(Widimartani Arum Pertiwi)
Ini adalah catatan tentang seorang sahabat, seorang teman yang dalam hidupku yang cuma sekali ini telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk kutemui. Ya, melalui catatan ini aku ingin mengungkapkan betapa mereka-mereka ini sangat berharga. Benar-benar berharga hingga aku bahkan kadang tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.
Ini adalah catatan tentang seorang sahabat, seorang teman yang dalam hidupku yang cuma sekali ini telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk kutemui. Ya, melalui catatan ini aku ingin mengungkapkan betapa mereka-mereka ini sangat berharga. Benar-benar berharga hingga aku bahkan kadang tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.
Me n Widi '03 |
Hai Wid, hehehe.. Senangnya akhirnya aku bisa bertemu denganmu setelah sekian tahun berlalu. Paling tidak 4 tahun sudah kita tidak ketemuan ya. Tapi beberapa hari yang lalu, ketika aku bertemu denganmu, aku tidak merasakan sesuatu yang asing darimu. Ah, kamu tetap Wiwid yang kukenal sejak dulu. Wiwid yang selalu tersenyum, selalu ramah, sedikit kikuk, dan selalu membuatku nyaman untuk tidak berbasa-basi. Hehehe, atau memang akunya saja ya Wid yang gak tahu malu. Ya, kamu tahu kan jika aku dari dulu seperti itu. Tapi percayalah, tidak ke semua orang aku tunjukkan sisi itu. Hanya orang-orang tertentu yang kurasa nyaman saja. Dan kamu adalah salah satu dari yang sedikit itu. Hehehe...
Yang berbeda darimu hanyalah kini ada dua sosok kecil dan imut-imut yang mengelilingimu. Ya, Fathan dan Isan, semoga aku tidak salah nulis namanya. Sungguh Wid, senang rasanya melihat anak-anak kamu yang lucu dan menggemaskan. Tingkah Fathan yang tidak bisa diam atau senyum nyengirnya Isan tentunya tidak akan mudah aku lupakan. Ingin rasanya menggendong mereka, tapi sayang mereka tidak mau. Hiks hiks hiks... Sedikit ada sesal yang kurasakan. Kamu tahu? Ya, absenku itu Wid. Rasanya aku telah banyak melewatkan waktu-waktu penting dimana seharusnya seorang sahabat hadir. Ketika kamu menikah, ketika pertama kali Fathan lahir, atau waktu-waktu lainnya yang selalu aku lewatkan. Ah, kok jadi sedih gini ya?
Kalo diingat-ingat lagi, kapan ya pertama kali kita bertemu? Mungkin pas kita SMP ya? Ya, pasti begitu karena memang kita satu sekolahan. Tapi saat itu aku hanya mengenalmu sebatas kenal, tahu, sapa dan senyum jika bertemu. Tidak pernah sekelas tidak memberi kesempatan bagi kita untuk lebih mengenal. Tapi aku dari dulu tahu lho Wid, jika kamu itu pintar. Hehehe.. Pas SMP kamu masuk jajaran top ten 3D kan? Kelas elit yang selalu membuatku iri setengah mati. Tahukah kamu jika aku dendam sekali dengan semua penghuni 3D. "Kenapa aku tidak dimasukkan ke situ? Aku kan juga cerdas?", Itu pikirku dulu. Hahaha..
Beruntung Persada telah mendekatkan kita. Ternyata hobi dan kegemaran yang sama bisa membuat orang saling mengenal. Persada yang telah mengajarkan padaku betapa indahnya dunia petualangan di alam bebas, Persada yang sangat aku cintai, Persada yang telah memberiku teman-teman sejati. Iya Wid, alam itu selalu menunjukkan sifat asli manusia, termasuk sifat egoisku, manjaku, dan menye-menye-ku. Dan alam juga telah menunjukkan sisimu yang kurasa berkebalikan denganku. Kamu yang penyabar, telaten, baik hati, loyal pada teman, meskipun kadang terlalu pengalah. Hehehe.. Maaf ya jika mungkin aku sok tahu. Tapi, itulah kamu di mataku. Dan dengan segala apa yang ada di dirimu itulah yang mungkin membuatku nyaman bersama kamu. Aku senang dengan semua teman-teman di Persada, tapi tentunya kamu ingat kan jika boleh dikatakan geng, maka geng-ku adalah kamu dan Ketik. Hehehe. Kok rasa-rasanya jadi mirip Trio Kwek-Kwek ya. Eh, iya gak sih? Hah, kangen jadinya naik gunung bareng kalian. Kapankah itu bisa terjadi? Tak tahu.
