Praktikum Anveg dan Ekoper di Mt St Helens, Washington

// // Leave a Comment
Mt St Helens di kejauhan, Hutan Nasional Gifford Pinchot, Cold Water Lake

Anveg* (Analisis Vegetasi)? Ekoper** (Ekologi Perairan) ? Olala....

Sejak dari jaman masih sekolah dulu, di praktikum kampus, di Lawalata-IPB bahka hingga sudah ALB, sampai-sampai jauh-jauh ke Amrik, Anveg dan praktek Ekoper masih juga kulakukan. Aku tidak akan membahas tentang teknik Anveg ataupun Ekoper di tulisan ini, hanya sedikit mengunci kenangan 3 hari lalu, saat aku ikut membantu, menjadi volunteer praktikum lapangan siswa high school di Mt St Helens, Washington. Bersama tuan rumah MSHI (Mt St Helens Institue), siswa dan guru dari Centralia High School Washington, dan sejumlah volunteer, kami menghabiskan semalam sehari di pegunungan spektakuler yang masih masuk kawasan Hutan Nasional Gifford Pinchot.




Kamis Sore, 02 Oktober 2014

Aku dan Rick berangkat dari Portland menuju lokasi. Normalnya butuh waktu 2 jam perjalanan dengan mobil. Namun karena kami berangkat ketika jam sibuk dan lalu lintas padat, maka waktu yang diperlukanpun menjadi lebih panjang. Sekitar hampir 2 jam kemudian kami sudah mampir sejenak di sebuah kota kecil (aku lupa namanya) untuk makan malam. Sebuah restoran Mexican pun kami pilih. Sekitar 40 menit kemudian baru dilanjutkan perjalanan menuju Mt St Helens. Hari mulai gelap dan mataharipun segera tenggelam. Kami sampai di lokasi sekitar jam 8 malam dan suasana sepi.

Pintu gedung learning center yand dulunya adalah Visitor center ternyata tidak dikunci. Kamipun masuk dan mendapati ternyata para siswa sedang menonton film 'Dante's Peak', sebuah film tentang letusan gunung berapi yang lebay. Bahkan Sonja, ahli vulkanologis dari MHSI bilang adegan di film itu unrealistic banget. Aku ikut berkenalan dengan sejumlah guru dan volunteer lain. Sambil menunggu siswa selesai menonton film, aku menikmati langit malam yang berbintang serta hamparan hitam gelap pegunungan St Helens di sepanjang mata memandang. Rasanya benar-benar,.. weeww... Amazing!

Sekitar jam setengah 9.15 kami menuju bunkhouse, kompleks rumah para peneliti/ staff di MSHI. Aku menginap di sana malam itu. Suhu udara sekitar 45 F, lumayan dingin. Malam itupun aku tidur nyenyak sekali dan menyadari bahwa aku adalah satu dari sedikit orang yang beruntung menghabiskan malamnya menginap di sekitar gunung itu.



Di depan bunkhouse, tempat menginap semalam


Jum'at pagi, 03 Oktober 2014

Bangun pagi jam 6.00. Langit masih gelap dan udara di luar jangan dikira dinginnya minta ampun. Seduhan teh panas menghangatkanku di pagi itu. Baru jam 7 kemudian berangkat menuju Learning Center untuk sarapan dan juga bersiap untuk kegiatan. Ketika tiba, ternyata banyak murid yang masih bergelatakan tidur di lantai. Mereka belum pada bangun. Lucu banget melihat anak-anak SMA itu pada bergumul dengan sleeping bag dan selimutnya. Sembari menunggu kami, melihat matahari yang baru saja terbit.

Sarapan pagi ala Amerika, cereal dan susu, plus sepotong pisang. Waktu sarapan kulihat ada siswa yang mengenakan penutup kepala hangat berbentuk beruang. Lucu banget... Ajakin foto dulu.

Aku dan beruang lucu Tatiana

Setelah sarapan diadakan sesi perkenalan. Kami para pendamping memulai memperkenalkan diri dan menceritakan aktivitas kami masing-masing dan latar belakang terjun di dunia ilmu pengetahuan. Aku juga nantinya kebagian harus memberi cerita juga. Satu-per satu maju, menceritakan masa kecilnya, kenapa menjadi scientist dan ketertarikan mereka terhadap ilmu. Pas tiba giliranku, sumpah nervous banget. Untungnya aku punya bahan yang bisa kuceritakan. Karena mereka sangat tertarik dengan vulkano (G. berapi) maka banyaklah cerita yg bisa kusampaikan. Secara rumahku cuman 17 km dari salah satu vulkano teraktif di dunia. "That was a great speech!", katanya. Sungguh senangnya di luar negeri begini adalah orang selalu memberi penghargaan atas usaha orang lain.


Perkenalan sambil cerita tentang background keilmuan di depan anak-anak SMA.


Pembagian kelompok dilakukan. Ada 4 kelompok yang terdiri dari sekitar 8 anak. Nama-nama kelompok mengikuti nama pohon: Hemlock, Alder, Willow, dan (aduh lupa). Tiap kelompok akan melakukan 2 kegiatan yaitu pengambilan data terestrial dan akuatik, pada pagi dan siang sesudah makan. Di pagi hari aku menjadi pendamping pengambilan data teresterial bersama tim Hemlock dan setelah makan siang berganti di akuatik bersama Tim Alder. Pagi harinya aku berpasangan dengan pendamping lain yaitu Rick dan di akuatik bersama Elizabeth.

