Mencoba berbicara dengan semesta
Kudengar bahwa bahasa kita sama

Ketika timur mulai redup, kutengadahkan diri di bawah rapat tajuk
Kulihat berkas-berkas sore yang berebut meraihku
Membentuk lidi-lidi cahaya terang

Tetap lurus meski terputus 
oleh bayangan daun tertiup
membawa hidup

Kuhindari rimbun dan kudapati langit begitu silau
Biru jingga sudah lama tak kusapa
Seperti berkata:

"Selama ini kemana?"
"Aku merindumu"
"Seperti waktu"

Yang seolah beku ketika bahasaku melebur bersama bahasamu
Hanya satu

Candik barat yang selalu cantik mengikat



(untuk kesekian kalinya sore selalu membuatku terpana -21-02-2013-)

img source: here

Tokyo Love Story
First dorama in my life,

Yup!

Tokyo Love Story aka Tokyo Rabu Sutori adalah drama jepang pertama yang kutonton. Jika di negara asalnya dorama ini menjadi hits di tahun 1991, maka di Indonesia dorama ini juga sempat meledak. Tidak salah memang, karena dorama ini benar-benar bagus. 

Aku teringat ketika dulu masih berumur satu digit, masih mengenakan seragam putih merah. Aku yang belum mengetahui tentang apa itu cinta, apa itu patah hati bisa menangis tersedu-sedu ketika menyaksikan dorama ini. Yang kuingat adalah perasaan sedih dan terharu yang mendalam. Kisah Rika dan Kanji yang sangat sedih. 

Adegan yang kuingat dari dorama ini pun sangat terbatas. Hanya ada dua scene yang paling kuingat, yaitu ketika Rika ingin terbang dan Kanji menciumnya. So switt... dan adegan terakhir ketika Rika datang ke Kanji beberapa tahun kemudian ketika Kanji sudah menikah dengan orang lain. So sad.... 

Karena ingin bernostalgia kembali, juga karena ada temanku yang juga ingin menontonnya maka aku kembali menontonnya. Ehmm, ternyata banyak hal yang kulewatkan. Aku bahkan baru tahu kalau ceritanya seperti itu toh. Alurnya, konfliknya, dll. 

Tapi penilaianku tidak berubah, aku menyukai karakter Rika yang ceria dan to the point. Apapun yang terjadi padanya, dia selalu saja tersenyum. Berkebalikan dengan Satomi, memang dari dulu aku tidak begitu suka dengan karakter ini. Bukannya karena jahat atau apa, tapi tipe cewek menye-menye memang  tidak terlalu kusukai. hehehe... Yah, meskipun pada akhirnya Kanji menikah dengan Satomi sih. 

Ya pada intinya sih, aku ingin menyampaikan bahwa kenangan yang kita buat, perasaan-perasaan kita di masa lalu itu, seringkali lebih sederhana dari apa yang sebenarnya ada. 

NB: Bagi yang doyan download atau nonton online, banyak tersedia di internet. Terimakasih teknologi telah memfasilitasi aku dalam nostalgia ini. :)
Lanjutan dari Bagian 1: Desa Karet di Hulu Subayang. Pada bagian kedua ini adalah beberapa gambar mengenai kondisi permukiman dan juga fasilitas-fasilitas umum di desa hulu Kampar Kiri ini. Satu hal yang perlu digaris bawahi adalah tidak adanya jalur transportasi darat menuju desa ini, sehingga fasilitas yang dinikmati masyarakat pun sangatlah terbatas. 

Bagian II: Wajah Fisik Batu Sanggan 



Rumah-rumah penduduk di Batu Sanggan rata-rata terbuat dari kayu dan beberapa rumah sudan menggunakan tembok beton. Meskipun sederhana namun areal permukiman di desa ini sangat bersih dan rapih. Foto ini diambil pada pagi hari sehingga suasanana sepi. Pagi hari adalah waktu memanen getah karet.


Balai adat. Balai adat digunakan untuk melakukan kegiatan adat ataupun pertemuan-pertemuan yang dipimpin oleh para ninik mamak atau pemimpin adat.


Bangunan MDA (Madrasah Diniyah Alawiyah) dan perpustakaan. MDA adalah sekolah pendidikan agama. setiap beberapa hari perminggu anak-anak belajar di MDA selepas dari sekolah reguler (SD). bangunan ini pernah terkena banjir tahun lalu.



Pustu (Puskesmas Pembantu). PUstu memberikan Pelayanan kesehatan untuk masyarakat desa.

