Pertama kalinya deg-degan PILPRES (Pray for JKW)

// // Leave a Comment
Img source: here

Sumpah! Aku deg-degan setengah hidup. Baru kali ini ada Pemilu yang membuatku gelisah. Ah, aku hanya bisa berdoa di tengah ketidak-sanggupanku menggunakan hak pilihku di tanah yang jauh ini. Aku hanya bisa berdoa, semoga yang terbaik-lah yang bakal terpilih. Semoga semua berlangsung damai.

Seperti yang SID katakan di akun facebooknya, "Ini adalah seleksi alam." Bukannya dari awal aku memihak tapi ternyata orang-orang yang kurasa 'baik' berkumpul di satu titik. Kalau Hilma 'Bolor' bilang,"Jika sulit menilai orang, maka lihatlah orang-orang di sekelilingnya, teman-temannya!" Dan aku setuju sekali pendapat itu.


Aku tidak tahu secara pasti duduk perkara Lumpur Lapindo, tapi sosok ARB memang tidak dipungkiri ada di dalamnya kan? Aku tidak suka partai berlandaskan agama wong ini bukan negara agama. Aku tidak salah kan? Aku juga tidak suka kasus korupsi yang menyangkut petinggi partai. Memang sih angka korupsi bisa saja kecil di satu kubu partai, tapi jika sampai pemimpinnya yang korupsi? Memang sih satu! Tapi satu juga itu BOM ATOM! Aku tidak suka FPI, lagian siapa juga yang demen sama organisasi anarkis seperti itu. Malu-maluin Islam, bawa-bawa nama Tuhan segala. Ah, kenapa banyak sekali hal-hal yang tidak kusuka berkumpul di satu kubu?

Jokowi oh Jokowi. Aku selalu aneh dengan sosok satu ini? Dia ini siapa sih? Kenapa dia tiba-tiba naik daun dengan amat sangat mulusnya di kancah perpolitikan tanah airku ini? Dari tukang mebel sampai menjadi calon orang no.1 di negeri ini? Tidakkah ini terlalu berlebihan? Pasti ada sutradara dibalik panggung sandiwara yang 'seakan' tidak wajar ini! Ya, angin berhembus mengabarkan jika kamu hanyalah wayang yang dipermainkan seorang dalang, kamu adalah boneka yang digerakkan tangan-tangan tak kentara. Bagaimana aku tidak percaya? Ini terlalu ganjil dan aneh!

Tapi kemudian aku berpikir lagi, siapa orang-orang di sekitarmu wahai Jokowi. Aku tidak suka Megawati yang selalu berlindung di bawah sejarah bapaknya dan kekurang-cerdasannya ketika dialog-dialog di pilpres kemarin. Kemudian PDI-P yang katanya partai dengan jumlah koruptor tertinggi. Ketika turun surat perintah pencalonan Jokowi sebagai Capres oleh Mega, woahhh,... semakin kuat yakinku akan 'wayang dan boneka'. Tapi kemudian,....

Aku melihat Anies Baswedan, Jusuf Kalla, Abraham Samad, dan masih banyak lagi orang-orang yang mungkin baik merapat ke arahmu. Dukungan untukmu mengalir deras tak terbendung dari rakyat kecil sampai dengan artis mancanegara. Ini seperti sesuatu 'gelombang besar' yang tiba-tiba terbentuk untuk mendukungmu. Orang-orang yang kukagumi menjadi relawan pendukungmu. Kok bisa?

Apakah ketidaksukaan pada satu pihak menjadikan alasan untuk memilih pihak lain? Bisa jadi! Jika aku disuruh memilih antara daging sapi yang tidak kusuka dengan singkong yang kurasa biasa-biasa saja, tentu aku pilih singkong. Bukan karena suka, tapi aku memang tidak doyan daging sapi. Bukan berarti aku fans-nya Jokowi, tapi aku hanya tidak mau bergabung di kubu sebelah. Masuk akal kan.
Akupun terpengaruh. Aku memilih untuk bergabung dengan orang-orang yang kuanggap baik.

Ketika keputusan suka-tidak suka kutetapkan, aku mencoba mempelajari siapa Jokowi. Ah, jika memang puji-pujian yang dialamatkan untukmu adalah benar, tak ragu lagi kamu adalah sosok 'manusia setengah dewa' yang ada di lagu Bang Iwan Fals. Kamu terlalu sempurna, terlalu 'khayali', seperti sosok Raden 'Janaka' di kisah Pandhawa Lima Mahabaratha. Bedanya, Janaka playboy kamu tidak. Ah,..

Apapun yang akan terjadi hari ini aku hanya ingin negeri ini lebih baik. Negeri ini sudah lama sakit dan rindu damai. Aku ingin 'bhineka' menjadi kekuatan bukannya sarana perpecahan. Aku ingin kita ingat siapa kita. Menjadi bangsa yang besar dan menghargai kemanusiaan sebagai kebenaran universal tertinggi.

(Feeling-ku mengatakan doaku terkabul hari ini. Semoga saja wangsit yang kudapat tidak meleset! :D)


0 komentar:

Posting Komentar