Pengambilan data Terestrial

Tim berjalan menuju lokasi pengambilan data yang ternyata cukup jauh. Perlu berjalan 20 menit menuju ke sana. Untungnya hari itu cerah dan hangat. Setelah tiba, kami dibagikan peralatan yang disimpan dalam satu box besar. Para laki-laki yang kemudian mendapat tugas untuk mengangkut yang terberat. Lokasi telah ditentukan dan tinggal mencarinya dengan GPS. Anggota tim harus bekerja mandiri, kami pendamping hanya membantu jika memang diperlukan. (Baru kutahu ternyata ada sejumlah orang tua yang ikut dalam kegiatan ini).

Mencari titik plot

Butuh waktu cukup lama, sekitar 30 menit untuk menemukan titik plot. Setelah ketemu baru kemudian dibagi-bagi tugas. Kami membantu untuk menjelaskan apa yang bisa mereka lakukan. Tak berapa lama para siswa mulai membuat sebuah plot lingkaran dan juga petak-petak kecil di dalamnya.


Mengukur diameter pohon


Analisa tumbuhan bawah

Mengambil sampel tanah


Ah, aku jadi ingat anveg dulu, kalau dulu banyakan pakai petak ukur, plot lingkaran hanya dipakai untuk hutan homogen. Di sini memang hutannya nyaris homogen. Hampir semua yang tumbuh di sini adalah Douglas Fir, pohon maskotnya Oregon. Bahkan di plot yang dibuat anak-anak inipun semuanya adalah Douglas Fir. Setelah plot selesai, pengambilan sampel tanah di 4 kuadran plot, pengukuran pohon, dan juga tumbuhan bawah. Menjelang jam 12 siang, data berhasil diselesaikan. Saatnya kembali ke gedung utama.

Makan siang dilakukan di jajaran meja piknik di tepi Cold Water Lake. Sandwich yang sudah disiapkan pagi tadi menjadi andalan makan siang hari ini. Sandwich kalkun memang jadi makan siang praktis selama di lapangan. Setelah selesai, baru kemudian masing-masing tim kembali melakukan tugasnya. Aku berganti mendampingi Tim Alder untuk mengambil data akuatif bersama Elizabeth. Sebenarnya aku sudah lupa bagaimana melakukan ini, tapi tidak masalah karena partnerku adalah ahlinya. Aku jadi hanya ikut membantu dan sambil belajar juga.

Pengambilan data Akuatik.

Lokasi pengambilan data akuatik adalah di sekitar Cold Water Lake, tapi bukan di danau utama melainkan di danau-danau kecil di sekitarnya. Seperti pada kegiatan anveg teresterial, hal pertama yang dilakukan adalah menemukan lokasi yang telah ditentukan. Sekali lagi, keterampilan menggunakan GPS perlu diuji. Salah seorang anggota team memegang mengoperasikan GPS dan memimpin anggota lain menuju lokasi yang ternyata tidak mudah dilalui, yaitu melalui semak belukar yang cukup tebal. Di balik semak-semak nampak danau kecil yang airnya bening. Yap, di badan air inilah Tim Alder melakukan kegiatannya.

Danau cantik lokasi pengambilan data


Setelah dijelaskan sebentar oleh Elizabeth, tim dengan sigap membagi tugas: siapa yang mendata vegetasi, siapa yang mengukur parameter fisik, siapa yang mendata biota air, dll. Tidak sampai 5 menit semua anggota sudah tahu apa yang akan mereka lakukan. Salut banget.

 Hal pertama adalah membuat titik-titik stasiun pengamatan. Cukup cepat, hanya sekitar 10 menitan dan 5 stasiun telah dibuat. Selanjutnya mereka melakukan tugasnya. Aku membantu seorang anggota yang bertugas untuk mengukur karakteristik fisik air (pH, konduktivitas, dan kekeruhan) karena kebetulan dia sendirian. Peralatan yang digunakan sangat memadai dan anak-anak ini juga cukup mahir menggunakannya. Dari pengamatanku, hanya pengindentifikasian serangga air yang agak susah dilakukan dan lebih intensif didampingi oleh Elizabeth.

Analisa vegetasi air


Salamander yang ikut masuk di perangkap  serangga

Semuanya bekerja sama :) kompak.

 Sekitar 1,5 jam kemudian semua data telah didapatkan dan semua orang kembali ke tepi danau untuk menunggu penjemputan. Hampir jam 4 sore, bus sekolah menjemput anak-anak ini. Aku ikut naik di bus sekolah kuning itu.
 
Sesampai di gedung utama, anak-anak langsung membersihkan diri dan mengantri untuk makan malam. Aku berbincang sebentar dengan para  pendamping dan guru. Kemudian bersama Rick pamit pulang ke Portland tanpa ikut makan malam bersama. Masih ada 2 jam-an perjalanan, sebelum kami tiba di Portland.

Sungguh satu hari yang sangat indah dan berkesan. Semoga lain kali ada kesempatan lagi untuk ke sini bersama teman-teman yang lainnya.

"Science connect us all.", kata Glenn. Seorang vulkanologis yang sangat antusias dan mencintai vulkano. 

Aku diapit dua siswi Centralia High School.



----------------------------

(Anveg dan Ekoper di sini kuartikan sebagai praktikum sederhana/ dasar yang dulu sering dilakukan saat masih kuliah di IPB dan juga saat aktif di Lawalata. :) )

0 komentar:

Posting Komentar