Bak penampungan air bersih. Bak ini menampung air bersih dari mata air di bukit dan mengalirkan ke rumah-rumah penduduk. Program Pamsimas
Toilet Komunal. Toilet ini dibangun dari Program Pamsimas pada tahun 2010-2011.

Menurut beberapa warga, fasilitas ini jarang digunakan


Panel Surya. Panel surya menjadi salah satu sumber listrik selain diesel. Belum ada jaringan PLN di desa ini. Listrik diesel menyala dari jam 6-10 malam dan setelah itu lampu dari tenaga surya dinyalakan.



Kayu bakar. Sebagian besar masyarakat masih memasak dengan kayu bakar yang

dipadukan juga dengan kompor minyak tanah. Kayu bakar berasal dari lahan-lahan karet di sekitar pemukiman

Bersambung


Mari kita berjalan-jalan ke Desa Batu Sanggan. Bulan Oktober kemarin aku berkesempatan mengunjungi desa ini. Sungguh suatu perjalanan yang sangat berkesan. Melalui foto-foto ini aku ingin mengajak juga kamu-kamu untuk ke sana, dari melihat alamnya, masyarakatnya, sosial ekonominya.. 

Monggo...

Bagian I. Desa Karet di Hulu Subayang

Desa Batu Sanggan terletak di tepi Sungai Subayang (anak Sungai Kampar) di Kec. Kampar Kiri Hulu, Kab. Kampar, Prov. Riau. Masyarakat desa ini merupakan masyarakat adat. Mayoritas penduduk oleh suku Melayu.


Robin. Alat transportasi yang dipakai adalah perahu bermesin yang biasa disebut Robin atau Johnson (untuk perahu yang sedikit lebih besar). 
Satu robin dapat memuat 4-5 orang dewasa.



Pelabuhan Batu Sanggan. Di pelabuhan inilah jalan masuk menuju desa. Perahu-perahu milik masyarakat ditambatkan di tepi-tepi sungai. Di sekitarnya terlihat bukit-bukit hutan. Desa ini memang terletak di tengah SM Rimbang Baling.

Getah Karet. Mata pencaharian utama masyarakat adalah dari kebun karet baik sebagai petani pemilik lahan atau buruh/ tenaga pemanen.


Hutan karet. Penampakan lahan-lahan karet yang dikelola masyarakat mirip dengan hutan, yang terdiri dari tegakan karet, pohon-pohon lain, dan juga semak belukar. Bisa dikatakan sistem ini sebagai agroforestri.


Getah karet. Hasil panen karet masyarakat dapat dijual di tengkulak di desa atau juga di pedagan di Gema. Biasanya petani mengumpulkan dahulu getah sampai jumlah tertentu sebelum menjualnya. Beberapa petani merendam simpanan karet di tepi sungai.


Kelompok kerbau di tepi sungai. Beberapa masyarakat memiliki hewan ternak seperti kerbau atau kambing. Kerbau biasanya diletakkan di tepi-tepi sungai di ujung desa atau di lapangan rumput. Kambing dibiarkan berkeliaran bebas di pemukiman.

Bersambung...









Makan malam adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan sosial ku saat ini. Saat malam hari adalah saat aku berkumpul dengan teman-teman sekosanku yang pada siang hari banyak berkeliaran entah dimana. Saat malamlah kami bisa berkumpul di ruang tipi yang terletak di ruangan tengah yang menghadap pintu masuk.

Saat makan malam, kami mengumpulkan berbagai menu yang beraneka ragam. Ada yang kami beli dari luar, ada pula yang kami masak sendiri. Aku sendiri lebih senang memasak karena lebih hemat dan lebih banyak porsinya.hehehehe...

Di saat makan ini, kami menggelar menu dan makan bersama. Sambil melihat televisi atau lebih tepatnya televisi yang melihat kami, karena sepanjang makan biasanya kami lebih banyak bercanda dan berbincang aneka rupa hal. Tentu saja suasana menjadi meriah karena penghuni kosan ini hampir mencapai 15an orang. Hal ini sungguh menyenangkan.

Kadang-kadang terpikir bahwa hal-hal seperti ini entah kapan akan jauh dan sulit terulang lagi. Suatu masa yang indah. Saat makan malam yang selalu berkesan. Makan yang menghubungkan aku dengan orang-orang terdekatku saat ini. Bayangkan jika tiap makan malam yang indah ini tidak ada. Betapa garing dan sepinya hidup di tempat ini. Aku sangat terkesan akan malam-malam indah itu. 

img source:here

-------


img source: here

Daging kambing adalah salah satu jenis makanan yang paling tidak kusukai. Banyak hal yang mendasariku untuk tidak menyukainya. Mari kita jabarkan satu persatu.

