? I want to move somewhere, a place uncertain, where my soul feels at ease and peace. I don't even know where it lies.  Like I've walked a thousand years but I'm still in the same point. I feel lost. I feel strange.

I want to come home to a place that I think I should be. I want to go home when I am already at home?

Just weird.

All Things New by Karen Whitworth (http://www.whitworthgallery.org/)




Img source: here


My brain is trolling me. Suddenly a lot of thoughts hit me, prevent me from peaceful sleep. I need to relax with also a serious way of thingking. Time to choose path of my life. Someone is one thing, but right now I need to focus with my self. What I want and what I should do? Just like how solve the sudoku puzzle, I need to solve my problems right away. "They're just like sudoku that you love the most!", my head said.

Selera humor orang Jepang memang unik, beda dari yang lain. Hanya ada dua kemungkinan yang terjadi jika orang asing melihatnya: sama sekali gak ngerti (garing) dan sebaliknya, lucu parah. Nah, aku termasuk di golongan kedua. Selera humornya cocok sekali denganku. Kelucuan ala-ala Jepang rasanya bisa kupahami, entah aku benar atau salah, yang jelas aku bisa terpingkal-pingkal.

Berkaitan dengan itu, berikut ini adalah film/ drama komedi Jepang yang menurutku lucu banget. Nonton berkali-kalipun tetap saja kocak dan konyol.

1. 700 Days of Battle: Me VS Police (Movie)
    Cerita tentang sekumpulan anak SMA yang lagi badung-badungya. Mereka menantang seorang polisi yang ada di daerah mereka dalam perlombaan yang konyol dan pasti sangat lucu. Nonton sendiri deh, pasti guling-guling melihat kelakuan Hayato Ishihara Cs ngelawan Pak Polisi yang juga gak mau kalah. Pertama kali nonton mungkin 5 tahun lalu, saking lucunya sampai sekarang aku masih ingat! 





2. Detroit Metal City (Movie)
    Apa jadinya jika orang yang cupu ternyata adalah vokalis band Death Metal yang dipuja banyak orang. Shoichi Negishi akan menunjukkan bagaimana suka duka menjadi anak band yang pastinya tidak mainstream. Lagu-lagu di film ini ajib! Mantap gila! Killing, rape, violence, drug, dan hal-hal hitam lain malah jadi lucu di sini. Sebuah masterpiece cerita komedi! Sebenarnya kisah aslinya diangkat dari manga dengan judul yang sama dan sudah ada juga versi animenya. Untuk di film sendiri, banyak detail cerita yang dirubah. Soalnya banyak banget yang terlalu ekstrim. Hihihi... 



3. My Boss My Hero (dorama)
    Nah, kalau yang ini, cerita tentang calon bos Yakuza yang saking bodohnya, dia harus sekolah SMA lagi di usianya yang ke 27 tahun. Berkat akting yang ciamik dari Nagase Tomoya, drama ini menjadi drama paling kocak yang pernah aku tahu. Pokoknya speechles banget deh saking lucunya. Jangan dibandingkan dengan filmnya yang versi Korea ya. Soalnya yang itu garing banget. Jauh lebih lucu dan keren versi asli dari Jepang. Hehehe... 




Aduh, apalagi ya? Aku mendadak lupa. Ya, kurasa 3 cukuplah. 

(Ngisi waktu sebelum tidur. 10 minutes writing.)

(Tulisan pemanasan untuk besok mempelajari tentang koordinasi pengelolaan sungai di Oregon. Karena malas berpikir ngawang-awang, akhirnya bikin tulisan ini. Sekaligus refresh memori dan bongkar-bongkar kembali file di kepala. Hanya ulasan ringan saja)

Hood River, Oregon USA.


Penahkah kamu mendengar tentang Dewan Sumberdaya Air (DSDA)? Atau mungkin Forum DAS? Ehm, bagaimana jika dengan Komite DAS?

Jika minimal kamu pernah mendengarnya, maka saya berani katakan kalau kamu 'cukup tahu' tentang kondisi pengelolaan air di negeri ini. 'Cukup tahu' itu apa maksudnya? 'Cukup' yang belum cukup. Perbandingan ini menjadi cukup karena dibandingkan dengan yang sama sekali tidak tahu. Antara 1 dan 10 itu jaraknya lebih sempit dibanding 0 dan 1. Kenapa? Karena 1 dan 10 sama-sama ada, hanya beda besarnya saja. Tapi kalau 0 dan 1 bagaimana? Berapakah besar antara ke-tiada-an dengan ke-ada-an? Jarak antara yang maya dan nyata? Jarak antara yang tahu dengan yang sama sekali tidak tahu. Makanya, aku berani katakan jika kamu minimal tahu atau ingat pernah mendengarnya, ya itu bisa dibilang 'cukup tahu'.

Dewan Sumber Daya Air Nasional (DSDAN) adalah wadah koordinasi antar pemilik kepentingan sumberdaya air di tingkat nasional dan di tingkat daerah bernama Dewan Sumber Daya Air Daerah (DSDAD). Adanya DSDAN dan DSDAD diatur oleh Undang Undang Sumberdaya Air (UU SDA) no. 7 tahun 2004. Sebelumnya, sudah ada wadah koordinasi keairan di tingkat daerah, yaitu: Panitia Tata Pengaturan Air (PTPA) dan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA). (Mustikasari, 2013)


Wadah koordinasi itu apa? Menurut KBBI Wadah bisa juga diartikan sebagai tempat berhimpun atau perhimpunan. Wadah koordinasi berarti perhimpunan untuk melakukan koordinasi. Koordinasi adalah kata serapan dari Bahasa Inggris coordination yang berarti perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yg akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. Jadi bisa dikatakan bahwa wadah koordinasi ini adalah perhimpunan dari bermacam-macam pemangku kepentingan yang bertujuan agar pengaturan kepentingan tersebut tidak simpang siur/ saling bertentangan.

Para pemangku kepentingan (stakeholderS) dalam pengelolaan SDA tentunya sangat beragam dan masing-masing memiliki agenda yang bermacam-macam. Wajar saja, karena semua pihak memerlukan air. Kebutuhan akan air adalah milik semua orang dan semua makhluk hidup.Jika berbicara tentang kebutuhan dasar, maka kebutuhan kita akan air mungkin akan sama/ tidak terlalu berbeda. Hampir setiap orang di bumi ini hanya butuh air lebih kurang 2 liter per hari untuk konsumsi, di manapun manusia itu berada. Lain ceritanya jika kebutuhan air dikaitkan untuk hal yang lain. Kebutuhan air bagi petani, bagi pengusaha tambak ikan, bagi industri, hotel, restoran, PDAM, PLN, pabrik tekstil, dll. Mereka semua memiliki kepentingan dengan air, tentunya berbeda. Air yang satu (kesatuan) harus dikelola sedemikian rupa untuk memenuhi kepentingan para pihak yang beraneka rupa itu. Bagaimana caranya? Apakah tidak terjadi simpang siur, tumpang tindih, dan kesemrawutan? Di situlah fungsi pemerintah, yaitu sebagai pengatur.

