Friends: Purwanti (Masa Kecil Terindah, Masa Remaja Terseru, Denganmu)

// // Leave a Comment

Ini adalah catatan tentang seorang sahabat, seorang teman yang dalam hidupku yang cuma sekali ini telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk kutemui. Ya, melalui catatan ini aku ingin mengungkapkan betapa mereka-mereka ini sangat berharga. Benar-benar berharga hingga aku bahkan kadang tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. 

Sri Purwanti@My Home Town

Me n Purwanti @Byl '03
Entah apa kurasakan kini, namun yang kutahu adalah bahwa sekarang kamu jauh dariku. Kamu adalah teman terdekatku ketika aku melalui masa kecil yang penuh dengan kebahagiaan hingga masa remaja yang penuh dengan keceriaan. Pur, dimana dirimu sekarang?

Ingatkah ketika dulu, pertama kali kita bertemu. Bahkan kamupun masih menggunakan Bahasa Indonesia, bahasa yang menurutku waktu itu hanya milik orang kota nun jauh di Jakarta yang bahkan tak kutahu dimana letaknya. Ketika tiba-tiba kamu muncul menjadi tetangga baruku. Aku malu-malu ingin berkenalan denganmu. Mungkinkan waktu itu aku masih berumur 5? 6? Atau 7? Entahlah aku tidak ingat.

Sejak saat itu, bahkan tidak sedikit hal yang masih memenuhi memoriku akan masa kecilku denganmu. Kamu adalah salah satu teman terdekatku yang paling lama. Masih ingatkah kamu tentang Lina? Tentang Siti? Yuli? Apri? Dan berbagai nama-nama lain yang berseliweran dalam memori kanak-kanak kita bersama.  Ketika satu per satu mereka pergi, kamu masih selalu ada di sini.


Banyak hal. Sungguh banyak. Waktu kita masih SD kelas 3 mungkin, kita pernah memiliki celengan bersama. Sehari kita menabung 100 perak, dan ketika sudah beberapa minggu kita pecahkan celengan bersama itu. Masing-masing dapat 3000-an. Itu adalah tabungan pertamaku. Entahlah aku lupa, kupakai apa uang itu. Pernah suatu ketika kamu dibelikan sepeda. Aku belajar sepeda juga, ikut meminjam sepedamu. Sering kita bersepeda bersama, jatuh bersama, dan tertawa bersama. Kita juga sering bermain bongkar pasang, main ibu-ibuan, masak-masakan, membuat kue dari tanah basah yang kemudian dijemur, main obrok, gobog sodor, uding, lompatan, .... Ahh sepertinya semua permainan tidak pernah terlewatkan ya...

Ketika kemudian kita beranjak remaja, kamu tetap menjadi teman terdekatku. Meski sekolah kita berlainan tak menjadi jarak yang berarti. Setiap sore sepulang sekolah sering kita sempatkan duduk bersama di pintu samping rumahku dan rumahmu yang kebetulan sekali berhadapan. Curhat dan gosip tentang teman-teman di sekolah, tentang cowok-cowok yang tampan, dan tentang kisah cinta monyet yang sungguh lucu.  Aku juga masih ingat ketika adekmu, Nia kadang ikut nimbrung ketika kita sedang ngobrol. Emm, Nia sekarang sedang apa ya?

Kemudian akhirnya aku lulus SMA, aku pindah ke Bogor. Ketika itu kamu pernah bilang padaku "Jangan lupakan aku ya". Dan waktupun terus berlalu, hari per hari, tahun per tahun. Kudengar kamu telah menikah dengan seseorang yang aku tidak kenal. Mungkin adalah temanmu. Aku agak terkejut, tapi kurasa itu wajar. Setelah aku di Bogor aku jarang berkomunikasi denganmu. Maklum HP belum punya.
Yang membuatku sedih adalah kamu harus pindah, mengikuti suamimu. Bukan apa-apa, hanya saja,....

Aku belum pernah mendengar kisahmu, aku belum juga menceritakan kisahku padamu. Tahukah kamu? Aku benar-benar merasa kehilanganmu. Ketika kemudian aku bertemu denganmu beberapa tahun yang lalu, kamu dengan keluarga kecilmu yang bahagia. Aku semakin sedih. Bukan apa-apa, hanya saja aku merasa melewatkan momen-momen berharga bersamamu. Aku juga menjadi kaku, aku seperti tidak tahu lagi apa-apa tentangmu. Yahh... Memang dirimu ketika kecil dan remaja-lah yang aku kenal. Namun bagaimanapun, kamu tetap sangat berarti bagiku. Dan aku ingin jika bisa, mengulang kembali masa-masa indah dulu.

"Aku tidak akan pernah melupakanmu" Itu adalah jawabanku.

I miss you my Dearest friend.....


0 komentar:

Posting Komentar