Antara Pikiran dan Hati

// // Leave a Comment

Malam hari selalu menjadi waktu yang paling tepat untuk mencari inspirasi. Mungkin dalam gelapnya dunia, justru di situlah cahaya menampakkan cantik sosoknya.

Bukannya tak sadar bahwa segala yang indah selalu mengandung resikonya. Keindahan inspirasi malampun juga membawa bibit resiko yang tak bisa disepelekan.

Belenggu jasmani sungguh membatasi diri dalam definisi sebagai seorang makhluk, sebuah ciptaan. Tentu tak bisa lepas dari alamnya, kodratnya sebagai ciptaan. Dan kita ini adalah ciptaan yang berkehendak. Kehendak ciptaan bagian dari kehendak penciptanya. 

Ahh,.... kenapa ini begitu rumit ya. Berpikir dan berpikir untuk tidak berpikir sama-sama membuatku kepikiran. Jadi pusing. Pertarungan di kepala itu rasanya benar-benar sesuatu, jika boleh kupinjam istilah Syahrini. 'Sesuatu' itu adalah ungkapan untuk satu hal yang tidak jelas alias absurd, tak terdefinisi. Ya itulah di kepalaku saat ini. 

Terkadang sempat heran kenapa pikiran dan hati itu dipisahkan. 'Hati' yang tentu saja bukan liver atau jantung yang sering ditunjuk di dada jika orang mengacu pada 'hati'. Wong hati dan pikiran itu sama-sama kerjaan otak, katanya. Jadi harusnya nunjuk kepala kalau ngomongin hati, bukannya dada. 

Dalam gelapnya malam ini, ingin mencoba merasakan sedikit cahaya, mencari dimana letak hati berada. Ya ya ya. Dan jawabannya hati itu ada di pikiran kita. 

Tidak berpikir sama saja tidak punya pikiran, tidak berpikir sama saja tidak punya hati. Mangkanya berpikir. 

Lebih baik berpikir tanpa bertindak atau bertindak tanpa dipikir? Haduhhh.... Pe Er lagi nih..

Selamat malam.





0 komentar:

Posting Komentar