Sebagai pengatur yang baik pastinya harus tahu kebutuhan para pihak yang diatur. Jangan sampai tukang ngatur tidak mengerti apa yang harus diatur. Itu bahaya sekali. Misalnya ya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang sama nggak nyambung dengan apa yang seharusnya diatur, mungkin gara-gara salah informasi atau karena malas. Siapa tahu. Nah, untuk mengetahui itu, pemerintah harus mendapatkan informasi dari sumbernya langsung. Dan agar sesama pihak bisa saling memahami kondisi juga, maka mereka harus dipertemukan dalam satu tempat, dikumpulkan dalam satu wadah. Ini penting karena, kepentingan para pihak pastinya akan selalu beririsan, mengingat semuanya terkait dengan satu barang yang sama: air. Wadah yang dibentuk pemerintah inilah yang tadi saya singgung di depan.

Wadah-wadah itu menampung para pihak yang terkait dengan air. Semua orang perlu air tapi tidak bisa semua orang diwadahi kan, sehingga ada perwakilan. Perwakilan dari kelompok-kelompok para pengguna air. Kita tahu bahwa semua orang menggunakan air dengan bermacam cara dan kepentingannya pun sering berbeda. Namun pengelompokan tetaplah penting untuk memudahkan koordinasi. Dari kelompok-kelompok tersebut ditunjuklah/ dipilih wakil yang bisa menyuarakan aspirasi. Mungkin macam DPR, tapi khusus mengenai pengelolaan air. Di sinilah kepentingan itu akan dikolaborasikan (atau mungkin diadu) untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah yang tugasnya mengatur tadi itu. Kelompok-kelompok di wadah tersebut bisa dibedakan secara garis besar ada dua yaitu kelompok pemerintah dan bukan pemerintah. Siapa kelompok pemerintah? Ya dinas-dinas yang berurusan dengan air, misalnya dinas pengairan, pertanian, kesehatan, dll. Sedangkan kelompok bukan pemerintah ya bisa kelompok petani, pengusaha, LSM, dll.

Di wadah-wadah koordinasi itu, diharapkan adanya harmonisasi dan kesamaan pemahamaan dari setiap anggota, agar tidak salah paham. Bahaya sekali jika ada konflik mengenai air. Air adalah bagian penting dari kemanusiaan. Setiap pihak di wadah ini, apapun kepentingannya, diharapkan bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, dan mencari jalan terbaik untuk bersama-sama menggunakan air dengan bijaksana. Wadah yang bisa menyatukan berbagai pihak.

Pertanyaannya adalah, apakah wadah-wadah tersebut sudah berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Apakah isi dari wadah itu sudah proporsional? Dan apakah para anggotanya benar-benar sudah terlibat aktif dan memiliki kedudukan yang setara? Bagaimana pula dengan koordinasi antara wadah-wadah tingkat daerah dengan nasional? Dan sebenarnya masih banyak pertanyaan lainnya.

---
Selama aku di Portland, aku juga mencari tahu tentang wadah-wadah koordinasi seperti ini. Di Amerika, ada dikenal istilah Watershed Council atau padanan bahasanya (mungkin) Dewan DAS. Apakah watershed council di sini sama dengan DSDA di Indonesia? Nah, ternyata tidak sama meskipun ada kesamaannya pula. Apa itu watershed council? Aku akan menuilsnya di tulisan selanjutnya.















Pernahkah kamu melihat satu drama dan menontonnya ulang. Aku iya,tak banyak drama memang, hanya beberapa drama tertentu yang memang memiliki kualitas super. Aku jarang menonton Drama Korea (K-drama) karena memang lebih tertarik dengan Drama Jepang (J-drama). Tapi beberapa drama Korea ada yang sangat bagus, sampai-sampai aku rela menonton ulang. Setelah, sebelumnya aku menulis tentang '5 hal kenapa The Greatest Queen Seon Deok layak ditonton ulang', kini saatnya menulis tentang satu K-drama yang juga sangat layak ditonton ulang, yaitu PASTA.

PASTA adalah drama komedi romantis berlatar dunia kuliner, tepatnya di sebuah restoran Italia bernama Las Fera di Seoul, Korsel. Cerita yang menarik dan para pemain yang berkualitas (termasuk para beautiful boys yang bikin seger mata) telah berhasil menyihirku untuk menonton ulang kembali drama ini. Dulu pernah nonton yang versi dubbing bahasa Indonesia di Indosiar tiap sore tahun 2012. Meski sudah kedua-kalinya, tetap tidak rugi menonton drama ini lagi.

Aku akan berikan 5 alasan kenapa PASTA, layak untuk ditengok kembali. Yuk mari...

1. Ceritanya tidak biasa dan tidak terlalu panjang (20 episode). Drama romance biasanya gimana sih? Mendayu-dayu, penuh haru biru, adegan-adegan basi yang membosankan. Nah, di PASTA, dijamin tidak begitu. Kisah sentral di drama ini adalah hubungan asmara antara seorang chef  pria (Choi Hyun Wook) dengan seorang koki perempuan (Seo Yeo Kyoung) di satu dapur. Yang menarik adalah bahwa di drama ini, si koki yang jatuh cinta duluan. Keluguan dan sifat keras kepala Seo Yeo Kyoung ternyata lambat laun membuat chef jatuh hati juga. Yang lucu lagi adalah cara mereka menjalin hubungan itu, mereka sering bertengkar dan saling memaki, bahkan kadang memukul juga (meski cuman jitak di jidat yang aku yakin pasti sakit juga). Tapi, dua-duanya sama-sama keras kepala jadinya malah lucu dan imut. Aku suka pasangan ini. Belum lagi, cerita pemanis seperti hubungan persahabatan para koki di dapur, sang pemilik restoran dan para pekerja di restoran. Keluarga si koki perempuan juga sangat lucu dan imut.

2. Para pemeran dengan chemistry kuat. Nah, ngomong soal chemistry (ada gak sih Bahasa Indonesianya?), PASTA jagoannya. Hampir semua tokoh di sini mendapatkan kesempatan untuk bersinar (lebay mode on). Bagaimana tidak? Tokoh utama berhasil menjadi pasangan paling kocak di sini. Meskipun pemerannya (Lee Sun Gyun dan Gong Hyo Jin) menurutku tidak terlalu cantik tapi akting mereka keren. Para koki yang bersaing dan kemudian bersahabat juga lucu. Sang bos Kim San dan sang mantan pacar, chef cantik Oh Sae Yeong pun menawan hati sebagai pihak yang patah hati. Keberhasilan mereka pastinya ditunjang kemampuan akting yang baik dan juga kerjasama yang baik pula.

