Waiting For Someone?

// // Leave a Comment

img source: here
"I need to find my self first, before I found someone" 

Tiba-tiba satu kalimat itu muncul di otakku tepat ketika aku membuka mata di pagi yang sudah menjelang siang. Mimpi apa aku semalam? aku juga lupa. Hanya saja perasaan lega ini masih terasa ketika aku bangun. 

Menjadi sesuatu hal yang agak menggelisahkan memang waktu-waktu ini. Di saat satu persatu teman sudah memulai yang katanya "hidup baru", dan aku masih berada di 'hidup lama' yang semakin lama justru tidak pernah membuatku bosan. Jika dibilang rakus, iya aku memang rakus. Banyak hal yang sangat ingin kucoba satu-persatu, dan bahkan jika bisa sekaligus dalam waktu yang menurut beberapa orang semakin terbatas untukku.
Benarkah demikian ya? Jika iya, berarti selama ini aku sangat boros waktu. Jika sudah sedemikian terbatas, maka kemana saja aku selama ini ya? 

Dan tiba-tiba keinginan untuk menemukan 'separuh hatiku' muncul. Entah yang separuh itu sebenarnya benar-benar bagian dariku atau hanya 'sesuatu' saja. Karena aku sering yakin bahwa aku ini adalah 'paket komplit' tanpa apapun, tanpa siapapun. Ya tapi jujur, rasa rindu akan sesuatu yang lain itu sering juga muncul. Jika kupikir, aneh. Kenapa seseorang harus bersama seseorang yang lain untuk merasa dirinya lengkap? Benar-benar masih aneh bagiku. 

Mungkin semua argumenku bisa saja adalah ungkapan iri-ku atas kebahagiaan teman-temanku yang telah menemukan seseorang dan telah berhasil menjalin komitmen tingkat dewa dalam janji pernikahan. Sedangkan aku? Aku masih berjuang di sini memerangi atau malah berteman dengan ambisi, ego, mimpi, cita-cita, dan banyak hal lain yang jika kudaftar seakan waktu yang kumilki sampai seratus tahun lagi-pun takkan bisa memenuhinya. Dan kadang aku merasa bahwa menemukan seseorang dan menjalin komitmen dengannya bisa mengancam keberadaan 'aku' saat ini. Akankah 'aku' akan hilang? Sumpah aku takut jika demikian. 

Namun aku memiliki seorang inspirator, seorang temanku yang sangat aku banggakan, yang sangat tahu tentang apa yang diinginkannya, bagaimana caranya, dan yang paling penting adalah 'dia melakukannya'. Sering aku menangis "Oh Tuhan, betapa aku juga ingin seperti dia". Aku ingin menemukan 'aku' yang paling orisinil. Dan sampai sekarangpun aku masih merasa sebagai seorang 'KW'. Terlalu banyak kekhawatiran, terlalu banyak ketakutan, dan terlalu banyak pertimbangan. 

Bukan karena semua itu jelek, hanya saja semakin aku menunda menuju orisinalitasku rasanya semakin aku menjauh dari jiwa lain yang segera ingin kutemukan. Ya, karena sebelum aku bisa berkomitmen dengan orang lain, tentu aku harus punya komitmen dengan diriku sendiri. Dan sebelum aku menemukan orang lain, aku harus menemukan diriku sendiri dulu. Semakin dekat aku dengan 'aku' maka semakin dekat juga 'dia'.

Untuk seseorang yang sebenarnya kurasa sudah kutemukan, sepertinya aku harus lebih bersabar.... karena aku percaya...

0 komentar:

Posting Komentar