Pertama adalah baunya yang tidak sedap dan amis. Bau daging kambing sangat menusuk hidung. Baunya anyir dan sangat tidak enak. Setiap kali aku mencium daging kambing pasti aku terasa ingin muntah. Rasanya seperti di tempat penjagalan hewan.

Kedua, adalah penampakannya. Untuk hal ini, tidak berlaku hanya pada daging kambing, tapi pada daging-daging yang lain juga, misalnya daging sapi, daging bebek, dll. Bahkan daging ikan pun aku tidak suka melihatnya jika masih mentah. Entah kenapa ada rasa takut jika aku melihatnya. 

Sebenarnya aku tidak menyukai sifatku ini, tapi sulit rasanya untuk menghilangkannya. Ketakutanku ini sangat menggangguku. Bagaimana tidak? Tentu saja hal ini sangat aneh bagi orang lain. Dan sangat menyebalkan jika aku tidak bisa ikut pesta atau acara-acara yang di dalamnya ada pesta “daging kambing”

Semoga saja ketakutanku yang sangat menyusahkan tersebut dapat sembuh. 



Beberapa hari yang lalu ada teman bercerita begini: Foto-foto personel JKT48 ternyata dijual resmi dengan harga 500ribu per 3 lembar, bahkan salah seorang teman yang saat ini masih SMA menjadi salah satu yang ikut menjualnya.

"Ehhh,... Emangnya ada yang mau beli ye foto mahal segitu?"  aku bertanya dengan lantangnya

Heran rasanya. Harga foto bisa semahal itu. Siapa pula yang membelinya.  Rasa keheranan itu kemudian kubawa pulang dan kuceritakan kepada salah seorang temanku. Kemudian temanku ini bertanya padaku:

"Emangnya kalo ada yang jualan foto Yamapi asli seharga segitu kamu gak mau?"

Doengg!!!!!!

Kenapa mendadak aku ragu? Aku ragu mengatakan tidak, tapi aku malu mengatakan iya. Ehhh... Ragu adalah bentuk kebingunganku akan pilihan itu.  Namun satu hal yang kutangkap dari ini adalah bahwa pertanyaanku tentang siapa yang membeli foto-foto mahal itu terjawab.

Sungguh, dunia idol itu memang lucu ya. Para pengusaha idol ini tahu banget cara morotin duit orang-orang tanpa orang itu merasa terpaksa. Malah bahkan dengan suka cita.

2 thumbs up for idol industry...

Btw: I love Yamapi :D

Georgous Pi :)

img source: here
Judul    : Ronggeng Dukuh Paruk - Trilogi
Penulis : Ahmad Thohari
Bahasa  : Indonesia
Tebal    : 397 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2003


Ringkasan :

Gabungan 3 buku seri Dukuh Paruk: Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari & Jantera Bianglala.


Semangat Dukuh Paruk kembali menggeliat sejak Srintil dinobatkan menjadi ronggeng baru, menggantikan ronggeng terakhir yang mati dua belas tahun yang lalu. Bagi pedukuhan yang kecil, miskin, terpencil dan bersahaja itu, ronggeng adalah perlambang. Tanpanya dukuh itu merasakah kehilangan jati diri.

Ringkasan Selengkapnya klik sini


Pendapat saya:

Dapat membaca kisah Srinthil dan Rasus dalam buku ini adalah suatu berkah bagi saya. Kenapa? Ahmad Thohari telah berhasil dengan baik membawa pembacanya masuk ke dunia dimana dua anak manusia itu hidup, menyatu dengan lika-liku hidupnya, merasakan kegetiran, cinta, dan kerinduan yang mendalam. 


Yang menjadikan novel ini kuat adalah latarnya yang begitu nyata. Penulis berhasil menggambarkan dengan detil suasana Dukuh Paruk tanpa membuat pembaca bosan membaca detilnya. Bahkan jika ada burung walet melayang di langit Dukuh Paruk atau padi menguning di sawah, seakan semua itu dapat saya lihat dengan mata saya sendiri. Kekuatan deskripsi yang hebat. 

Tokoh utama Srinthil dan Rasus dapat tumbuh dengan baik dalam kisah ini. Begitu pula tokoh-tokoh pendukung cerita, semua mendapat porsi yang pas dan tidak berlebihan. Alur cerita yang dibuatpun sungguh memikat dan penuh dengan banyak kejutan. 