3. Makanan Italia yang cantik dan yummy di sepanjang episode. PASTA adalah dorama berlatar kuliner yang paling berkesan bagiku. Bagaimana tidak? Sejak di episode 1 sampai selesai, disuguhkan berbagai menu-menu yang dijamin bikin ngiler. Sebagai pencinta pasta dan juga seafood, tentu aku menikmati suguhan hidangan itu. Meskipun cuman bisa lihat (dan ngiler). Maklum, resto Italia biasanya mahal banget harganya, paling cuma sekali dua kali bisa mampir ke sana. Menu pasta yang paling aku suka adalah pasta terakhir yang dibuat oleh Seo Yeo Kyoung yang mengantarkannya menjuarai lomba chef. Kebayang gak sih pasta dari cumi? Yummm....

Yumm Italian Food. Img source: here


4. Ending yang bagus. Di drama ini, endingnya memang tidak klimaks, tapi wajar-wajar saja. Justru itulah kelebihannya. Kewajaran itu malah membuat dorama ini tidak lebay dan terasa nyata. Sang tokoh utama yang menang lomba malah tidak jadi berangkat ke Italia. Sang bos dan chef cantik yang sama-sama patah hati akhirnya semakin dekat. Ehm, sahabat memang yang terbaik. Persahabatan yang terjalin semakin terasa dan menjurus jadi kekasih? Who knows. Dan tidak ada satupun tokoh antagonis yang selalu jahat. Misalnya tokoh Presiden Seol yang meskipun licik tapi malah jadi lucu. Tingkat antagonisnya masih terasa normal, tidak lebay seperti sinetron di tipi-tipi kita. Hehehe

5. Beautiful boys are here. Yang paling mencolok mataku adalah No Min Woo yang sangat super cantik. Alamak, sumpah deh, setelah selesai melihat dia, aku langsung lari bertanya ke Embah Gugel untuk mencari tahu siapa gerangan dan mencari koleksi foto-foto doi. Klepek-klepek... Ternyata cowok ini blaster Korea-Jepang. Pantes wajahnya agak Jejepangan, sudah begitu mulus banget kayak porselen. No Min Woo adalah mantan drummer Visual Key band, yaitu TRAX dengan nama panggung Rose. Memang dia cantik bagaikan mawar yang berduri. Hehehe... Di beberapa scene drama, ada adegan doi shirtless. OMG! Bodinya oke beuttt. I like this boy! Lalu adeknya Seo Yeo Kyung juga lucu, sekilas mirip dengan om x. Oh dia namanya Kim Dong Hee ya, pernah main di Queen Seon Deok juga? Kok aku pangling. Hahaha.. Another beautiful boys are Kim Tae Hoo and Yun Woo.

The beautiful cook, No Min Woo. Img source: here


No Min Woo as Rose, TRAX's beautiful drummer. Img source: here


--------------
Yap yap. Kira-kira itulah 5 alasan kenapa PASTA layak ditonton ulang. Itu menurut versiku. Mungkin kamu punya alasan lain atau mungkin ada dorama lain yang perlu layak ditonton ulang? Kasih tahu aku ya..




Title : 失恋ショコラティエ/ Shitsuren Chocolatier/ Heartbroken Chocolatier
Genre: Romance
Episodes: 11    
Broadcast period: Jan - March 2014

CAST:

Setelah sekian lama tidak melihat Matsu Jun main drama, akhirnya kesampaian juga melihat akting pretty boy satu ini. Dorama ini diadaptasi dari manga dengan judul yang sama yaitu Shitsuren Chocolatier (Heartbroken Chocolatier) karya Setona Mizushiro. Kisah yang disampaikan dalam drama ini bukanlah kisah cinta biasa ataupun roman picisan. Hubungan antar tokoh cukup rumit dan mungkin
sulit dipahami oleh orang awam. Yup, dan dorama ini bukan untuk anak di bawah umur ataupun ABG yang masih labil. Dorama ini sungguh lucu, ringan, sekaligus berat juga. Kisah perjuangan seorang Chocolatier yang mengejar obsesinya terhadap gadis impian.

Sinopsis


Sejak bertemu pertama kali dengan Saeko Takahashi saat SMA, sang tokoh utama Sota Koyurugi sudah jatuh hati dan tidak bisa berpaling lagi. Saeko adalah perempuan cantik yang selalu populer di kalangan para pria. Pembawaannya yang riang, ceria, imut, dan suara yang mendayu membuat banyak pria terpesona. Saekopun sering sekali berganti-ganti kekasih. Meski demikian cinta Sota tetap untuk Saeko bahkan sampai waktu yang lama. Saeko telah menjadi obsesi tersendiri bagi Sota. Sedangkan Saeko, dengan keluguannya, dia masih tidak mengerti perasaan Sota yang begitu mendalam atau memang tidak mau mencoba mengerti.

Satu hal yang paling disukai Saeko adalah coklat yang lezat terutama coklat dari Paris. Sota yang mengetahui itu bertekad untuk menjadi pembuat coklat terbaik untuk bisa membahagiakan Saeko. Koyurugi pergi ke Paris dan bekerja di sana. Diapun kembali ke Jepang dengan predikat Pangeran Coklat, karena dia telah berhasil menjadi chocolatier yang terkenal. Sota berharap untuk mendapatkan hati Saeko melalui coklat buatannya, dia membuka toko coklat yang diberi nama 'Choco Lavie' dibantu oleh Olivier (kawannya dari Perancis), Kaoruko (pegawai yang membantu toko kue ayahnya), dan Matsuri (adik perempuannya). Saeko pun mendengar berita Choco Lavie dan mendatangi toko itu. Sota yang berharap hati Saeko ternyata malah mendapatkan kejutan besar tatkala Saeko datang untuk memesan kue untuk pernikahannya dalam waktu dekat.

Meskipun Saeko telah menikah tapi obsesi Sota tidak padam, justru semakin kuat yang berujung pada karya-karya terbaiknya dalam menciptakan coklat. Sota pun bertemu dengan Kato Erena, seorang model cantik yang juga memiliki kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Kesamaan nasib membuat dua orang ini bersahabat dekat, bahkan terlalu dekat dan menjadi sex friend, namun tetap saling berjanji untuk tidak saling jatuh cinta. Ketika Sota memutuskan untuk menyerah terhadap Saeko dan berniat memulai hidup baru dengan Erena, kemudian Saeko datang. Apa yang akan terjadi kemudian? Apakah Sota akan memilih Saeko atau Erena? Atau malah Kaoruko yang diam-diam juga mencintai Sota? Silakan nonton sendiri dorama ini. Sesuai dengan judulnya, bisa ditebak akhir dari cerita ini kan.

