Surutnya Danau Abert (antara kegelisahan para ilmuwan dan 'diam'nya para pihak)

// // Leave a Comment

(Mencoba menulis kembali apa yang telah kubaca dan kupahami dari sebuah artikel di koran Oregonian edisi Minggu, 6 Juli 2014)
 
Albert Lake 2012 dan 2014. (sumber: Oregonian)
Bagaimana mungkin sebuah danau bisa tiba-tiba mengering tanpa sebab? Bahkan para ilmuwan-pun tidak memahaminya! Itulah yang terjadi di Danau Abert, sebuah danau air asin di Lake County, Oregon, Amerika Serikat (lihat di google maps). Danau itu telah mengalami penurunan kedalaman sampai dengan 90%, dari awalnya 16 feet (4,9 meter) menjadi tinggal 2 feet (0,6 meter). Surutnya danau berdampak panjang: hilangnya udang air asin yang berujung pada hilangnya tempat singgah burung-burung migran. Sejumlah orang kehilangan mata pencaharian dari udang dan timbul pula tarik ulur kepentingan antara para pihak pemangku kepentingan. 


Sumber air Danau Abert adalah timbunan salju di Hutan Nasional Fremont yang kemudian meleleh dan mengalir ke Sungai Chewaucan. Sungai ini adalah satu-satunya yang mengalirkan air ke Danau Abert. Sungai Chewaucan mengalir melewati Kota Paisley dan sejumlah lahan peternakan. Para peternak di daerah ini memiliki hak mengambil air sungai untuk peternakannya (menumbuhkan rumput dan minum ternak). Jumlah air yang mengalir ke Danau Abert sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang dialirkan. Dikatakan dalam Oregonian bahwa jumlah air yang diambil para peternak ini melampaui jumlah air yang disediakan alam. Memang jika tanpa air para peternak ini tidak bisa bertahan, tapi Danau Abert juga memiliki kepentingan yang selama ini dikesampingkan.

Udang air asin (img source: here)
Turunnya volume air danau meningkatkan kadar garam yang semula 2,5% kini menjadi 3,5 persen dan hal ini mengancam kehidupan udang. Seorang pengusaha udang, Keith Kreuz, menjelaskan bahwa selama lebih dari 30 tahun memanen udang di Danau Abert, baru kali ini dia hampir tidak mendapatkan apa-apa. JIka dulu dia bisa memanen 50.000 pon setahun, sekarang 5000 pon per-tahun juga sudah beruntung. Memang Kreuz merugi, tapi kerusakan lingkungan lebih menjadi kekhawatirannya. “We’ve lost our livelihoods, but it’s an ecosystem that’s been around for
Burung migran (img source: here)
thousands years that’s been lost.”,kata Kreuz. 

Lalu apa yang menyebabkan surutnya Danau Abert? Belum ada jawaban pasti. Apakah karena musim kering karena memang daerah ini relative kering? Atau karena penyedotan air berlebihan dari para peternak? Atau juga proyek Rehabilitasi Ikan Redband Trout  $2 juta dolar yang selesai tahun 2006 silam? Belum ada yang tahu, tapi yang jelas kejadian ini sudah diluar alamiah dengan kata lain tidak wajar. 

Kekhawatiran-pun ditunjukkan oleh para ilmuwan yang bersatu membentuk ‘Lake Albert Council’.  Beberapa anggotanya adalah Ron Larson (pensiunan US Forest and Wildlife Service), Joe Eilers (ahli hidrologi), dan David Herbst (ahli biologi dari Universitas California). Eilers berkata,”There was no reason for the lake to dry up the way it did. At this rate it should be a puddle by August.”- Jika hal ini berlanjut, Agustus nanti Danau Abert hanya akan tinggal genangan air. 

Keingin-tahuan para ilmuwan itu banyak mendapat hambatan dari pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan Sungai Chewaucan. J Eilers pernah mencoba mengajukan proposal penelitian untuk mengungkap sebab fenomena surutnya Danau Abert ke ‘Oregon Watershed Enhancement Board’, agensi pemerintah yang mengurus tentang air, sungai dan DAS. Tapi kemudian proposal tersebut ditolak dengan alasan kurang memenuhi syarat. “It’s an important topic to get a handle on, but the application wasn’t right for funding.” Jawaban dari Sieglitz, seorang pegawai agensi tersebut. 

Eilers tak patah arang dan kemudian bergabung dengan Lake County Watershed Council, organisasi non-pemerintah yang beranggotakan juga para peternak di County Lake. Sayangnya, organisasi ini kurang bersemangat mengurusi fenomena danau. Para peternak ini khawatir jika jatah air miliknya akan dikurangi untuk dialirkan ke danau. Isu ini sangat sensitif bagi mereka. 

Menurut Brian Mayer, ahli air dari Oregon Water Department yang bertugas mengawasi penggunaan air, tidak ada tanda-tanda penyedotan air berlebih dari para peternak. Jika ada, pasti akan banyak protes yang masuk dan ini tidak ada. Oregon sendiri tidak memiliki data tentang jumlah penggunaan air di wilayahnya. Perhitungan hanya dilakukan dengan pengamatan kasar. Menurutnya, surutnya danau disebabkan oleh kekeringan, tidak ada yang lain. Dengan skeptis dia menyatakan jikapun para ilmuwan itu memiliki data dia tidak punya waktu untuk membacanya. “I don’t have time to read it.” 

