Gagalnya Pulang Pagi

// // Leave a Comment
Saat itu, aku kelas 1 SD, tahun 1993. Suatu hari, wali kelas sekaligus guruku yang bernama Bapak Kasim di tengah-tengah pelajaran tiba-tiba keluar kelas. Saat itu masih pagi dan kejadian yang aneh inipun berlangsung.

Karena perginya Pak guru kelas menjadi kosong. Anak-anak di kelasku pun menjadi bingung dan canggung dengan suasana ini. Kelas yang tidak ada gurunya saat jam pelajaran membuat kami tak tahu harus berbuat apa.Dari hasil tunjuk di antara kami akhirnya diputuskan 2 orang yang akan mencari kejelasan dari ketidak jelalasan status ini. Dua orang duta kami yang seingatku semuanya laki-laki bernama Agung dan Frisa. Mereka diamanatkan oleh warga kelas 1 SD kami untuk mencari keberadaan Pak guru kami.

“Ayo neng ngomahe Pak Kasim wae! (Ayo ke rumah Pak Kasim saja!)” ajak Agung.
“Yo, ayo” kata Frisa.

Terjadilah dialog singkat tersebut di antara mereka dan langsung saja mereka menuju rumah Pak Guru yang kebetulan terletak tepat di sebelah kiri SD kami.

Tak beberapa lama, hanya sekitar 15 menit merekapun kembali ke kelas dan langsung dikerubuti oleh anak-anak yang lain. Aku hanya diam dan melihat dari bangku tempatku duduk. Aku masih malu dan canggung karena belum terlalu kenal dengan anak-anak kelas.

“Pak Guru ono tamu (Pak guru ada tamu)” Agung berkata.
“Trus awake dewe piye? (lalu kita gimana?)” tanya kami semua.

Tiba-tiba saja dari salah satu bangku murid ada yang nyangklong (membawa di pundak) tasnya. Entah siapapun oknum penyangklong tersebut telah berhasil membuat sebagian besar dari kami mengikutinya. Hampir semua warga kelas akhirnya nyangklong tas masing-masing dan berbondong-bondong berdiri di luar kelas. Suasana di luar sepi karena kelas-kelas lain masih jam pelajaran.

“Ayo mulih wae! Wis diijinke kok (ayo pulang aja! Sudah diijinkan kok)” ajak Agung.

Benar-benar sebuah provokasi yang sangat potensial berhasil pada kami. Sebagian besar dari kami mempercayai ucapan Agung karena memang tadi dia yang ke rumah Pak Kasim. Sebagian besar kami sudah berniat pulang meski banyak pula yang ragu-ragu. Lama waktu yang kami habiskan untuk bengong dan bingung, sambil nyangklong tas di depan pintu dan teras kelas. Pulang enggak, pelajaran juga bukan.

Tentu saja ini menjadi pemandangan yang cukup aneh di pagi hari bagi seluruh warga SD, saat melihat kelas termuda sekolah itu. Anak-anak paling kecil menyangklong tas dengan wajah bingung dan innocent.

Setengah jam kemudian Pak Guru kamipun akhirnya datang. Melihat kami di depan kelas dengan tas di bahu membuatnya marah. “Siapa yang nyuruh pulang?!!! Ayo masuk semua, baru ditinggal sebentar saja,......” bentak Pak guru dengan wajah yang meskipun aku lupa bagaimana, cukup membuatku takut.

Kami semua diam walau ada satu atau dua yang berani menyangkal sesuatu. Aku sendiri takut banget dan hanya diam menjadi saksi dan pendokumentasi peristiwa itu. Pelajaran dilanjutkan kembali.
Pulang pagi akhirnya gagal, plus kami mendapat bonus omelan dari Pak guru....

0 komentar:

Posting Komentar