Debut pertama-ku sebagai penyair

// // Leave a Comment

(Antologi Puisi Bogor 2014 - Kumpulan 120 karya penyair Bogor, KPSL-Komunitas Pasar Sastra Leuwiliang)



Nonet jadi penyair? Halah,... ngimpi!!!!

Lho, lha emang iya tho! Itu memang mimpi lamaku. Nggak salah itu.

Memang tidak ada salahnya, tapi kok rasa-rasane nggak cocok ngono ki...

(Aku sedang mencoba berbicara dengan diri sendiri. Kalau dipikir-pikir aneh juga. Aku lebih seneng menyebut diriku sendiri ini dengan nama 'Nonet' yang jelas-jelas bukan nama yang kusandang sejak lahir. 'Nonet' lebih gampang diinget dan sepertinya cocok dengan aku yang rada-rada nggak nyambungan. Tapi tetap saja 'Sudiyah Istichomah' tetap menjadi identitasku, hanya 'nonet' itu panggilanku. Oalah, malah mbahas nama. kemana-mana.

Di acara peluncuran buku antologi puisi (Maret '14)


Bulan Januari akhir aku berjalan melewati koridor Fakultas Pertanian kampus tercinta IPB yang semakin lama semakin membuatku bosan (wajar udah lebih sewindu ngendon di sini). Tak sengaja melihat pengumuman sebuah sayembara yang diperutukkan bagi para penyair. Akan dibuatlah ceritanya, sebuah kitab yang berisikan karya-karya penyair dari Bogor. Terpanggilah mimpi lama untuk eksis di dunia penuh kata-kata indah pujangga.

Oh Tuhan, syair! Puisi! Betapa aku ini sangat rindu tak berbatas pada dunia penuh imaji. Sudah bertahun-tahun mulai tumpul jiwa terkubur debu bingung simpang seribu jalan. Bersyukur sangat ketika pamlet dari KPSL itu memanggilku kembali. Ah, siapakah aku ini? Oalahh,... nduk!

Dalam sore remang dan rintik hujan kabut di luar jendela kamarku, aku menuliskan imajinasiku. Kubayangkan kota Bogor yang telah menjadi bagian rumahku. Percikan hujan di depan mata, terhalang oleh kaca, membawaku dalam menit-menit berharga. Rasanya berjumpa dengan diriku di dimensi lain. Ngayal!Dan larik-larik kata pun tercipta. Keindahan yang mungkin kurasakan sendiri. Bukankah ini seperti bercinta dengan diri sendiri? Bukankah kerja seniman begitu kan? Hanya bertanya.

Satu karya biasa (mungkin) telah kutuliskan dalam sejarah hidupku yang lama dalam tempurung. Syair berjudul 'kuikuti orang-orang berikat kepala itu' telah mengantarku menjadi satu dari sekian banyak yang ada di kitab sayembara! Satu dari sekian,.. ah apa istimewanya?

Pertama! sesuatu yang pertama selalu punya status lebih dari lainnya. Seperti cinta pertama, ciuman pertama, semua biasa saja, kecuali status pertamanya. Dan puisi itulah yang pertama coba kubagikan. Pertama kali aku ingin mengajak yang lain bercinta juga dalam rangkaian kata. Enakan mana? Sendiri atau banyakan? )



Sudiyah Istichomah




----

0 komentar:

Posting Komentar