Tidak hanya itu, Trent Seager (kandidat doktor di Oregon State University) juga menceritakan hal serupa. Dia pernah meneliti tentang burung migran di danau dalam kurun 20 tahun. Dia bertemu dengan pegawai dari US FWS beberapa kali. Pada pertemuan pertama, dia disambut dengan antusiasme, tapi selanjutnya sangat berkebalikan. Para pegawai mengatakan ‘hal-hal yang seragam dan serempak’, seperti sudah diatur. Seager juga mengatakan bahwa dia pernah mendengar ucapan,”It’s not about doing the right thing, it’s about doing the politically right thing.”
Sungai Chewaucan (img source: here)

Dari cerita di atas, aku mencoba membuat peta kepentingan (ini istilahku sendiri bisa saja kurang pas).

Pihak-pihak yang terlibat/ memiliki kepentingan atas Danau Abert:
     


1.          US Forest Service: agensi inilah yang mengurusi Hutan Nasional Fremont yang merupakan hulu Sungai Chewaucan. USFS - Fremont Winema National Forest

2.          US Fish and Wildlife Service: agensi pemerintah ini juga bertugas mengurus ikan dan satwa liar. Proyek ikan Trout, hilangnya udang payau dan burung migran adalah sebagian dari tanggung jawab mereka. Keterangan terakhir dari Trent Seager menyebutkan bahwa US FWS sangat berhati-hati menanggapi isu air di daerah ini. Kenapa? Apakah ada ketakutan akan suatu hal? Adakah kaitannya dengan politik?

3.          Oregon Watershed Enhancement Board: agensi pemerintah juga yang khusus menangani perihal air, sungai, dan DAS. Tapi dalam cerita ini, sepertinya agensi ini ‘ogah-ogahan’ menangani isu yang terjadi. Kenapa? 

4.         Oregon Water Department: Agensi pemerintah negara bagian Oregon untuk mengawasi penggunaan air. Jawaban skeptic dan tidak adanya data pasti tentang penggunaan air menunjukkan bahwa agensi ini tidak ingin terlalu ikut campur dalam fenomena surutnya danau. 

5.           Lake County Watershed Council: sebuah NGO yang anggotanya beragam termasuk para peternak. Organisasi sangat berkepentingan dengan isu surutnya Danau Abert namun memilih ‘diam’ karena isu ini sangat sensitif terhadap kelangsungan mata pencaharian peternak yang sangat tergantung dari S. Chewaucan.

6.          Para pengusaha udang payau yang menggantungkan hidupnya dari memanen udang yang saat ini sangat terancam. 

7.          Para peternak yang mengambil air dari S. Cheuwacan untuk keberlangsungan nafkah hidupnya.

8.         Lake Abert Council, yang terdiri dari sejumlah ilmuwan yang ingin khawatir dengan kondisi danau yang semakin kering. Apa yang memotivasi mereka? Apakah alasan akademis atau panggilan hati nurani? Apa keuntungan yang mereka dapatkan dengan memperjuangkan Danau Abert?


Hal ini sangat menarik karena ‘kegelisahan’ akan nasib danau dimulai dari para ilmuwan yang mungkin saja hidupnya tidak terkait langsung dengan nasib danau. Kegelisahan mereka-pun seperti dianggap ‘angin lalu’ oleh para pemangku kepentingan lain, ya kecuali para pemanen udang yang telah merasakan dampak langsungnya. 

Apakah ini hanya kekhawatiran berlebih para ilmuwan? Atau sengaja membuat isu segar dan membuat proyek baru? Atau apakah mereka memang benar?

Lalu kenapa yang lain diam? Agensi pemerintah takut untuk mengakui keteledorannya atau malas dengan isu baru? Atau mungkin takut jika terjadi pergolakan di masyarakat karena bisa jadi berkembang ‘isu rebutan air’? 

Para peternak dan Watershed Council juga kenapa anteng? Ya, ini mudah dimengerti sih karena para peternak tentu tak mau dikurangi jatah air yang juga akan mengganggu pendapatannya.
Lalu apa yang akan terjadi jika danau ini benar-benar kering? Siapa yang rugi? Siapa yang terdampak?


Pengukur tinggi air ini bukti keringnya danau (img source: here)
Seorang kawan berkata,”Mungkin ini efek climate change.” Ehm, bisa jadi. Kalau memang demikian kita bisa apa? Pernahkah terpikir jika ‘perubahan iklim’ adalah sesuatu yang alami? Hanya sekedar bertanya. 

Dan para ilmuwan di Danau Abert itupun mungkin penasaran. Kok bisa danau sebesar itu tiba-tiba jadi hampir kering? Tapi ternyata pertanyaan mereka itu banyak menyenggol para pihak.

Artikel sumber dari Oregonian di sini.

(Sudiyah Istichomah)

0 komentar:

Posting Komentar