Menguliti Dorama


Matsujun adalah pesona utama dorama ini yang membuat orang tertarik untuk menontonnya. Sepertinya dia tidak bisa tua ya. Beberapa adegan ketika Sota masih berseragam SMA masih sangat cocok sekali dengan Matsu Jun yang saat ini sudah 31 tahun. Wow. Sekali menonton dorama ini, langsung akan masuk ke dalam pusaran cerita. Heartbroken Chocolatier adalah drama yang sangat aku rekomendasikan.

Matsumoto Jun, forever young. Img source: here


Ide cerita dari kisah dorama ini sangat bagus dan unik dan tidak picisan ataupun basi. Tidak seperti kisah romance pada umumnya, Heartbroken Chocolatier menampilkan cerita cinta masa kini yang segar, penuh dengan kerumitan namun tetap menunjukkan sisi kepolosan/ keluguan cinta. Obsesi cinta Sota terhadap Saeko diwujudkan dalam prestasinya sebagai seorang Chocolatier. Saeko yang lugu terhadap cinta, meski dia seorang 'playgirl'. Hubungan pertemanan mesra (TTM) antara Sota dan Erena yang indah, Kaoruko yang mencintai Koyurugi secara sepihak dan diam-diam, serta kisah cinta Oliver-Matsuri akan mewarnai lika-liku perjalanan Sota mengejar Saeko, yang berujung patah hati. Patah hati yang indah. Pada akhirnya Sota menyadari bahwa cinta yang dia rasakan hanyalah obsesi semata. Saeko pun belajar untuk menerima kembali kehidupan rumah tangga bersama suaminya. Erena sadar bahwa hubungannya dengan Sota hanya sebatas teman. Intinya adalah cinta itu tidak apa-apa meski tak sampai, patah hati pun bukan akhir segalanya. Dorama ini bisa menjelaskan dengan baik maksudnya.

Saeko yang menjadi obsesi Sota. Img source: here


Alur ceritanya mudah diikuti meskipun kadang dialog pemeran cukup cepat (yang cukup mengganggu saya yang memerlukan membaca terjemahan). Kata-kata para pemeran banyak mengandung makna yang dalam, terkadang lucu, konyol dan cerdas. Salut untuk penulis script-nya.

Latar dorama ini bagus dan cukup artistik. Toko-toko coklat yang cantik, pemandangan di taman ketika musim dingin, dan dapur pembuatan coklat yang rapi dan bersih. Satu latar yang aku rasa sedikit kurang adalah toko coklat yang di Paris yang sepertinya tidak berlokasi di Perancis. Selama Sota belajar di Prancis hanya diperlihatkan seting di dalam toko saja. Wajar sih, jika lokasi beneran di sana pasti mahal sekali biaya produksinya. Yah, tapi itu tidak mengurangi inti dari ceritanya.

Para pemerannya bagaimana? Cukup bagus. Matsumoto Jun seperti biasanya berhasil memerankan kareakternya, Koyurugi yang naif dan terobsesi. Diapun berhasil menyabet penghargaan sebagai Best Actor di 17th Nikkan Sports Drama Grand Prix 2014. Satu catatanku adalah Matsu Jun selalu terlibat dalam banyak adegan kissing yang serius. Hahaha... Dia memiliki bibir yang seksi sih. Jadi buat kamu yang suka adegan romantis yang anget (belum termasuk hot), bolehlah menonton dorama ini. Ishihara Satomi sebagai Saeko juga cemerlang. Menjengkelkan sekaligus menggemaskan, itulah kesan terhadap Saeko yang diperankannya. Satu lagi pemeran favoritku adalah Mizuhara Kiko sebagai Kato Erena. Dia sangat cantik sekali di sini. Meskipun statusnya sebagai sex friend tapi aku sangat jatuh cinta terhadap perannya. Sebagai seorang teman, Erena telah menjadi orang yang membuat Sota nyaman. Pemeran pembantu lain cukup bagus meski biasa saja. Mizukawa Asami dan Mizobata Junpei kurang greget di perannya tapi tidak menjadi masalah. Justru Sato Ryuta cukup lucu di dorama ini, sedangkan Kato Shigeaki sangat cool. Tapi tetap saja, Matsu Jun adalah pesona utamanya. 

Sota and Erena, such a lovely couple. Img source: here


Beberapa hal yang berkesan dari dorama ini adalah:

1. Berbagai coklat-coklat cantik yang kelihatannya sangat lezat, telah berhasil membuatku ngiler sepanjang menontonnya. Setiap wanita pasti suka coklat!

2. Toko coklat milik Rokudo Seinosuke yang sangat indah dan nyaman. Dia menciptakan dunianya sendiri. Hal ini membuatku ingin juga memiliki dunia-ku sendiri. Jika dunia tidak menerimamu maka buatlah duniamu sendiri.

3. Kata-kata Saeko terhadap Kaoruko tentang penilaian terhadap wanita cantik. Kaoruko bilang kenapa pria hanya melihat wanita dari luarnya saja padahal belum tentu hatinya baik. Saeko menjawab dengan sangat cerdas dengan menganalogikannya dengan coklat. Coklat yang enak pun jika penampilannya tidak menarik tentu tidak mengundang perhatian orang. Coklat perlu dihias dan dibentuk sedemikian rupa untuk menarik perhatian, baru setelah itu orang akan tahu jika coklat itu enak. Perempuan juga begitu. Meski penampilan bukan yang utama, tapi penampilan adalah yang pertama memberikan kesan yang sangat menentukan apakah orang lain akan tertarik atau tidak. Menurutku, analogi itu tepat sekali. Sebagai perempuan kita memang harus tampil cantik, meskipun yang terpenting memang adalah hati. 

Look at those beautiful chocolates! Img source: here

4. Kadang obsesi terhadap seseorang membuat kita menciptakan sosok orang itu yang jauh berbeda dengan sebenarnya. Sota mencintai Saeko yang ada di dalam imajinasinya, bukan Saeko yang sebenernya. Mungkin itu.

Lagu soundtrack dorama ini lumayan lah, judulnya bittersweet dibawakan oleh Arashi. Cocok dengan cerita cinta Sota Koyurugi yang pahit sekaligus manis. Itulah hidup. Btw, dorama-dorama yang dibintangi salah satu anggota Arashi biasanya memakai lagu tema juga dari Arashi. Ada untungnya juga ya nepotisme. Hehehe.

Aku memberi nilai tinggi untuk dorama ini dan sangat merekomendasikan untuk kamu yang belum menontonnya. Tapi ingat, cerita dan konflik dalam dorama ini cukup rumit dan mungkin hanya bisa dimengerti oleh orang dewasa saja. Misalnya saja tentang sex friend, affair dan gay, tidak semua orang bisa memikirkan hal-hal seperti ini dengan mudah kan. Atau mungkin tidak perlu dipikirkan dan cukup nikmati saja kisah Sota Koyurugi di dorama Heartbroken Chocolatier.