Aku ingat beberapa kali kita berjalan bersama untuk pulang, dari SMA 1 sampai Pasar sambil curhat, terutama tentang cinta masa muda yang selalu indah. Curhat bersamamu itu selalu menyenangkan Wid. Kamu adalah orang yang paling tahu, paling mengerti tentang kisah cinta milikku di masa abu-abu itu. Yakin Wid, tidak ada orang lain yang paling ngerti apa yang kurasakan selain kamu. Bahkan mungkin 'orangnya' sendiri bahkan tidak akan pernah ngerti. 'Dhek Daldo' milikku itu selalu akan menjadi kisah paling indah di masa perjalananku menjadi dewasa. Dan aku senang aku punya dirimu, selain juga Santi dan Haryanti yang selalu membagi cerita bersama. I love you guys.
Pas kuliah pun ternyata kita masih bersama ya Wid. Dan kamu tetap menunjukkan kecemerlanganmu dalam akademik. Ingat gak pas kuliah matrikulasi aku selalu memintamu mengajariku Kimia Dasar yang sulit itu? Kamu guru yang baik Wid. Buktinya, aku mendapatkan nilai terbaik di kelasku untuk KimDas. Hehehe.. Muridnya saja bagus, apalagi sang gurunya? :) . Selama tahun-tahun di kampus aku dan kamu mulai jarang bertemu, jarang berinteraksi. Mungkin karena aku yang terlalu sibuk di luar, menyibukkan diri dengan dunia yang selalu menarikku dalam hal-hal yang gila dan sinting jika kupikirkan sekarang. Aku tidak melupakanmu dan juga teman-teman lain, hanya saja aku terlalu sibuk. Maafkan aku ya. Tidak menghadiri wisudamu juga suatu absenku dalam momen pentingmu. :(
Widi, melalui tulisan ini aku hanya ingin nyatakan bahwa dalam daftar sahabatku, kamu tetap akan menjadi terbaik. Aku selalu percaya padamu. Maafkan aku jika tidak bisa menjadi teman yang baik. Mungkin aku masih aku yang egois dulu itu, aku masih menjadi aku yang aneh itu.
Ah, satu lagi Wid. Aku teringat pernah melakukan suatu hal yang sangat 'tidak baik' padamu. Satu hal itu sampai sekarang terkadang menghantuiku. Rasanya aku berdosa besar padamu. Sungguh, aku minta maaf dari hatiku yang terdalam. Ingatkah saat SMA? Suatu sore kamu menemaniku, menungguiku dan kita bersama pulang sekolah. Kita duduk berdua di dekat gerbang sekolah sambil menunggu angkot yang lewat. Kemudian secara tidak terduga ada kawanku dari sekolah yang lain yang lewat dengan sepeda motornya. Kebetulan dia tetanggaku dan menawariku bareng dengannya. Dan aku dengan bodohnya meng'iya'kan. Dan pulanglah aku dengan kawan itu, meninggalkan kamu sendirian. Sumpah! Itu adalah perbuatanku padamu yang paling menyesakkan jika kuingat. Sungguh Wid, maafkan ya. Aku tidak sadar saat itu.
Aku doakan kamu selalu bahagia dengan keluargamu, dan juga dengan dirimu sendiri. Tetaplah kejar apa yang kamu selalu impikan. Kamu tentu tahu bahwa semua yang kita cita-citakan akan selalu dapat tercapai asal kita tetap percaya dan meraihnya. I am so proud of you. Right now you're a mother of two cute boys, yet I am still single. Hehehe. Doakan aku agar juga dapat partner ya. :)
Mungkin kapan-kapan kita harus reunian ya, dengan teman-teman Persada kita, dengan grup empat sekawan 'dhek Daldo' kita. Tidak perlu serius membahas hidup yang seakan sulit, cukup bercanda mentertawakan masa muda yang konyol sambil menikmati mie ayam dan es teh di warung-warung yang sering kita datangi dulu. (Eh, mie ayam di depan MAN itu masih ada gak ya? :P )
Sampai ketemu lagi Wid. Halah kok jadi sendu ya. Tenang Wid, Medsos sudah menggila sekarang. Tidak akan ada jarak yang dapat memisahkan, kecuali jika kita ingin membuat jarak itu. You're always with me. :)
-----
0 komentar:
Posting Komentar