Dulu aku sempat berpikir, “aku masih ingin menjelajah nusantara dulu, tanah air Indonesia, ibu pertiwi yang sangat aku cintai sebelum pergi ke luar negeri.” Bagiku Indonesia masih saja memiliki pesona tiada tara yang selalu membuatku ternganga dengan segala keindahan dan orang-orangnya. Jika demikian, lalu kenapa selalu ada rasa iri jika ada postingan foto teman di fesbuk yang sedang di luar negeri. Ya, sumpah foto-foto di medsos memang sengaja dibuat untuk membuat iri orang. Dan sekarang, saatnya akulah yang membuat iri orang-orang. Yup, Finally I’am going aboard.
Ceritanya panjang jika harus disusun, tapi yang jelas aku ke luar negeri untuk satu misi. Misi besar yang bisa saja merubah banyak hal. Tapi sebelumnya, aku harus menyebutkan satu nama yang paling besar pengaruhnya dalam agendaku ini. Dialah Rita Mustikasari. “Hei Mbak Itok. Apa kabarnya?”. Mungkin jika bukan karena dorongan dan semua nasehat yang menusuk hatiku, aku tidak akan move on dari kasur hangatku di Bogor. Terimakasih lagi. (Memang orang Indonesia hobi banget berterimakasih ya!,.. dan minta maaf. Hehehe.). Saat ini aku berada di kota yang berjuluk ‘Kota Mawar- The City of Rose’, Portland di negara bagian Oregon, Amerika Serikat. Selama 6 bulan aku akan mengikuti fellowship di World Forestry Institute (WFI - http://wfi.worldforestry.org/). Aku akan melakukan riset tentang model pengelolaan sungai multipihak di Sungai Willamette, Oregon. Itulah misiku di sini.
Lalu gimana ceritanya? Kok bisa sampai di sini?
Ya bisa. Aku dapat informasi dari Mbak Rita, lalu ditindak-lanjuti informasi itu. Kontak-kontakan dengan host di sini, membuat aplikasi, menulis proposal, interview dan serangkaian kegiatan yang,… hmmmm,… cukup lama juga sih. Aku memulai prosesnya sejak Januari akhir dan baru bisa berangkat Juni awal. Berapa lama tuh? 5 bulan kurang lebihnya. Tapi selangkah demi selangkah semua bisa dilalui dan sampai juga di sini.
Lalu apa kesanku setelah ke luar negeri?
Yahh…. It’s really amazing. Semua orang ngomong Bahasa Inggris di sini. Hehehe, enggak aneh sih, lebih aneh mendengar orang Tampo Bada berbicara Bahasa Bada. (Ah, jadi kangen Tampo Bada deh!) Yang membuatku bersemangat adalah tantangannya. Semua orang yang kutemui di sini adalah orang baru, adat baru, kebiasaan baru, dan semuanya serba baru meski tidak semuanya menyenangkan, misalnya saja udara yang dingin menyengat yang tidak kusuka. Wajar sih baru pertama kali. Tapi aku percaya, tidak butuh waktu lama bagiku untuk mencintainya. Ya, setiap masuk lingkungan baru, meninggalkan kenyamanan, itu artinya proses memperluas zona nyaman. Semakin luas zona nyaman seseorang, semakin tinggi juga peluang bertahan hidupnya. Iya kan?
Semakin jauh tanah air semakin cinta kita tumbuh padanya. Benarkah demikian? Aku sedang mengetesnya sekarang. Seharusnya sih iya, nyatanya hari ini aku kepingin banget makan tumis kangkung trasinya Emak Romawati. Ah, trasi lagi, belum ada nemu orang berjualan di sini. Kangen makanan mencerminkan rasa cinta, itu teoriku yang baru kutemukan. Hehehe… Mungkin teman-teman yang sudah lama tinggal di luar negeri paham lebih baik tentang hal ini. Benarkah di luar negeri orang jadi makin cinta sama tanah air? (Kalau begitu para TKI adalah kelompok terbesar yang paling mencintai tanah air kita ini ya. )
Yah, intinya bagiku adalah perjalanan ini menyenangkan. Mewujudkan cita-cita itu selalu menyenangkan. Dan tidak ada yang bisa menghalangi cita-cita itu terwujud kecuali diri kita sendiri. Dan teman-teman terdekat kita adalah harta yang paling berharga yang dimiliki. Jadi mari keluar negeri, untuk sejenak melihat seberapa besar cinta kita pada pertiwi.
