Harus Bisa! Jadi Bos Sekaligus Buruh

// // 2 comments

Tidak tahu kenapa, aku merasa ada kebutuhan mendesak yang terus menggelisahkanku belakangan ini. Banyak hal yang selalu mundur-mundur dari kalender rencana yang kubuat. Apa sih? Mengulur waktu benar-benar menakutkan ya. Padahal, aku juga melakukannya bukannya tanpa sengaja. Aku punya segudang alasan sebenarnya dan alasan carian yang bisa kuutarakan atas kemoloran yang aku lakukan.

Bukankah manusia itu makhluk perencana? Dan, aku merasa bahwa aku adalah satu dari sekian banyak perencana yang baik. Kenapa? Kenapa aku masih merasa di sini-sini saja sedangkan rencanaku sudah bahkan keliling semesta? Yah, gimana yaa… Kembali lagi pada alasan yang sejuta bentuknya. Berujung pada satu kesimpulan sederhana, bahwa aku bukan eksekutor yang baik. Rencana tinggallah rencana, bagai aturan yang hanya jadi tumpukan dokumen saja. Aduh, aku jadi merasa bersalah pada diriku sendiri. Tapi,….

Kemudian muncul tiba-tiba satu konsep yang pernah dimunculkan entahlah oleh siapa. “Ada dua kategori orang di dunia, yaitu tipe konseptor dan eksekutor.” Ada tipe pemikir dan ada tipe pekerja. Ada yang memikirkan matang dan menyusun rencana, ada yang menjalankannya rencana yang sudah ada. Kalau dalam kerja, ada bos si tukang mikir dan ada si buruh tukang kerja. Nah, apa artinya itu? Apakah aku berarti tipe pemikir atau dalam hal ini tipe bos? Hahaha… Dengan alasan, aku suka berencana tapi terlalu malas mengeksekusinya.

Bukan, tentu saja bukan. Pengkategorian itu tak berlaku pada satu pribadi dan rencana hidupnya. Setiap orang harus punya keduanya. Dalam lingkaran pribadinya, setiap orang harus punya rencana dan sekaligus mengeksekusinya. Tidak akan ada buruh dalam diri sendiri kecuali mungkin ada lebih 1 orang yang hidup di dalam satu tubuh manusia. Seorang master-mind pun butuh untuk jadi eksekutor untuk menjadikan rencananya berhasil. Ya, meskipun eksekutor untuk menggerakkan eksekutor lainnya. Membuat orang lain jadi buruh pun harus berawal dari memburuhkan diri sendiri. Kok? Hahaha..

Hidup seru ya. Ada saja hal-hal baru yang bisa ditemui, mulai dari teori ilmiah pengguncang dunia hingga konsep-konsep kecil sendiri seperti ini. Lalu, apa gunanya jika konsep ini telah nemplok di kepala? Entah! Eh, bukan itu. Aku setidaknya tahu bahwa aku bukan eksekutor yang baik untuk rencanaku sendiri. Aku perlu belajar menjadi buruh, buruh untuk rencanaku sendiri. Akan runyam jadinya jika buruh berlagak jadi bos. Akan ruwet jadinya jika disaat aku harus bekerja tapi malah berangan-angan. Tipsnya basi tapi setengah hidup melakukannya. Bagi peran dan bagi waktu, meskipun tak selalu  harus kaku.

Hidup itu memang dinamis, tapi bukan berarti letoy di semua bagian. Ada yang kaku, ada yang lemes. Itulah dinamisnya. Begitu kan ya.

Nah, karena sekarang sudah mulai paham, maka kamu (aku) harus bisa belajar jadi eksekutor juga ya! Karena gagal menjadi eksekutor untuk diri sendiri akan menjadikan kamu eksekutor untuk rencana orang lain. Maksudnya sih buruh. Mau selamanya jadi buruh? Tentu saja jadi buruh bagi seorang yang ngaku tipe konseptor sangat tidak menyenangkan. So, ayo kerja!

Jadilah master-mind sekaligus eksekutor bagi rencanamu sendiri!




26 Juni 2015
Di kamar pagi-pagi, sambil dengerin ‘Up Town Funk’nya Bruno Mars




2 komentar: Leave Your Comments

  1. jadi ngeliat kalender juga kan, yak banyak yang kelewat tternyata. dan aku merasa tak berdosa melewatkan rencana yang ku buat sendiri. agak serem ya? bahaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha.. Yuk mari rapihkan kalender sekaligus eksekusi. Biar legaa dan gak letoy... Semangat! Sukses untuk kita semuanya.

      Hapus