8.5/10

Simak  lagu bittersweetnya Arashi.




Judul  : Lovely Man
Sutradara : Teddy Soeriaatmadja
Cerita : Teddy Soeriaatmadja
Pemeran : Donny Damara, Raihaanun
Bahasa : Indonesia
Tahun  : 2012

"Apapun yang kamu lakukan dalam hidup. Bukan masalah benar atau salah. Tapi itulah jalan hidup." - Ipuy/ Saiful.

Lovely Man adalah satu dari film Indonesia yang bermutu dan sangat layak ditonton. Meskipun aku baru menontonnya di tahun ini (2014) ini tapi sungguh film ini berkesan bagiku. Ciri film bagus adalah ketika film selesai diputar, meninggalkan rasa yang aneh dan tidak biasa. Lovely Man memberiku perasaan yang hangat sekaligus bernostalgia. Bagi kamu yang belum nonton, aku akan daftarkan 5 hal kenapa kamu harus nonton Lovely Man.

1. Cerita yang orisinal dan menarik.
Seorang gadis remaja yang baru lulus SMA pergi ke Jakarta sendirian untuk mencari ayahnya yang telah pergi saat dia berusia 4 tahun. Cahaya akhirnya menemukan ayahnya yang ternyata bekerja sebagai banci PSK yang sedang mangkal di malam hari. Ayah dan anak itu akhirnya dipertemukan dalam cerita satu malam yang penuh dengan kisah kehidupan. Banci juga manusia, banci juga seorang ayah. Kisah Lovely Man menyoroti sisi kejiwaan waria yang harus memainkan perannya sebagai seorang waria ataupun pria. Dalam 1 malam dan 2 orang tokoh utamanya, kita akan diajak berjalan-jalan di dunia malam jalan-jalan Jakarta, kehidupan para waria psk yang entah terrpaksa ataupun suka mencari nafkah dengan menjajakan jasanya, cibiran dan pandangan merendahkan dari banyak orang dan sisi lain dari hidup mereka. Salut untuk penulis cerita, Teddy Soeriaatmaja. 

2. Pemeran terbaik: Donny Damara
Donny Damara memerankan Saiful, tokoh sentral di film ini sekaligus ayah Cahaya (Raihaanun). Sebagai waria, sesunguhnya sosok Donny kurang pas, sebab selama ini kita mengenal Donny sebagai pria macho dan badan berotot. Tapi, ternyata dengan badan gedhe-nya, Donny tetap mempesona dalam memerankan Ipuy, sang banci yang ternyata memiliki rasa kebapakan pada anak gadisnya. Raihaanun juga cukup baik memerankan Cahaya. Wajah Ipuy dan Cahaya juga sekilas mirip, cocok sebagai pasangan ayah-anak. Meski hanya mereka yang memainkan peran selama hampir 2 jam film, tapi tetap menarik.

Ipuy (Donny Damara) dan Cahaya (Raihaanun)
                              

3. Setting Jakarta dan Taman Lawang
Lokasi Taman Lawang telah terkenal sebagai tempat mangkal para banci psk. Aku sendiri belum pernah ke sana malam-malam. Lovely Man akan membawa kamu ke sini, berkenalan dengan kehidupan yang mungkin sama sekali lain dengan dunia malam kamu yang hanya tidur di rumah. Malam hari di sana adalah waktu kerja bagi para psk itu. Satu yang aneh adalah adanya adegan di bus  di jalur busway jam 3 pagi. Memang ada ya? 

4. Kritik sosial 
Mungkin kita selama ini selalu menganggap rendah para waria psk. Bahkan secara tidak manusiawi memperlakukan mereka baik secara lisan maupun perbuatan. Bagaimanapun juga mereka adalah manusia yang memiliki perasaan. Kita tidak akan bisa berempati jika kita menutup mata dan tidak peduli. Melalui film ini, kita diajak untuk melihat lebih jauh sosok waria yang mungkin dalam kehidupan nyata, bahkan menyapa saja kita sungkan melakukannya. 

5. Multi award atau banyak penghargaan.
Tentu saja penghargaan diberikan kepada film ini karena memang berkualitas. Beberapa penghargaan internasional yaitu:
     - Best actor Asian Movie Award 2012 : Donny Damara
     - Best film Tiburon Internationall Film Festival 2012 : Lovely Man
     - Best director Tiburon International Film Festival 2012 : Teddy Soeriaatmadja
     - Special Mention at Osaka Film Festival 2012 : Teddy Soeriaatmadja 
     - dan masih ada sejumlah nominasi penghargaan yang diraih film inj.

Walaupun film ini berprestasi di kancah internasional tapi di negeri sendiri malah sempat didemo, siapa lagi kalau bukan FPI. Yang dipermasalahkan selalu saja hal basi, penistaan agama dan pelanggaran moral. Semoga saja masyarakat Indonesia bisa lebih cerdas memilih. Kenyataan sosial harus dipandang dengan bijak. 

Bagi kamu yang belum sempat nonton film ini, bersyukurlah dengan adanya internet. Sudah ada yang meng-unggah film ini di situs Youtube dengan kualitas gambar serta audio yang cukup baik (aku tautkan di akhir tulisan ini). Pokoknya harus nonton Lovely Man.

Selamat nonton ya. 



-----------------

Beberapa review menarik tentang film ini (klik link di bawah):

Antara alumni fahutan, mantan pegawai HPH yang bangkrut, penjaga WC umum, ilmu kehutanan dan Climate Change.

Mendengar 5 frasa di atas, apa yang ada di pikiran kamu?

1. Alumni fahutan ipb
2. mantan pegawai HPH yang bangkrut
3. penjaga WC umum
4. penerapan ilmu kehutanan
5. Climate change

Seseorang, Mbak Rita namanya (ini bukan nama samaran :-P), bahwa dengan konsep 'integrated' atau keterpaduan maka semua hal itu selalu ada kaitannya, ada hubungannya, dan ada sangkut-pautnya. Ah, masa iya.

Bicara tentang keterkaitan, selintas aku ingat dengan 'butterfly effect'nya Edward Lorenz dengan teori chaos yang pernah dikemukakan Henri Poincare. Katanya, "kepakan kupu-kupu di Brazil bisa menyebabkan tornado di Texas!". Atau dengan kata lain, kepakan kupu-kupu itu berhubungan dengan si angin tornado yang letaknya jauh sekali. Nah, hubungan antara kepakan kupu-kupu dengan tornado itu apa? Aku juga gak tahu. 

