Little Angel from Kayong Utara

// // Leave a Comment
Ini adalah catatan tentang seorang sahabat, seorang teman yang dalam hidupku yang cuma sekali ini telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk kutemui. Ya, melalui catatan ini aku ingin mengungkapkan betapa mereka-mereka ini sangat berharga. Benar-benar berharga hingga aku bahkan kadang tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. 


Angel 
Angel, cuma itu yang kuingat tentang namanya. Angel yang seperti malaikat kecil, memberikan kesejukan di hati, menawarkan keramahan tak tersembunyi. Gadis kecil yang membuka mataku akan dunia yang masih menyimpan orang-orang baik tanpa perlu syarat apapun. Terimakasih ya Angel. Meski hanya bicara denganmu tak lebih dari 15 menit, tapi sosok 'malaikat'mu itu telah menancapkan kesan mendalam di hatiku. 


Hari itu tanggal 15 Desember 2013, dalam perjalanan Sukadana - Pontianak melewati sungai . Dalam speed boatyang dipenuhi penumpang yang berdesakan itu, aku duduk di antara orang-orang yang sama sekali tak kukenal. Meskipun dalam suasana yang penuh sesak itu, aku merasa bagaikan seorang diri saja. Mau bagaimana lagi? Ingin mengobrol dengan orang pun rasanya sungkan. Malas juga SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) di tempat ini. Aku juga merasa lebih baik aku melamun sendiri sambil memandang tepi sungai yang dipenuhi nipah dan bakau, atau melihat birunya langit di atasnya. Dentuman musik Rock dari headset yang menyumbat telingaku melengkapi terpisahnya aku dengan realita dengan para manusia. Dan percayalah, tidak hanya aku yang melakukannya. (Ah, aku jadi teringat tentang 'budaya keramahan di angkutan umum yang semakin hilang'- baca lagi lah.)

Selama kurang lebih 4 jam perjalanan yang dihabiskan untuk bisa sampai ke Pontianak.Pelabuhan tujuanku adalah yang terakhir sehingga aku turun belakangan. Satu per satu penumpang turun, begitu juga para penumpang di kanan kiriku. Saat itulah kemudian Angel muncul. Awalnya Angel duduk di depanku, nyelip di antara Mama dan Tantenya. Melihat ada bangku kosong, dia kuajak untuk duduk di sampingku. Dan dia pun dengan senang hati duduk di sampingku.

Angel yang baik. Tak perlu basa-basi, tak perlu ragu-ragu, kamu lalu menyapaku.
"Kakak darimana? Namanya siapa? Kalau aku namanya Angel dari Teluk Batang." katamu.
Kukenalkan diriku, sekadarnya. Ada sedikit lega di hatiku. Mungkin pada akhirnya aku bisa bicara dengan orang. Dan Angel-lah yang memulainya.

Kami pun mengobrol banyak. Angel tidak sungkan-sungkan bertanya ataupun bercerita tentang diri dan keluarganya. Dia bercerita bahwa dia akan pergi bersama Ibunya menemui saudara di daerah Singkawang. Dia senang karena sebentar lagi dia akan punya adik. Ya, saat itu Ibunya sedang hamil besar. Dia menanyakan apakah aku pernah pergi ke Jakarta, bagaimana rasanya naik pesawat, dan bagaimana suasana kota-kota di Jawa. Angel mendengarkan ceritaku dengan penuh antusias dan semangat. "Suatu saat, Angel akan pergi juga ke Jakarta dan juga berkuliah." katanya.

Satu pertanyaan dari Angel yang paling kuingat adalah, "Kalau kakak orang apa?". Aku jawab saja bahwa aku orang Jawa. Eh dia balik bertanya, "Bukan itu, kalau Angel kan orang katholik, kalau kakak apa gitu? Kristen apa Islam?". Oh, dia bertanya tentang agama rupanya. Memang di daerah ini, keragaman religiusnya cukup tinggi. Mayoritas orang keturunan Cina beragama nasrani atau kong hu chu. Kebetulan Angel ini beragama katholik. Kukatakan padanya bahwa aku orang Islam.

Aku pikir dia akan berubah cara bicaranya ketika tahu bahwa aku beda keyakinan dengannya. Tapi ternyata tidak. Baginya beda agama bukanlah suatu masalah. Dia punya banyak teman pula yang berbeda-beda keyakinannya. Dia katakan kalau kebanyakan orang Islam itu orang Melayu. Awalnya dia berpikir kalau aku orang nasrani juga karena mukaku yang sedikit berbau 'cina'. Hehehe, bisa saja Angel ini.

Percakapan kami yang singkat akhinrya harus diakhiri. 15 menit telah berlalu dan speed boat sudah sampai di pelabuhan terakhir. Ah, rasanya masih ingin berlanjut. Baru sebentar aku bicara dengan Angel. Masih banyak obrolan yang ingin aku lanjutkan. Keramahan Angel dan sudut pandang anak-anaknya yang polos dan penuh dengan harapan, seolah membawakan kembali 'semangat' ku yang pudar. Semangatku untuk selalu meyakini bahwa menjadi manusia itu adalah keajaiban yang sangatlah besar. Dan bahwa setiap manusia itu memiliki pesonanya yang tak terkira.

Aku hampir saja lupa. Sungguh! Rutinitas bernama 'kerja' terkadang menumpulkan pikiran dan perasaanku. Hampir saja aku menjadi bagian dari pasukan robot yang hidup hanya untuk sekedar hidup. Hahh, Angel. Dirimu adalah seorang angel  yang dikirim Tuhan untukku. Terimakasih ya sayang. Aku tidak tahu apakah kita akan bertemu lagi, atau bahkan jika kamu mengingatku, atau membaca sedikit coretanku di blog ini. Tapi aku yakin, pesan cinta itu akan selalu sampai ke tujuannya. Mungkin angin yang akan membawanya, atau arus laut yang memisahkan pulau kita, atau burung-burung di langit dan ikan-ikan di samudra. Aku yakin alam memiliki bahasa dan dia akan menyampaikan sayangku untuk Angel kecil yang tinggal jauh di sana, di Teluk Batang, Kayong Utara, Kalimantan Barat.

--
Ah, beruntung aku sempat mengambil foto kamu yang cantik, Angel.


0 komentar:

Posting Komentar