Duduk di kursi, dengan pemandangan berjalan seolah melawanku.
Teringat panas di mataku tadi, teringin bertemu dengan seseorang yang entah tidak selalu di hati.
Meski menafikan, menyangkal, dan menghindar,..
tapi jauh di lubuk terdalam yang tak bisa kulihat
Entahlah, mungkin dia tersembunyi di sana.
Dia hanya datang dalam bentuk panas di mata,
ngilu di hati,
dan apapun itu yang membuatku seolah hilang
Tuhan,
Entah sejak kapan? Entah sampai kapan?
Permainan ini mulai menyakitkan.
Aku sakit dalam kekhawatiran ini,
Aku bahkan takut akan kesabaranku sendiri
---
Kotak bus selalu membawa lamunan kemana-mana |
0 komentar:
Posting Komentar