Katanya, si kepakan kupu-kupu adalah kondisi awal sebagai syarat terjadinya peristiwa kemudian. Perubahan sekecil apapun akan memberikan hasil akhir yang sama-sekali berbeda. Kok jadi mirip hukum sebab-akibat ya? Jika ada sebab pasti ada akibat, meskipun akibatnya itu random atau tidak jelas. Lha, terus gimana mengkaitkannya jika hubungannya acak? Entah! Kenapa juga aku malah jadi kepikiran pertanyaan bak ahli matematika dan fisika (meski dulu pernah jatuh cinta juga dengan mereka. hahaha). Malah kemana-mana ini. Balik lagi ke 5 frasa itu. Aku mencoba menantang diriku sendiri untuk mengkaitkan ke-5 hal itu. Tidak perlu lama-lama mikir, cukup membuka kepala dan langsung menulisnya di sini dalam waktu entah berapa lama sampai aku bosan sendiri.

"Ada seorang alumni perguruan tinggi, dapat gelar akademik di bidang kehutanan, pernah bekerja untuk satu perusahaan HPH di tanah Borneo. Karena perusahaan bangkrut, maka jadilah alumni berhenti dari pekerjaannya. Mungkin karena kepepet atau hidup sedang tak berpihak kepadanya, maka si alumni terpaksa pulang kembali ke kampung halamannya di Jogja, bekerja ala kadarnya, 'apa
saja yang penting halal' mungkin.

Hingga kemudian seorang juniornya, yang satu almamater dengannya secara tak sengaja bertemu di depan sebuah WC umum di Stasiun Lempuyangan Jogjakarta. Sebut saja nama sang junior ini Rein. Kala itu Rein masih menjadi mahasiswa, sedang mengurus tugas kuliahnya di Kota Pelajar itu. Karena memang si Rein ini sangat ramah, berbincanglah dia dengan seorang penjaga WC di stasiun kereta yang tak dinyana adalah seorang senior! 

Kesamaan almamater memang menjadi bahan perbincangan seru. Aku bisa bayangkan itu. Aku dulu juga pernah bertemu dengan senior satu almamater di Kampar Riau. Meski baru sekali ketemu dengan senior yang kala itu jadi pejabat desa, rasanya ngobrol lancar jaya. Tidak jauh-jauh yang dibicarakan, pasti seputar kos-kosan dan dunia malam BARA. :D Kira-kira apa yang diobrolkan sama Rein dan sang alumni tadi ya?

Aku dan Bang Rizal, senior nemu di Riau

Waktu-pun berlalu sudah 10 tahun ketika aku menulis kisah ini. Akupun juga baru mendengarnya beberapa hari lalu dari Om Rein, yang juga adalah seniorku dan sekarang sudah alumni. Jadi si tokoh utama alumni penjaga WC tadi adalah seniornya seniorku. Hahaha.. Malah ribet sendiri.

Nah, terhadap kisah ini, ada yang berkomentar bahwasanya 'ilmu kehutanan juga bisa dipakai di banyak tempat'. Dalam obrolan ini ya untuk bekerja sebagai penjaga WC'. Kamu kebayang tidak? Jika kamu, misal seorang sarjana kehutanan, entah karena kepepet ataupun lainnya, kamu jadinya bekerja sebagai penjaga WC umum. Setelah mengenyam pendidikan kehutanan selama minimal 3,5 tahun, kira-kira ilmu mana yang bisa terpakai untuk pekerjaanmu itu?

Apa dendrologi? Inventarisasi hutan? Pemetaan wilayah? Ekologi hutan? Pemanenan kayu? Kimia kayu? Atau,....Aku malah jadi mendaftarkan mata kuliah. Padahal sudah banyak orang bilang jika ilmu itu tak sebatas mata kuliah. Ilmu itu tak sebatas slide ataupun diktat yang dikasih dosen. Ilmu itu bisa ini bisa itu. Aku pun tak tahu definisi jelas ilmu. 

Jadi jika disuruh membuat daftar ilmu yang didapatkan ketika kuliah ya agak susah. Bisa saja aku membiaskannya dengan makna 'pengetahuan' alias sesuatu yang aku tahu (aku rasa aku tahu). Sedangkan ilmu DAN pengetahuan adalah dua hal yang beda. Kalau sama, pastinya jadi 'ilmu ATAU pengetahuan'. 

Sekarang aku mulai berandai-andai, apa yang seandainya terjadi jika aku seorang penjaga WC. Ah, setiap hari kerjaku dimulai jam 9 pagi dan pulang jam 3, ganti shift sama penjaga berikutnya. Kerjaku hanya duduk dan menunggu orang buang hajat, memastikan mereka membayar seribu perak sekali main. Mungkin dalam sehari bisa dapat setoran kotor 50 ribu? 100 ribu? Dari setoran bisa dapat 30 ribu mungkin per hari. Terbayang betapa bosan waktu berjalan, terlebih jika sepi, duduk sendiri memandang peron kereta yang kosong. (Ah, aku baru ingat jika aku bekerja di stasiun) Karena aku seorang sarjana kehutanan, mungkin aku masih tertarik bicara hutan. Aku mungkin akan mengajak orang-orang di sekitarku berbicara tentang hutan, mengkampanyekan tentang perlindungan hutan?

Ahh, tapi kok rasanya malu juga ya. 'Ketahuan jika seorang sarjana cuman jadi tukang jaga WC nanti'. Oalah, aku masih orang Jawa ternyata. Rasa isin (malu), gengsi itu masih ada pastinya. Belum lagi tak tahan olok-olok dan cibiran yang tak terdengar. Sudah jadi rahasia umum itu jika banyak wong Jowo kadang hobi 'ngrasani' (mempergunjing) orang, apalagi yang begini ini, isu sangat seksi sekali. 'Alah, adoh-adoh sekolah, tiwas diragati yo mung gur dadi tukang jogo jedhing!(Halah, jauh-jauh sekolah, sudah dibiayai, ujung-ujungnya cuman jadi tukang jaga WC', mungkin itu yang akan didengar dari bisik-bisik sana-sini. Padahal aku juga sempat kepikiran bahwa orang yang takut dirasani itu sebenarnya adalah tukang ngrasani. Lha, iya kan? Waduh! Jangan-jangan aku ini sebenarnya tukang gosip yang tidak sadar diri! Sungguh bahaya. :-0

Lupakan sejenak 'rerasan' / gosip dulu. Mari kembali ke ilmu kehutanan (atau sebenarnya ilmu kehidupan?). Aku rasa, meskipun dipaksakan seperti apapun, akan sulit menemukan titik temu antara ilmu kehutanan dan tukang jaga WC. (Mohon ingat lagi definisi 'ilmu' ku). Bisa sih pasti bisa karena tak ada yang tak mungkin katanya. Tapi pengalaman hidup saat sekolah/ bekerja di bidang kehutanan itu selalu bisa digunakan. Misalnya saja, waktu sekolah kehutanan diajari tentang gimana caranya analisis vegetasi. Nah, pas jadi tukang WC bisa saja ilmu anveg dipraktekkan, misalnya 'sabar'nya ngukur dan ngolah data dipakai untuk 'sabar' menghadapi pungli. Halahh,... nyambung gak tuh? :D ;-D

Pengalaman hidup adalah sesuatu yang sangat general, umum tapi sekaligus pribadi. Pengalaman yang kurasakan sudah menjadi hak patenku sejak aku lahir, begitu pun juga kamu dan semua orang. Tidak ada seorangpun yang bisa menggantikan hidup orang lain kan. Tapi kita bisa juga berbagi cerita, lewat tutur kata, wacana, apapun medianya. Pengalaman yang dibagikan pada orang lain akan melatih imajinasi si penerima. Aku tak bisa merasakan apa yang kamu rasakan, tapi aku bisa membayangkan kira-kira apa yang kamu rasakan! Yaaa.. Itulah kekuatan imajinasi.