(Kalimat terakhir boleh diuji cobakan tuh. Apakah benar atau salah atau bisa dua-duanya?Hehehe…)
Terimakasih untuk semua yang mendukungku selama ini:
1. My Dearest Mom, sponsor utamaku selalu
2. Mbak Itok yang tak bosan sms, email, telpon, wa, dan mention aku untuk selalu on-track
3. Mas Yusup yang cool dan selalu keren.
4. Bapak Hendrayanto, dosen paling keren se-Fahutan IPB
5. Mbak Wilis dan Azizah ‘Curut’ yang juga selalu mendukung
6. Mbak Anny dan Mbak Fainta yang meskipun belum lama kukenal tapi bersedia mendukungku.
7. Benny Bucok yang selalu memberikan semangat dan selalu membantuku saat sulit
8. Eka Hesdianti yang juga selalu saja membantuku
9. Khairunnisa ‘Salmul’ yang sangat care padaku
10. Dedek ‘Ubo’ dan Nisa Novita ‘Icha’ sebagai sumber informasi dan referensiku.
11. Bucil yang udah bela-belain ngantar sampai Soetta (tapi dapat berkah karena pas ada Running Men datang meski gak bisa ketemu. Hehe )
12. Nike ‘Husen’ yang juga ikut ngantar. ‘ntar nyusul Sen!’
13. Anggi PP yang minjemin ‘syal sakti’nya yang udah keliling Indonesia padaku
14. Kak Wishnu yang memberikan Keripik Bantal-nya
14. Kak Wishnu yang memberikan Keripik Bantal-nya
15. Dan semuanya saja, keluargaku, teman-teman di Lawalata, Forci, dan semuanya saja
…….
Thank you,
I won’t be here without you!
-Nonet/Sudiyah Istichomah-
oleh-oleh ya mba Non klo pulang :) :)
BalasHapusIya Ine, mau apa? Hehehe
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSemangat su suu... Ayooo kite ramein alumni fahutan di perantauan.. Pasti bakal kangen indonesiaaaa... Hehehe
BalasHapusSemua kita disini pasti lebih mandiri, belajar ini itu, bahasa, budaya dkk
Mesti bisa move on dan open minded biar bisa liat dunia luar :)
Saluuut buat sudiyah!
Cheers
Afin from Adelaide ��
Makasih Afin. Kamu juga semangat ya. Belajar selalu agar lebih baik. Memang harus terbuka hati dan pikiran biar bisa lebih bijaksana menyikapi hidup. Halahh... Semangat terus!!
HapusApa alamat blog nya Afin, selain cerita jualannya? Hehe
HapusPengen juga donk ngerasain tinggal di negri orang... :-)
BalasHapusIyo mbak. Banyak shock culture terjadi. Pokokne aku kethok ndesone neng kene...
HapusMantab bu...sukses.
BalasHapusMakasih yo Pak.. Hehehe. sukses juga selalu
HapusKetemuan yuk. Rombongan IVLP tema Sustainable Cities akan ke Portland tgl 24-27 Juni. Cek FB. :D
HapusWahh.. pingin sekali ketemuan. Tapi sungguh sayang tanggal 23-27 saya ada di luar kota sedang ada fieldtrip di Eastern Oregon. Meskipun begitu, mari tetap berteman ya. :-D. Oiya, tapi tanggal 27 sore saya sudah ada di Portland, mungkin kalo masih di sini bisa ketemuan sambil Fridaynight-an. Hehehe
HapusNgebir bareng. Haha
Hapus