Saya sendiri bingung apa yang menjadi kekurangan dari novel ini. Ya, meskipun tidak ada satupun di dunia ini yang sempurna, namun untuk novel ini saya tidak bisa menyebutkannya. Jikapun harus menyebut mungkin itu hanya warna cover bukunya yang kurang menarik. Dan itu bukan pekerjaan penulis saya rasa. :)

Ini adalah novel masterpiece Ahmad Thohari. Tidak salah rasanya jika novel ini telah banyak dijadikan sebagai bahan penelitian sastra, telah banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa, dan pernah diangkat ke layar lebar. Bagi anda yang sudah menontong film "Sang Penari" dan menyukainya, tentu novel ini akan menjadi wajib dibaca karena kisah dalam film itu tak semuanya dapat menangkap keindahan kisah Srinthil dan Rasus dalam cerita aslinya. 
----------------

Salah satu upaya pihak TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) untuk mengatasi permasalahan yang terkait masyarakat adalah dengan membentuk konsep Model Kampung Konservasi (MKK). Program ini dilakukan oleh pihak TNGHS bersama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) sebagai bagian dari pengelolaan kolaboratif. MKK telah dilakukan sejak April 2005 di Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan dan Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok.

MKK di Desa Cipeuteuy dilakukan di Kampung Sukagalih yang terletak di Dusun Pandan Arum. Kampung Sukagalih merupakan kampung yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Sejak dicanangkan sebagai MKK, kampung ini mulai dibina oleh pihak TNGHS menjadi kampung wisata. Dengan adanya kampung wisata ini, Kampung Sukagalih menjadi sering didatangi oleh berbagai kalangan, yaitu: tamu-tamu TNGHS, wisatawan, mahasiswa dan peneliti baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan adanya kunjungan-kunjungan tersebut, masyarakat mendapatkan penghasilan alternatif selain dari pertanian. Harapan dari adanya MKK tersebut adalah agar kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan meningkat dan kelestarian hutan terjaga.

Berikut ini adalah beberapa gambar yang diambil di Kampung Sukagalih.


Lahan pertanian di Kampung Sukagalih sebagian berbatasan langsung dengan kawasan TNGHS

Sungai yang mengalir di Kampung Sukagalih, airnya masih jernih meskipun debit air tidak terlalu besar. 



Jalan di dalam Kampung Sukagalih adalah jalan semen kecil. di halaman rumah warga banyak ditanami bunga-bunga dan pohon peneduh. 

Pemandangan dari saung Kampung. Di Kampung Sukagalih terdapat sebuah saung yang sering digunakan untuk berkumpulnya warga. Dari dalam saung terlihat pemandangan lahan persawahan di kejauhan.

Suasana kumpul warga di dalam saung. Ketika ada tamu/ pengunjung atau ada pertemuan-pertemuan penting, warga Sukagalih memanfaatkan saung untuk tempat perkumpulan. 



--------------------------------------------------------------------dokumentasi riset Cipeuteuy 2011----

Am I really falling in love with him?

Pertanyaan yang sangat aneh ini tiba-tiba kutanyakan pada diriku sendiri? Kenapa?

Ceritanya kemarin teman dekatku yang paling aku cintai bilang, 'Kamu berubah!' 
'Ada sesuatu yang berubah dari kamu' 

Mungkin dia pikir aku sudah tidak menyukai dia seperti dulu lagi dan atau mungkin aku menemukan cinta yang baru? Halahhhhh.... Jikapun ada cinta baru, itu siapa? Sampai saat inipun tidak ada sesuatu pun yang bisa mengintervensi hati ini. 

Upppsss.. Tapi aku teringat. Memang akhir-akhir ini ada sosok seseorang yang menawan hatiku. Aku memikirkan dia setiap hari, aku melihatnya setiap hari. Tapi dia itu adalah artis, idol. Kembali lagi akhirnya episode fangirl lebih memakan memori di otakku. 

Tidak mungkin kan? it's impossible... tapi nyatanya adalah perasaan ini berubah. Nyata!!!

Ternyata bahayanya menjadi seorang fans yang obsesif adalah bahwa kita menjadi larut dalam dunia maya yang sialnya seakan-akan nyata. Hingga kadang-kadang aku cukup pikun untuk memilah antara mimpi dan realita... 

Apakah aku benar-benar jatuh cinta pada sosok itu? Sosok yang kubentuk sendiri di dalam dunia anganku. Sosok sempurna yang kurancang sedemikian rupa sehingga mampu membuyarkan kenyataan. 

hahahahaha...

Ingin tertawa keras rasanya. Yes!!! Akhirnya aku sedikit bisa memahami bagaimana perasaan para fans yang dulu pernah kupikir 'tak waras'.  

-----------------