Balik lagi,

Ngomongin perubahan iklim pasti akan panjang. Seluruh dunia juga sedang ngomongin itu. Nah, perubahan iklim ini apakah mungkin mempengaruhi perubahan kerja si bapak alumni yang beralih profesi? Sebelum itu, aku harus yakin dulu bahwa perubahan iklim ini memang benar-benar terjadi. Jika aku sendiri tak percaya dia ada, bagaimana aku bisa meng-kambing hitam-kannya. Sama seperti nyalahin setan, tapi tak percaya setan itu ada. Nembak bodongan seperti nembak SIM. Hehehe, nyambung lagi gak tuh. Oke, aku percaya perubahan iklim itu benar adanya. Secara gampangannya, aku merasa sekarang lebih panas, musim sudah gak teratur lagi.

Karena aku sudah percaya, sekarang aku boleh dong menuduhnya. ;-P
Sebelumnya aku mau cerita dulu tentang kejadian beberapa waktu lalu saat aku ngobrol dengan teman bule-ku di Amrik sini.

Obrolah pertama dengan Joy, seorang perempuan forester nih.
Aku, "so how about the fire cases in Oregon recently?"
Joy, "Well, most of cases are caused by lightning. It's natural thing here. And I think that mother nature is changed. Of course, it effects the fire too. Climate change is already happened here!"
Aku, "In other words, the change is natural. So, what can we do then?"
Joy, "Nothing much that we can do. We could only try to prevent that but mother nature has her own laws."

Obrolan kedua dengan seorang kawan juga, Grad namanya, aktivis sungai di sini.
Aku, "You know Grad, in my country, there's a river called Ciliwung that always flooded every year. In the past, the flood was only once in 4-5 years."
Grad, "Why it happened?"
Aku, "People said that it because the deforestation and land convertion in the upstream."
Grad,"How about the rainfall?"
Aku, "Actually I don't know about the exact amount of the rainfall.". Aku mulai gelagapan nih, jadi tahu kalau aku tidak tahu. Mau sotoy tapi gak bisa. Lalu timbullah di kepalaku si kambing hitam.
Aku, "Or maybe it's because of climate change?"
Grad, "Yeah, exactly! You need to think about that too. Everywhere floods happen young lady. It's not only in deforestated area but almost everywhere in this world."

Jadi,... begitulah kira-kira. Perubahan iklim adalah kambing yang sangat hitam yang bisa disalahkan sebagai penyebab semua kekacauan sistem alam ini. (Kacau? atau berubah? Berubah kan bukan berarti kacau?) Sebagai bagian dari alam, perubahan pun pasti dirasakan juga oleh manusia, tak terkecuali si alumni tadi. Untuk menarik garis antara perubahan iklim dan si alumni tentu bisa panjang. Ibarat climate change itu kupu-kupu di Brazil dan terdamparnya si alumni di WC Lempuyangan itu adalah tornado di Texas.  Eh, balik lagi ke butterfly effect deh. Tapi ini logikanya berbalik deh ya, kalau kepakan kupu-kupu itu kondisi awal yang kecil sedangkan perubahan iklim adalah sesuatu yang besar dan general. Jadi ngayal, padahal sudah dijelaskan (dari wikipedia si serba tahu) bahwa butterfly effect umumnya dipakai untuk cuaca. Eit, tapi perubahan iklim kan melibatkan cuaca juga ya.

Sebagai manusia yang tunduk pada hukum alam atau bahasa impor kerennya Sunnatullah, ya kita harus ngkikut kehendak alam. Jika perubahan iklim adalah tanda bahwa ibu alam ingin berubah, bisakah kita mencegahnya? Aku rasa tidak. Yang bisa kita lakukan ya menyesuaikan diri, adaptasi. Si alumni tadi juga mencoba beradaptasi. Jika hutan tak bisa lagi memberi rejeki, mungkin WC bisa. Sah-sah saja selama masih tidak mencuri. (Meskipun mencuri bisa dibilang adaptasi juga. :-P)

Tapi, kemudian ada mengganjal lagi. Bukankan manusia yang sering disalahkan atas perubahan iklim ini? Benarkah ini salah manusia? Benarkah manusia penyebabnya? Global warming lah (yang sering dipelesetkan sebagai 'Gombal maning'), deforestasi, polusi, dan banyak lagi.... Jika itu nyata juga, seolah-olah logika jadi dibolak-balik. Alam berubah karena manusia sedangkan manusia katanya tunduk pada hukum alam. Pusing kan ya.. Aku sendiri juga tak paham kenapa bisa kepikiran seperti itu. Kadang terpikir bahwasanya manusia sekarang itu sudah berlagak seperti 'Tuhan', serba mengatur. 'Act God' kalau kata Sara, seorang kawanku lagi di sini. Kalau menurut kamu gimana?

....
Dan ternyata sesuai dengan janjiku di awal tadi, aku akan berhenti jika aku mulai bosan menulis ini. Dan aku rasa aku mulai bosan sekarang. Bosan karena pusing, atau memang sudah jam setengah tujuh petang yang mengharuskanku pulang ke rumah dulu. Musim Gugur sudah mulai di sini dan dingin malam sudah menantiku di luar sana.

Tentang 5 frasa di awal, coba kamu pikir sendiri keterkaitannya. Hehehe...

Sampai ketemu lagi!



Portland (09/15/2014)
(August 21, 2014)

Just a day before the day, I got an email from Chandalin, my supervisor in WFI, about an invitation to a regular discussion in Sierra Club. This environmental club established in 1892 and has its regular discussion once in a month at 3rd Thursday. It's interesting that the discussion always open to public. And in August, the theme of discussion was about Willamette River, the river that I'm interested most in USA! So, even it was a last minute invitation, I made it! I felt that I need to come to this event. And I was right!



