KEPO dan NGGOSIP

// // Leave a Comment
 Pengen tahu aja... Ya, memang sepertinya rasa ingin tahu adalah hal yang wajar bagi manusia. Siapa sih orang yang tidak ingin tahu? Sejak kecil pun kita biasa bertanya, ini apa, itu apa. Sering kan memperhatikan anak kecil yang serba ingin tahu. Nah, masalahnya sekarang adalah yang ingin tahunya ini kebablasan. Bagaimana bisa kebablasan? Batasnya apa dan siapa yang menentukan? Siapa hayo?

“Eh lo tau gak, si Ani sekarang punya pacar baru lagi lho.. Bayangin aja, pas sudah sekarang dia mantannya 25 orang! Lo tau gak siapa namanya dan orang mana? Penasaran gw sama calon mantannya. Hahaha”, kata si Yeyen pada si Noni.
“Si Gori katanya kawin ya. Kok bisa sih orang kayak dia cepet kawin? Siapa ceweknya? Orang mana? Jangan-jangan uda DP duluan.”, masih si Yeyen ngobrol sama si Noni.
“Eh, si Siro ganti kerjaan tuh. Berapa dia dapat gaji ya? Gw denger sih tempat kerjanya agak gak bener gitu deh. Iya gak sih?”, Yeyen masih aja ngrobrol sama si Noni.

Eh, buset. Nih orang ya, pengen tahu aja urusan orang lain. Apa gak ada kerjaan dia? Hem, sepertinya enggak juga. Dia punya kok kerjaan. Apaan? Ngepoin orang. Selalu ingin tahu hal hingga sedetil-detilnya, bahkan hal remeh-temeh nggak penting yang malah bikin orang lain sebal. Tapi, ya begitulah orang. Ada yang bilang, kepo ini bawaan.

Kepo yang kumaksud di sini bukan kepo penasaran ala ilmuwan, tapi lebih ke kepo si biang gosip yang ibarat akun instagram itu mirip si emak Lambe Turah. Nah lho, yang follow si emak LamTur bisa dipastikan juga para kepo-ers. Yah, masih itungan wajar sih kalau ngepoin seleb mah. Tapi kadang ini, orang biasa aja lho dikepoin. Gak ngerti apa faedahnya buat dia juga.  Apa mungkin ada rasa puas gitu ya jika dapat informasi, apalagi yang eksklusif tentang seseorang? Sudah gitu, biasanya si pengepo ini gak akan berhenti di sini, tapi jadi corong woro-woro, pemuas nafsu bagi para pengepo lain ataupun bagi orang lain yang bahkan gak mau tahu.

Pernah gak kamu diajak ngobrol, nongkrong cantik di kafe sama teman-teman, ujung-ujungnya diajak nggosipin orang, yang biasanya adalah teman sendiri? Sering! Pasti lah sering. Tahu aku... Itu kayaknya hal biasa terutama di kalangan emak-emak gahol dan para pemudi masa kini yang juga calon emak-emak itu. Gak afdol lah, ngumpul tanpa ngomongin orang. “Kalau ada cewek-cewek ngumpul, pasti yang diomongin teman-temannya, semua, kecuali mereka sendiri yang ngumpul.”, itu mitosnya. Si Raditya Dika pun pernah ngomongin di salah satu standup comedy-nya tentang hal ini. “Betapa mengerikannya persahatan antar cewek-cewek”.

Nah, menurut aku nih ya.. Emang pada dasarnya kita ini nih, cewek punya ke-kepo-an luar biasa atas apapun isu manusia, terutama manusia yang dekat dengan kita. Ibarat cowok suka ngomongin game dan otomotif, kita ngomongin orang! Jadi, itu sah-sah aja lah. Nah, balik lagi ke batasan, apa sih batasannya?

Temanku dulu waktu kuliah pernah bilang, “Hak itu dibatasi hak orang lain. Kebebasan kita itu dibatasi kebebasan orang lain.” Nah, kayaknya dalam kepo-kepoan ini juga berlaku, ‘kepo kita dibatasi kepo orang lain’. Maksudnya gimana? Ya, kita perlu kepo pada hal-hal yang bagi kita masih bisa dikepon lah. Kalau kita nggak mau orang lain kepoin kita tentang satu hal, ya balik lagi aja kita jangan kepoin hal yang sama ke orang lain. Kalau kamu gak mau orang lain tahu tentang pacarmu, ya jangan tanya tentang pacar orang lain. Gampangnya sih gitu. Meskipun dengan batasan ini, menjadi sangat relatif sekali antara satu orang dengan yang lain. Tidak sama. Tapi, menurut aku sih tetap ada batasan universal lah yang orang harusnya sih ngerti di mana mereka harus berhenti kepo. Pikir-pikir aja sendiri.

Lalu, aku gimana? Kepo-an juga gak orangnya? Yaiyalah, secara... Aku masih berusaha untuk menjadi pengepo yang masih tidak melampaui batas. Jujur saja, memang ada kesenangan tersendiri ngomongin orang. Dosa sih katanya, tapi gak melulu apa yang kita omongkan hal yang jelek kok, ya kalau jelek pun itu hanya ‘fakta’ yang perlu diperbincangkan. Hahaha.. Dan, aku juga selalu percaya, karma itu ada. Aku kepo-in orang, pasti orang juga kepo-in aku. Biarin aja lah. Malah itu jadi pengingat bagiku untuk selalu berhati-hati bertindak, karena sekarang nggak cuman wartawan aja yang kerjaannya pengen tahu.






0 komentar:

Posting Komentar