Last minute e-mail invitation


The theme was "Protecting the Willamette and Environmental Justice: the Portland Harbor Community Coalition". There was a presentation from Portland Harbor Community Coalition (PHCC), presented by Cassie Cohen (the executive director of Groundwork Portland) and Faduma Ali (Community Organizer for Groundwork Portland). Both Cassie and Faduma are amazing women. They are so young and spiritful. They presented about the Willamette river regarding the big project of Portland Harbor Superfund and their work with the coalition. It was the first time I heard about this coalition. Furthermore, we discussed about the pollution in Portland Harbor, concern toward the people affected by the river condition, and the work of government agency in the project (EPA). It was a really fast discussion and sometimes I felt confused. There were too many abbreviations and terms that I didn't know. (And of course they talked really fast. :0 )


At least there were 20 people that came in that Wednesday meeting. It was a very lively discussion where most of the participants were very enthusiast about the topic. They asked many questions that the presenters often cut them. :) . The meeting ended at 9 pm. I had not any chance to ask any questions but I had contact with Faduma. She's lovely girl and I'd like to know about her work more. (I met her again a week after that!).

I need to write more about the discussion but it's too complicated right now and I don't want to be more confused or maybe make you that read this note confused. Haha...

One thing that I know, "I need to know more about the big project of Portland Harbor Superfund!". It's a big project that many parties in this city really concern both from government, environmental organization, public, and community. Why? It's a super big money, big issue, and big impact to the lower Willamette river.

----
That night, I went back home alone, take a bus from 1821 SE Ankeny Street to Barness and Cedar hills blvd. It was almost an hour drive and in the middle of the way I knew that I forgot my keys (I left them in my room).. Still lucky, at least my landlord was awake so I didn't have problem to enter the house. :)

Sekedar potongan kicauan di twitter beberapa waktu silam  tentang aku yang mendadak bingung dengan perubahan waktu yang seakan meninggalkanku. Aku merasa kaget ketika sadar anak tetangga sudah pada dewasa. Lha aku? .... 















Wilson River - Tillamook

Percakapanku kemarin dengan seseorang menginspirasiku untuk menulis catatan singkat ini. Teman bicaraku waktu itu adalah seseorang yang bekerja di pemerintahan Kota Portland khusus menangani urusan air. Kira-kira begini potongan dialog yang terjadi antara kami.

"So, do you think that people here love the river?", kataku.

"If you ask people that questions, I'm sure they will answer, "Yes, I do". But for me, as my self, I love the river." Dia menjawab.

"If they do, what can they do or what do they do to show their love?", aku tanya lagi.

.... hening sejenak.

"Well, that's a good question! I need to find the answer too. I love the river through my job here." jawaban dia.

Kita berbicara tentang cinta dan bagaimana mengungkapkan cinta. Mungkin bagi seorang pegawai pemerintah khusus di bidang air akan mudah menjawab pertanyaanku. Tapi bagaimana dengan orang biasa? Misalnya saja orang kota, para pekerja kantoran, atau mahasiswa yang hidupnya sama sekali tidak berinteraksi langsung dengan sungai, bagaimana dengan mereka?

Pernah aku bertanya kepada seseorang tentang urusan cinta ini. Jawaban dari pertanyaan pertama sangat mudah. Kamu cinta? Iya saya cinta. Bagaimana? ..... (aku tidak tahu,...)
Bagaimana (How) memang adalah pertanyaan tersulit. Bagaimana mencintai sungai, itu juga pertanyaan sulit. Tapi aku rasa jika seseorang mempunyai cinta, pasti tidak akan sulit menjawabnya. Jika tidak bisa menjawab, maka perlu diragukan rasa cintanya. Tulus atau hanya sebatas omongan saja.

Kenapa?

"Love is an action!" Cinta itu adalah perbuatan, tindakan, nyata dan bisa dirasakan. Sekecil apapun cinta itu pasti ada wujudnya. Tak pernah ada cerita cinta dalam hati saja, itu tidak cukup. Dan aku berani berkata itu bukanlah cinta.

Jika kamu mencintai seseorang maka kamu akan melakukan sesuatu untuk orang yang kamu cintai kan? Kamu akan berusaha membuatnya tersenyum dan bahagia. Kamu bahkan rela berkorban untuknya. Iya kan?

Nah, sekarang aku bertanya juga, "Bagaimana cara kita mencintai sungai? Bagaimana cara kita membuat sungai tersenyum dan bahagia? Apa yang bisa kita lakukan?". Bisakah kita menemukan jawabannya. Harus bisa!

Atau perlu sekali kita bertanya dan meragukan kata 'cinta' yang sering kita ucapkan pada sungai yang semakin hari semakin merana. Terlalu banyak kata cinta yang diterima tanpa aksi nyata. Istilah gaulnya di-PHP-in.

Aku pun demikian. Aku mulai menanyakan pada diriku juga. Apakah aku cinta sungai? Bagaimana caraku mencintai sungai?

Aku mulai dengan mencoba mengenalnya. Karena 'tak kenal maka tak sayang' masih aku percaya. Aku mempelajarinya dan mencoba memahami kebutuhannya, suka-dukanya, deritanya. Berbicaralah dengan sungai melalui bahasa alam, mencoba berbincang. Sekali-kali teriak di pinggir sungai juga tidak apa-apa, asal jauh-jauh dari tetangga. Tapi ternyata mengenalpun tak cukup kan. Cinta memang menuntut, tapi ajaibnya yang dituntutpun biasanya dengan senang hati melakukannya. Sungai menuntut untuk dibersihkan dari sampah! dan sejumlah pecinta sungai pun dengan sukarela memungut sampah itu. Untuk apa? Agar sungai bahagia! Seperti saat kita memberi hadiah untuk pacar kita, biar dia senang.

Ah, jadi ingat teman-teman penjaga sungai di tanah air, teman-teman KPC di Bogor, Garda Brantas di Jatim, River Defender di Riau, Bang Asun dan kelompoknya, YKWS di Lampung,dan banyak lagi. Aku bangga dengan kalian yang telah menunjukkan cara kalian mencintai sungai. Karena kalian tahu, cinta butuh tindakan, tak bisa hanya disimpan di hati saja.

Aku sendiri sedang mencoba bertindak, melakukan sesuatu, tidak mudah memang, tapi hati ini bahagia. Dan selama aku di Portland ini aku mencoba berkenalan dengan Sungai Willamette, sungai yang baru kukenal beberapa bulan lalu. Aku mencintai sungai ini meskipun ini bukan sungaiku. Sungai inilah yang menjadi jembatanku untuk mengenal sungai di tanah air. Memahami apa yang terjadi di sini memberiku gambaran tentang apa yang terjadi di tempat lain. Aku ingin belajar dan memahami, ingin berbagi dan ingin bercerita. Wujud cintaku sederhana, mengenalkannya pada semua yang kukenal, menyebarkannya.

Jadi, aku ingin bertanya pada semuanya saja yang mungkin mampir di tulisan ini, "Apakah kamu cinta sungai? Bagaimana cara kamu mencintainya?"

Kalau kamu tidak bisa menjawabnya, kamu tahu apa yang kumaksud. :)